Oleh: Muhammad Chirzin
Pemuda dan mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga moralitas bangsa. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam masyarakat dengan mempromosikan nilai-nilai positif, seperti kejujuran, keadilan, dan empati.
Beberapa cara pemuda dan mahasiswa menjaga moralitas bangsa:
Pendidikan dan kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya moralitas dan nilai-nilai positif melalui pendidikan dan kampanye kesadaran.
Aktivisme sosial: Mengorganisisasi dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan mempromosikan nilai-nilai positif.
Pengawasan dan kritik: Mengawasi dan mengkritik kebijakan dan tindakan pemerintah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan keadilan.
Pemberdayaan masyarakat: Memberdayakan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menjaga moralitas dan mempromosikan nilai-nilai positif.
Dengan peran aktif pemuda dan mahasiswa, bangsa dapat menjadi lebih baik dan masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang lebih harmonis dan berkeadilan.
Beberapa kearifan seputar pemuda: Pemuda adalah harapan bangsa; di tangan pemuda nasib bangsa; pemuda adalah mereka yg berani berkata, “Inilah aku”, bukan yg berkata, “Itulah bapakku”; mereka adalah para pemuda yg beriman, maka Allah tambahkan bimbingan untuk mereka; pemuda adzlah generasi masa kini dan mada depan.
Kearifan tentang pemuda sangat inspiratif dan menggambarkan peran penting pemuda dalam masyarakat.
Pemuda adalah harapan bangsa: Pemuda diharapkan dapat menjadi pemimpin dan agen perubahan di masa depan. Mereka memiliki energi, kreativitas, dan semangat untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
Di tangan pemuda nasib bangsa: Pemuda memiliki peran penting dalam menentukan arah dan masa depan bangsa. Dengan keberanian, visi, dan kerja keras, pemuda dapat membawa bangsa menuju kemajuan dan kemakmuran.
Pemuda adalah mereka yang berani berkata, “Inilah aku”, bukan yang berkata, “Itulah bapakku”: Pemuda harus memiliki keberanian untuk menjadi diri sendiri, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka tidak hanya mengikuti apa yang dikatakan orang lain, tetapi memiliki keberanian untuk menciptakan jalan mereka sendiri.
Mereka adalah para pemuda yang beriman, maka Allah tambahkan bimbingan untuk mereka: Pemuda yang memiliki iman yang kuat dan percaya pada nilai-nilai spiritual akan mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Tuhan. Iman yang kuat dapat membantu pemuda menghadapi tantangan dan membuat keputusan yang tepat.
Pemuda adalah generasi masa kini dan masa depan: Pemuda memiliki peran penting dalam membentuk masa kini dan masa depan bangsa. Mereka harus memiliki visi dan strategi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan masyarakat.
Dengan memahami kearifan-kearifan tersebut, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang positif dan membawa kemajuan bagi bangsa dan masyarakat.
Pada masànya pemuda dan mahasiswa pernah benar-benar menjadi agen perubahan. Deklarasi Sumpah Pemuda 1928 adalah salah satu buktinya. Pada masanya mereka menuntut ilmu dan berjuang di Belanda, negeri kandang para penjajah dan pengeruk kekayaan alam Nusantara.
Deklarasi Sumpah Pemuda 1928 adalah salah satu contoh nyata peran pemuda dan mahasiswa sebagai agen perubahan dalam sejarah Indonesia. Mereka memiliki keberanian dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kesatuan bangsa, meskipun menghadapi tantangan besar dari penjajah.
Pemuda dan mahasiswa memiliki peran penting dalam membentuk masa depan bangsa. Mereka harus memiliki kesadaran dan keberanian untuk memperjuangkan nilai-nilai yang mereka yakini, serta memiliki kemampuan untuk mengorganisisàsi dan memimpin gerakan perubahan.
Perjuangan pemuda dan mahasiswa pada masa itu juga menunjukkan bahwa pendidikan dan kesadaran politik sangat penting dalam membentuk agen perubahan. Mereka yang menuntut ilmu di Belanda tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga kesadaran tentang pentingnya kemerdekaan dan kesatuan bangsa.
Dalam konteks saat ini, refleksi tersebut dapat menjadi inspirasi bagi pemuda dan mahasiswa untuk terus memperjuangkan nilai-nilai yang positif dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan mereka untuk menciptakan perubahan positif dan memajukan bangsa.
Lain dahulu lain sekarang. Para mahasiswa beserta organisasi kemahasiswaannya kini kehilangan taji. Salah satunya adalah efek mereka diundang ke istana, atau mereka sowan ķe Istàna di era Jokowi. Konon secara oŕganisatoris mereka mendapat kucuran dana bulanan, entah berapa besarannya…
