Upaya Strategis Menuju Produksi Minyak 1 Juta Barel di tahun 2025
Dari kondisi sektor hulu migas di atas, maka dapat dirumuskan framework langkah strategis menggenjot produksi minyak nasional, yang terdiri dari langkah strategis jangka pendek (0-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun) dan jangka panjang.
o Langkah Strategis Jangka Pendek (2020-2025)
Upaya konkrit yang dapat dilakukan menaikkan produksi minyak secara drastis adalah memaksimalkan potensi reservoir dengan mengoptimalkan produksi dari lapangan eksisting, melalui kegiatan workover dan well services, menjaga kehandalan fasilitas produksi, upgrade production plant facility, meminimalisir production loss dan unplanned shutdown. Manajemen reservoir yang cermat, re-aktivasi sumur dan menjaga kehandalan transportasi melalui pipeline integrity. Mempercepat produksi dari sumur-sumur infill, on stream produksi dari proyek pengembangan yang sedang dilakukan, monetisasi minyak di lapangan yang stranded dan marginal, percepatan produksi sumur-sumur penemuan (eksplorasi) melalui mekanisme Put On Production. Termasuk juga pembangunan kilang minyak mini dari lapangan migas yang lokasinya terpencil dan jauh dari infrastruktur migas eksisting – refinery plant.
o Langkah Strategis Jangka Menengah (2025-2030)
Upaya konkrit yang dapat dilakukan adalah akselerasi resources-reserves movement melalui mekanisme Penentuan Status Eksplorasi ke fase Development. Akselerasi monetisasi melalui percepatan Plan of Development, on stream dari proyek pengembangan dengan terobosan solusi pada proyek yang masih menghadapi hambatan baik operasional maupun non teknis. Optimalisasi secondary recovery melalui kegiatan waterflood. Menggenjot produksi melalui pengembangan Enhanced Oil Recovery (EOR) / Improved Oil Recovery (IOR) secara full scale. Pada tahapan awal produksi (primary recovery), setidaknya terdapat sekitar 15-30% minyak di reservoir yang dapat diproduksikan secara natural flow serta artificial lift, selanjutnya produksi minyak dapat ditingkatkan melalui teknik EOR yang merupakan tertiary recovery dimana produksi secara teoretis dapat ditingkatkan hingga mencapai 40-70%. Dengan menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang paling sesuai dan keekonomian proyek EOR yang feasible, menurut perhitungan kementerian ESDM, masih terdapat potensi 1,6 miliar barel minyak yang bisa dioptimalkan.
o Langkah Strategis Jangka Panjang
Memastikan pertumbuhan produksi dan peningkatan sumber daya migas yang berkelanjutan (sustainability growth), melalui kegiatan eksplorasi yang massive. Tanpa eksplorasi yang agresif, cadangan migas nasional tidak akan cukup memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Persoalan ini mengancam kemandirian energi nasional dalam jangka panjang. Upaya strategis yang dapat segera dilaksanakan adalah fokus pada utilisasi potensi penambahan cadangan migas nasional sejumlah 5.2 miliar barel minyak ekuivalen (2,7 miliar barel minyak dan 14 TCF Gas) dari sumur-sumur penemuan migas (discovery) yang sudah terbukti lewat test berisi kandungan hydrocarbon, akan tetapi belum ditingkatkan statusnya menjadi cadangan nasional. Juga prioritas akselerasi kegiatan eksplorasi pada target berupa prospek-prospek dari berbagai KKKS yang telah dibor dan ada indikasi migas tetapi tidak ditest sejumlah 16.6 miliar barel minyak ekuivalen dari 120 struktur (Komite Eksplorasi Nasional, 2016). Apabila kedua langkah ini dilaksanakan, akan meningkatkan cadangan migas dan siap diproduksikan pada 10 tahun mendatang.
Potensi sumber daya migas di Indonesia pada dasarnya masih cukup besar. Indonesia memiliki 128 cekungan migas, di mana hanya 54 di antaranya yang sudah dieksplorasi.Dari hasil ekplorasi itu, baru 18 cekungan yang telah berproduksi dan bisa menyumbang cadangan sebesar 3.5 miliar barel. Sisanya, alias 36 cekungan, memiliki potensi kandungan migas sebesar 7.5 miliar barel.
