Oleh: Yusuf Blegur
Yusuf Blegur, Pernah Aktif di DPP HIMMAH Alwasliyah, Mantan Presidium GMNI
Propaganda dunia selalu menempatkan kaum lelaki sebagai satu-satunya makhluk penuh jasa dan perkasa.
Pikiran, ucapan dan tindakannya terlanjur dijuluki pemilik dominasi dan hegemoni yang digdaya.
Sejak muda penuh dinamika, menjadi kepala rumah tangga hingga menjabat kepala negara.
Populasi maskulin itu memang selalu unggul dan dianggap paling menentukan dan berkuasa.
Hakekatnya sering dilupakan, bahwasanya Tuhan telah menciptakan perempuan sebagai kekuatan kehidupan dunia.
Tidak sekedar mengandung dan melahirkan bayi, perempuan secara historis filsafat dan historis materialisme menjadi awal peradaban manusia.
Divonis lemah karena lebih dominan menggunakan hatinya ketimbang logika.Sejatinya wanita adalah pekerja nyata seumur hidupnya dengan seluruh ketulusan, pengorbanan jiwa dan raga.
Sebagai anak, istri dan sekaligus sebagai seorang ibu, kemuliaan amanah itu tak akan sanggup dipikul semua pria.
Beban Sosial ekonomi, sosial politik, sosial budaya dan sosial agama begitu berat membebani pundaknya.
Melampau batas dari sekedar mengurus mahligai pernikahan dan memenuhi persoalan angka dan biaya.
Peran dan fungsinya sebagai pondasi yang menopang keluarga, karakter feminim itu juga vital memengaruhi pembentukan anak soleh-soleha sebagai tunas bangsa.
Saat krisis tak terhingga menyelimuti sampai ke tulang sumsum, semua pemuda dan orang dewasa penuh pertimbangan hanya bisa terlena dan pasrah menikmati suasana.
Emak-emak berani tampil untuk bersuara dan bersikap kritis pada penguasa.
Gigih dan militan aksi turun ke jalan menghadapi mara bahaya, mewakili seluruh rakyat yang penuh nestapa dan derita.
Mengambil alih peran aktifis pergerakan, politisi dan mayoritas mahasiswa, betapa Indonesia kekinian yang sesungguhnya hanya ada realitas lelaki perasa dan perempuan perkasa.
Tulisan ini didedikasikan untuk Fatia Maulidiyanti Kontras, emak-emak ARM dan aktifis organisasi pergerakan serta semua kesadaran kritis dan gerakan perlawanan yang dipelopori oleh kaum ibu dan perempuan Indonesia.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo



คลินิกปลูกผม นครสวรรค์December 28, 2024 at 2:32 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yusuf-blegur-lelaki-perasa-dan-perempuan-perkasa/ […]