Oleh: Sutoyo Abadi
Tulisan singkat Kisah Bahlul yang berani menasihati Khalifah Harun Ar-Rasyid, sepenuh diambil atau dikutip dari Kitab Uqala al-Majanin ( kebijaksanaan orang-orang gila ), dari sekian banyak kisah yang dimuat didalamnya m
Semua kita pasti mengenal setidaknya pernah mendengar istilah Bahlul. Istilah yang sangat populer dan seringkali diselipkan saat bercanda, mengejek atau menertawakan orang lain. “Anda bahlul, maksudnya Anda bodoh dan gila”
Jarang istilah Bahlul dipahami dengan benar. Sesungguhnya beliau ( Bahlul ) adalah seorang ulama sufi yang dianggap gila oleh masyarakat pada zamannya. Ia hidup pada zaman khilafah Abbasiyah. Tepatnya saat Khalifah Harun Ar-Rasyid berkuasa.
Dari banyak kisah Bahlul menasehati Khalifah Harun al-Rasyid antara lain:
Khalifah Harun Ar-Rasyid bertemu dengan Bahlul. Bahlul yang dianggap gila itu kebetulan sedang duduk merenung di atas kuburan. Sang Khalifah yang kebetulan lewat mendekat dan mengawali pembicaraan dengan Bahlul dengan nada sedikit mengejek.
“Hai Bahlul, orang gila. Kapan kau sembuh dan bisa berfikir dengan benar”. Seketika itu Bahlul langsung lari dan naik ke atas pohon. Lalu ia berteriak dengan suara lantang. “Hai Harun, orang gila. Kapan kau sembuh dan bisa berfikir dengan benar “.
Kemudian Khalifah Harunpun mendekatinya ke bawah pohon sembari masih menaiki kudanya. Lalu Ia berkata pada Bahlul, “Aku yang gila atau kamu yang duduk di atas kuburan itu ( yang gila )?”. Jawab Bahlul, _”Kamu yang gila,” sedikit membentak.
Bagaimana bisa?” jawab Sang Khalifah. “Karena aku tahu, bahwa itu ( sambil menunjuk ke arah istana Khalifah Harun ) akan sirna. Dan ini (sambil menunjuk ke arah kuburan) akan abadi. Dan aku pun membangun ini sebelum ( masuk ) ini. Sedangkan kamu hanya fokus membangun istana dan merobohkan (melupakan) kuburanmu. Kau lebih memilih istanamu daripada kuburanmu, padahal mau nggak mau, kuburan adalah tempat kau akan berpulang.
“Sekarang katakan padaku, siapa sebenarnya yang gila, aku atau kamu?” lanjut si Bahlul. Jawaban cerdas Bahlul itu pun membuat hati Sang Khalifah tergoncang. Ia mulai menyadari kesalahan berfikirnya. Ia pun menangis tersedu sampai jenggotnya basah dipenuhi air mata.
“Demi Allah, kau benar wahai Bahlul,” ujar sang Khalifah dengan nada lembut. “Tambahkan lagi nasihatmu padaku wahai Bahlul!” “Cukup dengan Kitab Allah, peganglah erat-erat!” kata Bahlul.
“Apa kau punya keperluan atau keinginan, aku akan memenuhinya,” ujar Sang Khalifah. Bahlul pun menjawab iya. “Aku punya tiga keinginan, jika kau memenuhinya aku akan sangat berterima kasih padamu”. “Katakan apa itu,” tanya Kahlifah :
“Tambahkan umurku!” kata Bahlul. “Aku tak bisa”. jawab Sang Khalifah. “Lindungi aku dari malaikat pencabut nyawa!” “Aku tak bisa”. “Masukkan aku ke dalam surga, dan jauhkan aku dari api neraka!” “Aku tak bisa,” jawab sang khalifah.
Sang Khalifah tak mampu memenuhi keinginan Bahlul. Lalu Bahlul, berkata: “Ketahuilah, Kau ini seorang hamba, bukan raja. Maaf, aku tak punya keinginan darimu”.
Begitulah kisah menakjubkan dari seorang Bahlul. Kisah ini mengandung hikmah dan pelajaran bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara.
Sekelumit nasihat dari Bahlul, tentang kesombongan seorang penguasa apalagi dengan kekuasaannya sampai bertindak semena-mena kepada rakyatnya, sesungguhnya “Dia orang gila ( merasa waras ), karena Dia sama sekali tidak sadar kekuasaan hanya amanah dan bersifa sementara, semua akan kembali ke tanah ( kuburan) dan setiap kekuasaan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Sang Pencipta”
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kesederhanaan dan Keteladanan Sri Sultan HB X

Bersumpah Pemuda Masa Kini

Tirak Gate: Pengamat Kebijakan Publik Ngawi, Agus Fatoni Menilai Ada Keculasan Nyata Dan Brutal Dalam Kasus Tirak

Soal Seleksi Perangkat Desa Tirak, Camat Kwadungan Tegaskan Akan Mengambil Langkah Sesuai Aturan

Oligar Hitam Harus Dipenggal Kepalanya

“Whoosh” Cermin Buruknya Duet Kebijakan Luhut–Jokowi

Woosh: Satu dari Banyak Jejak Kejahatan Ekonomi dan Konsitusi Jokowi

Kepala Sekolah SMAN 1 Patianrowo Nganjuk Disinyalir Paksa Murid Ikut Study Tour ke Jogja, Buat Ajang Bisnis

Umat manusia gagal menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C, kata Sekjen PBB, desak perubahan arah

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon



No Responses