Saatnya Lebih Kreatif: Bangun Industri Minyak Goreng Berbahan Baku Bio Solar

Oleh : Salamuddin Daeng

Harga minyak goreng di pasaran saat ini sudah sangat tinggi, tidak terkendali. Di berbagai tempat harga minyak goreng telah menenbus 70 ribu per liter. Luar biasa.

Kenaikan harga minyak goreng secara drastis memang telah menimbulkan kepanikan di tengah tengah masyarakat. Banyak pihak benar benar telah menggoreng isue ini. Bisa jadi isue ini dapat membuat presiden Jokowi kena mental.

Namun sisi lain kelangkaan minyak goreng dapat saja menimbulkan oportunity yang lain, yakni terbangunnya industri minyak goreng berbahan baku bio solar.

Hal ini sangat dimungkinkan mengingat harga bahan bakar Bio yang masih relatif murah. Sehingga jika bio solar diolah dengan cara dipisahkan kembali solar dengan minyak sawit maka akan dapat dihasilkan minyak goreng.

Jika mendapatkan ijin resmi dari pemerintah, industri pemisahan solar dari minyak sawit ini tentu akan menghasilkan keuntungan sangat besar. Kecenderungan harga minyak goreng akan terus meningkat menjelang bulan puasa.

Tentu ini dapat menjadi momentum untuk mendapatkan laba dari kegiatan ini sekaligus membantu pemerintah menstabilkan kembali harga minyak goreng di pasaran.

Bahan baku untuk industri pemisahan solar dengan minyak sawit sangatlah melimpah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pemerintah melalui Pertamina melakukan program bio diesel.

Program ini mencampur minyak sawit solar 30 persen dengan solar melalui program B30. Untuk program ini pemerintah berencana sampai B100, yakni 100 persen minyak sawit.

Dalam proyek B30 sekitar 10 juta ton minyak sawit dicampur dengan solar atau sebanyak 10 miliar liter minyak sawit.

Jika industri pemisahan minyak solar dengan minyak sawit bisa mendapatkan ijin legal, maka ini bisa menjadi penolong bagi pemerintah untuk menstabilkan kembali harga minyak goreng. Ngono Sinuhun.

EDITOR: REYNA

Related Posts