Q&A: Penolakan BBM Pertamina Oleh SPBU Swasta

JAKARTA – Pertanyaan umum, apakah aman bagi kendaraan, apakah pemerintah perlu campur tangan.

Q: Apakah BBM dengan kandungan etanol 3,5% aman untuk kendaraan?

A: Ya, secara umum aman. Banyak kendaraan di Indonesia bahkan sudah mengonsumsi BBM dengan campuran etanol (E5–E20) tanpa masalah. Kandungan 3,5% masih jauh di bawah ambang batas 20% yang diizinkan oleh Kementerian ESDM. Namun, setiap merek SPBU swasta biasanya punya standar internal sendiri terkait mutu dan konsistensi bahan bakar yang mereka jual.

Q: Kalau aman, kenapa SPBU swasta menolak?

A: Ada dua alasan utama:

Spesifikasi produk. Mereka ingin BBM yang benar-benar sesuai dengan standar produk komersial mereka, bukan sekadar memenuhi batas minimal regulasi.

Dokumen asal (certificate of origin). Beberapa operator, seperti BP-AKR, menolak karena tidak mendapat kejelasan asal kargo, sehingga khawatir melanggar aturan perdagangan internasional atau terkena risiko sanksi.

Q: Apakah konsumen akan terdampak langsung (misalnya kesulitan mendapatkan BBM di SPBU swasta)?

A: Potensinya ada, terutama jika operator swasta tidak segera mendapatkan pasokan alternatif. Media melaporkan stok beberapa SPBU swasta hanya cukup beberapa hari. Namun, konsumen masih bisa mendapatkan BBM di jaringan Pertamina, sehingga risiko kelangkaan besar relatif kecil.

Q: Apakah pemerintah perlu turun tangan?

A: Ya, minimal dalam dua hal:

Teknis: memastikan spesifikasi produk impor Pertamina jelas, transparan, dan sesuai standar internasional.

Administratif: memastikan dokumen asal barang lengkap, agar tidak menimbulkan keraguan bagi operator swasta maupun risiko hukum.

Q: Apakah masalah ini bisa diselesaikan cepat?

A: Sangat mungkin. Jika Pertamina melengkapi dokumen asal dan memberi kejelasan soal spesifikasi etanol, operator swasta bisa kembali melanjutkan pembelian. Saat ini pihak swasta pun menyatakan terbuka untuk negosiasi.

EDITOR: REYNA

Related Posts