Akhirnya Hamas Setuju Proposal Trump.

Akhirnya Hamas Setuju Proposal Trump.

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Media diseluruh dunia pada tanggal 10 Oktober 2025 ramai-ramai mewartakan kesepakatan genjata senjata antara Israel dan Hamas dicapai. Kesepakatan itu berdasarkan proposal 20 poin dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berupaya untuk menghentikan perang di Palestina utamanya di jalur Gaza. Presiden Trump sendiri mengunggah di media sosial – mengumumkan terombosan penting dimana Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Qatar, sebagai mediator kunci dalam pembicaraan gencatan senjata yang berlangsung di Mesir telah mengkonfirmasi perkembangan tersebut, dengan mengatakan kesepakatan telah dicapai tentang “semua ketentuan dan mekanisme implementasi” dari fase pertama rencana gencatan senjata. Sementara Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan publik bahwa mereka telah menyimpulkan “kesepakatan yang menetapkan mengakhiri perang di Gaza, penarikan pendudukan darinya, masuknya bantuan, dan pertukaran tahanan”.

Sebelumnya, upaya gencatan senjata di jalur Gaza itu selalu gagal karena Israel nampaknya tidak menginginkan adanya genjatan senjata dan fokus pada bagaimana mencaplok Gaza sebagai wilayahnya dengan cara melakukan genosida secara masiv. Selain itu sekutu abadi Amerika Serikat selalu melakukan veto di Dewan Keamanan PBB terhadap usulan-usulan negara lain agar genjatan senjata di Gaza segera dilakukan. Israel bahkan disela-sela perundingan gencatan senjata di Mesir itu- melakukan beberapa kali pemboman ke wilayah Gaza. Tindakan Israel ini dilakukan dengan berani karena tidak mengikuti perintah Amerika Serikat agar Israel menghentikan pemboman. Akibat pemboman itu ada 49 warga Gaza yang terbunuh dan luka-luka.

Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya mengatakan dia akan mengadakan pertemuan di pemerintahannya pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2025 untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata Gaza, menambahkan dalam sebuah pernyataan: “Hari yang besar bagi Israel”.

Dalam kesepakatan genjatan senjata di tahap pertama itu pihak Hamas berjanji akan membebaskan warga Israel yang masih ditahan; sedangkan pihak Israel setuju untuk mengundurkan semua tentara dari Gaza ke wilayah yang yang sudah disepakati.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 67.194 orang dan melukai 169.890 sejak Oktober 2023. Ribuan lainnya diyakini terkubur di bawah puing-puing bangunan yang hancur. Sebanyak 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 dan sekitar 200 ditawan.

Belum diketahui pada tahapan berikutnya apakah pihak Hamas dan Israel setuju pada poin-poin lainnya proposal perdamaian dari Donald Trump. Misalnya Hamas tidak setuju bila milisi mereka dilucuti atau menyerahkan senjata-senjata yang dimilikinya. Hamas juga tidak setuju bila pemerintahan di wilayah Gaza nanti di atur oleh pihak asing. Seperti diketahui Donald Trump mengusulkan agar mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menjadi pemimpin di Gaza untuk menghantarkan transisi pemerintahan. Tony Blair memiliki reputasi buruk sebagai penjahat perang karena mengikuti keputusan presiden Amerika Serikat Bush untuk membobardir Irak dengan alasan yang berdasarkan kebohongan.

Selain itu presiden Donald Trump yang berlatar belakang pengusaha meminta agar Amerika Serikat dilibatkan penuh dalam pembangunan kembali Gaza yang kondisinya sudah rata dengan tanah. Presiden Trump sejak lama menginginkan Gaza dibangun kembali berdasarkan selera bisnisnya yaitu pembangunan hotel-hotel dan kondomonium mewah.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K