Rahasia Sukses Menjadi Abdi Negara

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol Dan UNWTO, Dr Muhammad Najib memberikan pidato saat terjadi pergantian staf KBRI Madrid. Staf lama meninggalkan kantor KBRI, dan pada saat sama digantikan staf yang baru.

Dubes Najib membicarakan topik tentang kebahagiaan, karena pada dasarnya semua orang menginginkan hal itu.

“Karena begini secara umum saya lihat semua manusia itu nalurinya mencari bahagia hanya saja banyak yang tidak menemukan bahagia, atau menemukan kebahagiaan semu. Bahkan tidak sedikit yang tersesat kemudian menjadi bencana, baik malapetaka itu datang pada dirinya, pada keluarganya, dan tidak jarang juga masyarakat dan institusinya di mana dia berkarya itu ikut menanggung beban,” kata Dubes Najib.

Dubes Najib membagi kebahagiaan itu menjadi 4 level. Kebahagiaan yang paling rendah itu, menurut istilah yang diberikan sendiri olehnya, adalah kebahagiaan hewan. Hewan juga memiliki kebahagiaan seperti ini, contohnya bahagia kalau makan makanan enak, bahagia kalau bisa tidur nyenyak, bahagia juga kalau bersama pasangannya.

“Nah mereka yang mengikuti kebahagiaan ini sebetulnya berada di dalam kebahagiaan yang paling rendah,” terang Dubes Najib.

Kemudian satu tingkat di atasnya, menurut Dubes Najib, adalah kebahagiaan anak-anak. Contohnya anak-anak itu kalau diberikan baju baru senang, diberikan mainan baru senang, diajak rekreasi senang. Sadar atau tidak, diakui atau tidak, kebahagiaan anak-anak ini juga ada pada orang dewasa.

“Kalau punya rumah baru senang, punya mobil baru senang, punya tambahan rumah senang, rumahnya tambah lebar, tambah luas senang, jamnya baru senang dan seterusnya. Nah ini kesenangan level ke-2,” ungkap Dubes Najib.

Kemudian kesenangan yang lebih tinggi lagi, sambung Dubes Najib, adalah kesenangan level ke-3, yaitu kesenangannya orang berilmu. Semakin tinggi sekolah seseorang dia akan semakin memahami hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang ada di sekitar.

Bahkan sekarang orang tidak harus Sekolah Tinggi karena ilmu itu ada di mana-mana, ke toko buku kita beli buku apa saja ada mudah. Bahkan sekarang bisa beli online begitu juga kalau kita mau memanfaatkan HP kita secara baik dan benar.  Kita pertanyakan apa-apa ada yang di sekitar kita kalau kita tidak mengetahui kita tanya pada Google kita tanya pada Wikipedia itu pasti dia bisa menjawab bisa menjelaskan.

“Nah orang yang mengerti apakah itu fenomena sosial hubungan satu sebab dengan sebab lain atau fenomena alam kenapa bintang berkelip, kenapa matahari mengeluarkan cahaya, kenapa bulan bersinar, kenapa malam gelap, kenapa siang terang. Kenapa di Eropa 4 musim, kenapa di negeri kita dua musim dan seterusnya nah ini kebahagiaan tingkat ketiga,” jelas Dubes Najib.

Kebahagiaan yang paling tinggi, lanjut Dubes Najib, adalah kebahagiaan paripurna. Kalau orang berilmu ini bisa membagikan ilmunya kepada orang lain. Itu kebahagiaan yang dimiliki para ulama, para guru, para filosof.

“Nah para pengusaha juga bisa memiliki kebahagiaan paripurna ini dengan membuka lapangan pekerjaan memberikan keuntungan ekonomi kepada orang lain,” ujar Dubes Najib.

Para pejabat semakin tinggi jabatannya keputusan-keputusan yang mereka ambil membawa dampak besar, manfaat besar bagi masyarakat. Dia akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

“Nah jika kebahagiaan pertama dan kedua itu ingin tidak membuat kita terperangkap di dalam yang salah, maka kita harus melatih diri bisa mengontrolnya bisa menjaganya. Jangan ikuti terus menerus orang pingin makan enak. Boleh tapi kalau sudah kenyang berhenti karena kalau terus ditambah-tambah itu menjadi penyakit,” jelas Dubes Najib.

Dubes menambahkan, bahwa orang punya baju baru, punya baju bagus, punya baju matching boleh, tapi sesuai keperluan. Ada orang yang tidak mau bajunya dicuci, satu kali pakai berhenti kemudian ingin yang baru lagi. Ingin yang baru ini sudah menjadi penyakit

Begitu juga, orang boleh menggunakan logikanya mencari pembenar tapi sebetulnya logikanya berada di belakang nafsunya karena dia menjadi alat pembenar dari nafsunya itu.

Hati-hati, pesan Dubes Najib, kebahagiaan pertama dan kedua ini harus dijaga dikontrol jangan selalu diikuti karena kalau selalu diikuti apalagi sampai menabrak rambu-rambu melawan hukum, menghalalkan yang haram itu akan menjadi bencana banyak sekali.

