Puisi Alaiddin Koto: Telanjang Bulat

Telanjang Bulat

Karya: Alaiddin Koto

Kutatap matahari masih terbit di Timur
Masih tenggelam di Barat
Bintang-bintang masih menggantung di angkasa
Kadang terang.
kadang redup

Kulihat bukit dan gunung masih di situ
Duduk manis
Tapi senyumnya tak lagi semanis dulu
Kepalanya dah membotak digunduli penebang liar entah untuk apa

Ku lihat sawah masih terbentang di kaki bukit itu
Tapi pelukannya tak selebar dan tak se hangat dulu lagi
Berkurang oleh pohon-pohon beton yang semakin angkuh

Sungaipun masih mengalir
Tapi tidak sekencang sejernih dulu lagi
Ulah industri dan penambang liar yang makin kemaruk

Namun
aku masih merasakan yang dulu pernah aku rasakan
walau tak lagi seindah dulu

Tapi ketika kulayangkan pandang
ke tanah amat luas
yang dulu berselimut pohon-pohon hijau lebat menjulang langit,
hatiku menangis

Kemanakah perginya pohonku itu kini
Kemanakah terbangnya enggang-enggang perkasa yang dulu membelah awan itu kini
Kemanakah kijang dan rusa-rusa liar itu kini berlari
Atau digulung masuk karung penembak-penembak buas yang tak punya rasa ampun

Hatiku mulai menangis
Betapa semakin banyak makhluk bengis menghuni bumi

Tapi ada lagi yang lebih membuat aku menangis

Bangsaku yang sudah begitu jauh berubah
Meninggalkan budi pekerti luhur
Ajaran para leluhur
Lepas dari agama yang diajarkan ulama

Kejujuran hilang berganti dusta
Kecurangan terjadi di mana-mana
Malu tidak lagi jadi pakaian
Semua berkejaran mengejar umpan yang digantung di tali-tali syahwat yang tak pernah terpuaskan

Bangsaku dah telanjang bulat
Tak ada lagi pakaian yang melekat
Semua yang disuka dibuat
Aturan dibuat tak pernah dilihat
Hidup bersukaria ikuti syahwat

Ahhh
Cengeng kalinya aku ini
Bisikku dalam hati
Saat hujan lebat membasahi Tanah Melayu yang aku cintai

Biarlah semua itu pergi
Tapi jangan imanku yang ikut pergi
Hanyut digulung mimpi betapa memikatnya hidup bergelimang materi

Biarlah semua itu pergi
Toh semua juga akan pergi
Asal iman kan terus menemani
Mengawal diri sebelum akhirnya benar-benar pergi ke tempat yang abadi

Hujan Lebat di Pagi September yang Dingin (6/9/2023)

EDITOR:REYNA

Related Posts