Perubahan peran dan dinamika mahasiswa dalam perjuangan sosial dan politik dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk interaksi mereka dengan pemerintah dan lembaga kekuasaan. Undangan ke Istana atau pertemuan dengan pejabat tinggi memiliki dampak ganda, baik positif maupun negatif.
Di satu sisi, interaksi tersebut membuka peluang dialog dan kerjasama antara mahasiswa dan pemerintah, memungkinkan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka secara langsung. Namun, di sisi lain, interaksi tersebut juga menimbulkan kesan bahwa mahasiswa telah “terkooptasi” atau dipengaruhi oleh kekuasaan, sehingga mengurangi independensi dan keberanian mereka dalam mengkritik kebijakan pemerintah.
Terkait dengan kucuran dana bulanan yang diterima oleh organisasi kemahasiswaan, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang independensi dan objektivitas organisasi tersebut. Jika organisasi kemahasiswaan menerima dana dari pemerintah, maka ada kemungkinan mereka akan lebih cenderung untuk mendukung kebijakan pemerintah dan mengurangi kritik terhadap pemerintah.
Namun, setiap situasi dan konteks memiliki dinamika yang unik, dan tidak semua organisasi kemahasiswaan yang menerima dana dari pemerintah kehilangan independensi dan objektivitasnya.
Tidak jauh berbeda posisi ormas-oŕmas yang difasilitasi oleh penguasa, misalnya mendapat kapling penambangan batubara, yang mestinya dikelola oleh nègara dan untuk kesejahteraan rakyat yang sebesar-besarnya.
Posisi ormas-ormas yang difasilitasi oleh penguasa dan mendapat keuntungan dari sumber daya alam seperti penambangan batubara menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam.
Jika ormas-ormas tersebut mendapat kapling penambangan batubara yang seharusnya dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat, maka ada kemungkinan kepentingan rakyat tidak lagi menjadi prioritas. Sebaliknya, kepentingan penguasa dan ormas-ormas yang terkait mungkin menjadi lebih dominan.
Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, seperti:
Kehilangan pendapatan negara: Jika sumber daya alam dikelola oleh ormas-ormas yang tidak transparan, maka pendapatan negara dari sektor tersebut dapat berkurang.
Kerusakan lingkungan: Penambangan batubara yang tidak terkendali dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan, seperti polusi air dan udara, serta kerusakan ekosistem.
Kesenjangan sosial: Jika keuntungan dari penambangan batubara hanya dinikmati oleh segelintir orang, maka kesenjangan sosial dapat semakin meningkat.
Pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara transparan, akuntabel, dan berkeadilan, serta memprioritaskan kepentingan rakyat.
Apakah Kementerian Pemuda perlu dipisahkan dari Kementerian Olahraga, tergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan dan fungsi masing-masing bidang.
Pemuda dan olahraga memiliki keterkaitan yang erat, karena olahraga dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan karakter dan kemampuan pemuda. Namun, pemuda dan olahraga juga memiliki tujuan dan fokus yang berbeda.
Argumen untuk memisahkan:
Fokus yang lebih tajam. Dengan memisahkan Kementerian Pemuda dari Kementerian Olahraga, masing-masing bidang dapat memiliki fokus yang lebih tajam dan spesifik.
Pengembangan pemuda yang lebih komprehensif. Kementerian Pemuda dapat lebih fokus pada pengembangan pemuda secara holistik, termasuk pendidikan, kepemimpinan, dan pemberdayaan.
Pengembangan olahraga yang lebih profesional. Kementerian Olahraga dapat lebih fokus pada pengembangan olahraga secara profesional, termasuk peningkatan prestasi dan infrastruktur olahraga.
Argumen untuk tidak memisahkan:
Keterkaitan yang erat. Pemuda dan olahraga memiliki keterkaitan yang erat, dan memisahkan keduanya dapat mengurangi efektivitas program-program yang ada.
Sumber daya yang terbatas. Memisahkan Kementerian Pemuda dari Kementerian Olahraga dapat memerlukan sumber daya yang lebih besar, termasuk anggaran dan tenaga kerja.
Koordinasi yang lebih sulit. Memisahkan Kementerian Pemuda dari Kementerian Olahraga dapat membuat koordinasi antara kedua bidang menjadi lebih sulit.
Dalam konteks Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saat ini telah ada sebagai satu kementerian. Namun, evaluasi dan penyesuaian struktur organisasi dapat dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan dan fungsi masing-masing bidang dapat tercapai dengan lebih efektif
EDITOR: REYNA
Related Posts

Off The Record

Novel “Imperium Tiga Samudra” (10) – Perang Para Dewa

Saatnya Meninggalkan Perangkingan

Jejak Dua Tokoh Nasional di Era SBY, Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina

Mikul Duwur Mendem Jero

Novel “Imperium Tiga Samudra” (9) – Prometheus

Negeri Yang Menukar Laut Dengan Janji dan Rel Dengan Ketergantungan

Misteri Kebahagiaan

Masa Depan ITS

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3




No Responses