Dia memberikan contohnya, di tanah air bukan hanya eksekutif, legislatif, yudikatif, di pusat maupun di daerah, provinsi, kabupaten, kota, jadi bencana. Hal ini cukup menjadi pelajaran dan contoh bagi kita.

“Nah tapi kebahagiaan ketiga dan keempat harus di maksimalkan mencari ilmu tidak ada batasnya semakin ilmu itu dikejar kita semakin kurang tidak seperti orang minum mencari ilmu semakin banyak ilmu yang kita timbang kita akan semakin haus. Nah hanya saja kalau ilmu sudah banyak jangan hanya dinikmati sendiri,” harapnya.

Itu bagus, sambungnya, tapi kejar kenikmatan paripurna, bagikan pengetahuan saudara pada orang lain. Setidaknya kalau saudara melihat sesuatu yang tidak benar kasihan nih saudara kita yang tidak mengerti yang menelusuri jalan yang salah ini ingatkan jangan diteruskan.

Mari kita mengejar ke tingkat yang paripurna. Tentu tiap orang memiliki dunianya sendiri punya seleranya sendiri disiplin ilmunya sendiri dan seterusnya, masuk level 3 dan 4. Mari kita ikuti Bapak Ibu sekalian untuk melengkapi agar kita betul-betul bisa menemukan kebahagiaan sejati.

Ada tips yang diberikan oleh Dubes Najib dalam dalam kesempatan itu, tingginya ilmu tingginya jabatan, tidak ada jaminan orang bisa masuk ke level ketiga dan keempat, karena ada hambatan yang seringkali memerangkap diri kita sendiri apa yang namanya motivasi.

“Coba kita sadari kita bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Ini motivasinya apa, saya yakin semuanya motivasinya baik mengabdi pada negara memajukan bangsa dan negara memakmurkan seluruh rakyat Indonesia. Tapi seringkali dalam perjalanan tergoda baik tergoda oleh lingkungan maupun karena ketidakmampuan mengendalikan nafsu yang ada pada diri kita sendiri. Karena itu di dalam Islam ada puasa Ramadan itu latihan mengendalikan nafsu khusus yang berurusan pada level pertama dan kedua. Banyak orang tidak merasa cukup dengan puasa ramadhan kemudian menambahnya puasa Senin Kamis. Ada orang yang tidak merasa cukup juga kemudian menambahkan menjadi puasa Daud. Ini dengan harapan yang bersangkutan bisa mengendalikan dirinya sendiri atas nafsunya,” jelas Dubes Najib.

Dubes Najib berharap merenungkan, kalau kita akan mengambil sebuah keputusan atau sikap dimulai dengan pertanyaan saya mendapatkan apa itu hati-hati. Kalau baru mau melangkah sudah mempertanyakan saya mendapatkan apa terkait dengan materi dan itu kepentingan personal, itu tanda-tanda itu akan menjadi tabir penutup, sehingga kita sekalian tidak bisa melihat lagi kebahagiaan sejati yang nampak adalah kebahagiaan semu.

Bagaimana kita bisa mengambil sebanyak mungkin, secepat mungkin, dan itu untuk kepentingan pribadi, apalagi akan merugikan masyarakat, merugikan kepentingan jangka panjang kita merugikan negara, berhati-hatilah.

Dubes Najib mengingatkan, kalau muncul perasaan seperti ini tidak akan nampak kebahagiaan sejati itu, dan tunggu waktunya. Kalau diteruskan bencana akan datang kepada kita. Nah, di dalam Islam itu ada hadis yang berfungsi makna lebih dalam dari ungkapan hadis ini yang mengatakan sebetulnya amal seseorang itu tergantung niatnya ini.

Coba tanya selalu kalau kita mau mengambil keputusan, pesan Dubes Najib, apa niat kita. Cobalah latih diri kita untuk berbahagia ketika bisa menolong orang lain. Coba latih diri kita untuk berbahagia manakala kita bisa memudahkan orang lain. Coba latih diri kita untuk berbahagia manakala melihat orang lain senang. Apalagi itu akibat dari sentuhan tangan kita.

“Nah kalau ini tanda-tanda positif, dan ini harus dilatih. Tidak bisa taken for granted, itu sebabnya anak-anak kecil kalau kita ajak salat kita titipkan uang satu Euro suruh nyumbang ke masjid. Ini melatih supaya dia bergembira, supaya hatinya ringan menolong orang,sehingga hatinya sensitif terhadap kesulitan orang lain, peduli terhadap masyarakat dan bangsanya. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan pada kesempatan ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua khususnya di KBRI Madrid ini dan saya berharap peningkatan kualitas diri orang perorang di sini itu akan menjadi bagian dari prestasi institusi KBRI di Madrid. kurang dan lebihnya saya mohon maaf,” pungkas Dubes Najib.

EDITOR: REYNA

Related Posts