Oleh : dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Cirebon, Indonesia 13 Desember 2020
Kepada Yth Sejawat
Para Pimpinan PB IDI
di-Tempat
Salam Sejawat,
Semoga sejawat semua, dalam keadaan sehat wal afiat selalu. Aamiin yra.
Para Sejawat Yth,
Pada hari ini saya membaca dan melihat video ketua tim Satgas COVID-19 PB IDI, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM dalam masalah vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Beliau menghimbau supaya bapak Presiden dan para Menterinya seyogyanya di vaksinasi terlebih dahulu. Untuk menjadi contoh teladan bagi masyarakat Indonesia sehingga tidak ragu-ragu untuk di vaksinasi.
Apakah ini suatu himbauan yang baik?
Para Sejawat Yth,
Pada hemat saya salah satu fungsi dari dokter adalah mencerdaskan masyarakat yang awam dalam masalah kesehatan, supaya dapat lebih mengerti tentang hal tersebut.
Vaksin yang akan di suntikkan kepada masyarakat Indonesia saat ini adalah vaksin Sinovac. Dan saya telah mengirimkan artikel pada sejawat semua, tentang 10 vaksin unggulan WHO yang telah masuk fase 3 (AGAMA COVID-19, VAKSIN DAGELAN DAN VAKSIN HORROR (Lawan Penjajahan COVID-19)).
Hasil investigasi terhadap jurnal-jurnal internasional yang saya dapatkan, telah di tuliskan dalam artikel itu. Maka berdasarkan ilmu saya, 10 vaksin unggulan WHO tersebut masih di bawah standar (vaksin dagelan). Dan yang paling terlucu dari vaksin-vaksin dagelan tersebut adalah vaksin Sinovac. Apakah para sejawat setuju dengan penilaian saya itu?
Di artikel tersebut saya tuliskan bahwa titer antibodi neutralizing Sinovac, bersama dengan CanSinoBio, adalah terendah dari vaksin-vaksin lainnya. Titer antibodi IgG terhadap spike protein SARS COV 2, bersama vaksin Sinopharm, adalah terendah diantara vaksin-vaksin lainnya. Limposit T sitotoksik tidak di periksa pada riset vaksin Sinovac.
Percobaan vaksinasi pada orang tua (≥ 60 tahun), tidak mereka lakukan. Padahal uji coba pada orang tua mutlak harus ada pada uji klinis fase 2 riset vaksin. Dengan dasar-dasar di atas, wajar bila Sinovac, mempunyai efek samping yang setingkat dengan placebo. Atau tidak jelas, apakah Sinovac suatu vaksin atau bukan. Karena itulah saya menempatkannya sebagai vaksin terlucu dari 10 vaksin dagelan WHO.
Bila sejawat setuju dengan apa yang saya tuliskan di atas, maka menyarankan supaya presiden, di suntik terlebih dahulu dengan vaksin terlucu itu (Sinovac), adalah suatu pembodohan. Seyogyanya sejawat menyarankan pada Presiden RI, supaya vaksin Sinovac itu, jangan di pakai atau di kembalikan lagi ke negara Cina. Sebab memvaksinasi ratusan juta rakyat Indonesia, dengan ke efektifan vaksin sangat rendah, merupakan suatu sandiwara komedi yang sangat besar, dan memalukan kita semua.
Memalukan kita semua, karena kitalah yang paling mengerti dalam masalah vaksin tersebut. Dan adalah dosa yang sangat besar, bila kita tidak memberikan ilmu yang benar dalam masalah vaksin tersebut.
Fase 3 dari vaksin Sinovac, yang saat ini tengah berjalan, tidaklah merubah derajat dari ke efektifan vaksin tersebut. Sebab keefektifan vaksin terutama di nilai pada fase 1-2. Sedangkan fase 3, terutama menilai safety atau efek samping dari vaksin tersebut. Tidak ada lagi pemeriksaan laboratorium untuk menilai IgG, antibodi neutralizing, limposit T sitotoksik dan sel NK pada uji klinis fase 3.
Demikianlah surat saya. Semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Untuk memperkuat pengembalian vaksin tersebut selain pada Presiden RI, surat inipun saya tembuskan pada anggota DPR RI.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Saling berlaku jujurlah dalam ilmu, dan jangan merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya ketimbang berkhianat dalam harta” – ( Abu Nu’ai )
Salam sejawat.
dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 2): Guncangan di Ruang Reformasi dan Bayang-Bayang Operasi Garis Dalam

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 1) : Walkout, Ketegangan, dan Polemik Komisi Reformasi Polri

Sikap Arogan Ketua Tim Reformasi Polri Justru Tak Hendak Mendengarkan Suara Rakyar

Sutoyo Abadi: Memusingkan

Tantangan Transformasi Prabowo

Kementerian PKP Tertinggi Prestasi Penyerapan Anggaran dari Seluruh Mitra Komisi V

Kejati Sumut Sita Rp150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I: Babak Baru Pengungkapan Skandal Pertanahan 8.077 Hektare

Dipimpin Pramono Anung Jakarta Makin Aman dan Nyaman, Ketua Umum APKLI-P: Grand Opening WARKOBI Januari 2026 Diresmikan Gubernur DKI

Refly Harun Dan RRT Walkout saat Audiensi Dengan Komisi Percepatan Reformasi Polri



free tokens camNovember 12, 2024 at 12:57 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/nasional/surat-dokter-soal-vaksin-sinovac-jangan-dipakai-kembalikan-lagi-ke-china/ […]
top webcam sitesNovember 26, 2024 at 10:07 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/nasional/surat-dokter-soal-vaksin-sinovac-jangan-dipakai-kembalikan-lagi-ke-china/ […]
เกมสล็อต PG เว็บตรง คืออะไรDecember 20, 2024 at 7:17 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/nasional/surat-dokter-soal-vaksin-sinovac-jangan-dipakai-kembalikan-lagi-ke-china/ […]