Terdapat setidaknya tiga tantangan strategis kegiatan eksplorasi yang harus segera diselesaikan, antara lain: diperlukan konsep-konsep eksplorasi yang baru, evaluasi regional dan terintegrasi, speculative survey di open area untuk menggairahkan eksplorasi migas, dikelola oleh Pemerintah melalui SKK Migas dan Pertamina, dan diperlukannya terobosan kebijakan fiscal term yang lebih menarik untuk eksplorasi di open/frontier area & deepwater area.
Beberapa langkah strategis di atas, sesungguhnya tidak bisa dilaksanakan at any cost. Ada boundary limit yang spesifik sesuai dengan karakteristik masing-masing kegiatan. Pada kegiatan eksploitasi, yang menjadi indikator adalah biaya produksi dan biaya operasi. Perusahaan minyak dituntut untuk efisiensi biaya produksi jauh di bawah harga jual minyak mentah, sehingga dapat memaksimalkan profit. Pada kegiatan pengembangan project, yang menjadi concern adalah development cost, IRR, Net Present Value dan profitability index atau juga dikenal sebagai profit investment ratio (PIR), yaitu rasio laba yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai investasi proyek yang diusulkan. Pada kegiatan eksplorasi, finding cost menjadi indikator yang penting, yaitu berapa biaya yang dikeluarkan untuk menemukan 1 barel minyak. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan tingkat keekonomian, maka diperlukan terobosan kebijakan seperti adanya insentif fiscal, tax holiday, dan beragam inovasi regulasi lainnya.
Patut menjadi catatan, berbagai upaya strategis tersebut tidak akan mungkin terlaksana tanpa adanya investasi. Investasi sektor hulu migas memiliki dua karakteristik utama. Pertama, membutuhkan investasi yang besar baik pada tahap eksplorasi dan eksploitasi. Kedua, masa pengembalian investasi dalam jangka waktu sangat panjang. Sehingga adanya kepastian, baik kepastian regulasi, kepastian proses bisnis dan kegiatan operasi, serta kepastian tingkat pengembalian investasi, adalah faktor yang sangat penting bagi investor. Oleh karena kepastian regulasi menjadi salah satu pertimbangan utama investor untuk berinvestasi, maka penyelesaian revisi UU Migas mutlak menjadi agenda utama. Selain itu, pembenahan sector hulu juga harus selaras dengan penyiapan infrastruktur di sector hilir. Mengingat minyak mentah tersebut tentu diprioritaskan untuk penyerapan kilang domestik yang tentunya dengan desain yang spesifik untuk mengolah minyak mentah dengan spesifikasi tertentu.
Semua tantangan dan langkah strategis di atas apabila segera diimplementasikan diharapkan mampu memperkuat kemandirian energi, yaitu terjaminnya ketersediaan energi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin semua potensi sumber daya domestik. Tantangan berikutnya adalah, apabila sudah dilakukan upaya strategis, baik jangka pendek maupun jangka menengah, untuk mencapai target 1 juta barel per hari di tahun 2025, namun realisasi masih di bawah target, langkah apa yang harus dilakukan?
Penulis mengusulkan strategi diplomasi energi yang selaras dengan kebijakan energi dan strategi geopolitik yang komprehensif. Memastikan jaminan pasokan minyak dari luar negeri, melalui program “brings barrels home” – produksi dari lapangan minyak di luar negeri di mana Pertamina berperan sebagai operator atau memiliki participating interest. Minyak mentah yang diproduksikan tersebut dikirim dengan tanker Pertamina, diolah di kilang domestik, dan produknya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional. Lebih jauh lagi adalah mengimplementasikan konsep value creation through Indonesia Incorporated, di mana bisnis hulu migas menjadi lokomotif dengan membawa gerbong business oil services, infrastruktur, pengadaan barang dan jasa. Revenue dari proses rantai bisnis ini tentu menjadi devisa nasional. Untuk itu, mutlak diperlukan dukungan pemerintah terhadap aksi korporasi Pertamina mengakuisi blok-blok migas prospektif di luar negeri. Semoga!
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia



slot online เว็บนอกNovember 18, 2024 at 1:41 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/strategi-menggenjot-produksi-minyak-1-juta-barel-per-hari/ […]
Engineering TechniciansJanuary 24, 2025 at 9:46 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/strategi-menggenjot-produksi-minyak-1-juta-barel-per-hari/ […]