Soft Diplomacy Casa Asia di Spanyol

Soft Diplomacy Casa Asia di Spanyol
Duta Besar RI untuk Spanyol dan UNWTO (UN Tourism) Dr Muhammad Najib sedang menghadiri undangan dari Casa Asia yang bekerjasama dengan Universidad Rey Juan Carlos Madrid, membahas perkembangan dunia ilmiah terkait Asia

MADRID – Hari ini Duta Besar RI Untuk Spanyol dan UNWTO (UN Tourism Dr Muhammad Najib memenuhi undangan Direktur Jenderal Casa Asia di  Madrid. Casa Asia hari ini bekerja sama dengan Universidat Rey Juan Carlos, yang membahas masalah bagaimana perkembang dunia ilmiah di Spanyol ini terkait dengan Asia.

“Saya kira sangat menarik paparan hari ini karena paling tidak ada 8 Universitas di Spanyol yang membuka jurusan bidang study paling tidak mahasiswa untuk S1, S2 maupun S3 yang mengambil tema-tema disertasi yang berjudul tentang Asia. Saya sudah menduga bahwa China mendominasi perhatian masyarakat dunia ilmiah di Spanyol. Diikuti dengan Jepang, Korea dan kemudian India,” kata Dubes Muhammad Najib melalui channel youtube Wisma Duta RI Madrid.

Dubes Najib juga menjelaskan, bahwa Casa Asia ini adalah merupakan institusi di Spanyol yang mengembangkan soft diplomasi, diplomasi budaya atau diplomasi secara tidak langsung. Bagaimana Spanyol ini mendekati negara-negara Asia.

“Sebagaimana diketahui bahwa China dengan ekonominya yang luar biasa mempengaruhi Eropa. Itu menjadi perhatian utama. Selain masalah ekonomi tentu masalah sosial dan budaya menjadi instrumen yang sangat penting untuk apa yang disebut dengan  soft diplomasi,”  jelas Dubes Najib.

Dubes Muhammad Najib disela-sela acara melakukan komunikasi dengan para diplomat dan peserta Seminar (bawah). Paparan dari salah satu Universitas di Madrid (atas)

Di luar Casa Asia, Dubes Najib juga sering menghadiri seminar-seminar ilmiah di Spanyol, baik terkait dengan politik, perdamaian dan keamanan dunia. Ada tiga titik api yang seringkali diangkat apabila bangsa Spanyol atau masyarakat Spanyol pada khususnya dan masyarakat Uni Eropa pada umumnya yang menjadi perhatian di Asia.

Pertama adalah selat Taiwan. Yang kedua adalah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Dan belakangan yang cukup mendapatkan perhatian adalah Laut Cina Selatan yang kita juga sering sebut dengan Laut Natuna.

“Crash atau senggolan kapal pengawal pantai Filipina dengan kapal pengawal pantai Cina akhir-akhir ini juga mendapatkan perhatian dari masyarakat lepas. Dari semua itu saya kira Indonesia dan ASEAN mulai juga mendapatkan perhatian, walaupun tidak sebesar negara-negara yang saya sebutkan tadi,  dan ini harus dilihat sebagai sebuah oportunity. Kita di KBRI juga memberikan perhatian soft diplomasi ini sehingga kita harus rajin berkomunikasi dengan berbagai pihak demi Nasional Interest kita. Bagaimana kita harus perjuangkan. Mohon doa dan dukungannya,” ungkap Dubes Najib.

Video selengkapnya dapat dilihat dibawh ini:

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K