JAKARTA – Layar media sosial Indonesia dan Asia Tenggara kembali gegap-gempita pada akhir September 2025, ketika bendera ikonik dari anime One Piece — sebuah tengkorak dengan topi jerami — muncul secara masif dalam aksi protes publik. Lambang yang sejatinya dari dunia hiburan itu telah berevolusi menjadi simbol generasi muda yang menolak privilej politik, korupsi elit, dan politik “kertas kosong”.
Fenomena ini bermula dari pengguna muda yang mengunggah foto dan video bendera Straw Hat Pirate (kelompok protagonis One Piece) di luar rumah, di kendaraan, dan di sela-sela demonstrasi di Indonesia. Pada 17 Agustus 2025, bendera tersebut mulai banyak bermunculan di berbagai aksi, dan dalam 24 September menjadi tajuk utama sebagai “simbol Asia Gen Z” yang menyuarakan perubahan.
“Even though we have different languages and cultures, we speak the same language of oppression,” seorang aktivis muda dikutip dalam berita.
Apa yang membuatnya viral
Visual yang mudah dikenali dan “terlepas” dari konteks politik biasa: anime + budaya pop + protes = kombinasi yang kuat.
Generasi Z lewat platform seperti TikTok, X (dulu Twitter) menggunakan bendera ini sebagai permainan estetika sekaligus kritik sosial.
Pihak berwenang di Indonesia sempat mencatat munculnya bendera ini sebagai “upaya memecah persatuan nasional” — yang justru membuatnya makin viral.
Implikasi sosial budaya
Fenomena ini bukan hanya soal estetika protes, melainkan juga tentang bagaimana budaya pop global (anime) di-re-appropriasi oleh generasi muda Indonesia sebagai bahasa kritik. Salah satu analisis mengatakan bahwa ini bagian dari “Asia’s Gen Z rises up against entrenched political elites” — gerakan serupa di Asia yang menggunakan simbol ringan namun bermakna.
Catatan penting
Meskipun viral, ada risiko bahwa simbol semacam ini “dipakai” oleh pihak luar tujuan asli (komersial, estetika) yang melemahkan pesan politiknya.
Pemerintah dan institusi pengamanan mulai memperhatikan – beberapa orang yang membawa bendera ini dalam aksi protes dilaporkan menghadapi tekanan.
Kesimpulan
Bendera One Piece telah berevolusi menjadi simbol generasi muda Indonesia yang tidak puas hanya dengan narasi politik tradisional. Ia menunjukkan bahwa kritik sosial bisa memakai “kostum” budaya pop — ringan secara bentuk, tetapi berat maknanya. Fenomena ini menandai titik di mana budaya, teknologi media sosial, dan politik bertemu dengan cara baru. (Sumber: The Guardian — 24 September 2025)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Aliansi Masyarakat Tirak Nilai Seleksi Perangkat Desa Cacat Hukum, Akan Bawa ke DPRD dan PN

Isolasi Dalam Sunyi – Gibran Akan Membeku Dengan Sendirinya

Pertalite Brebet di Jawa Timur: Krisis Kepercayaan, Bukan Sekadar Masalah Mesin

Ini 13 Ucapan Kontroversial Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Bogor ke Kursi Keuangan — Jejak Seorang Insinyur yang Menjadi Ekonom Kontroversial

Kolaborasi Manusia Dan AI: Refleksi Era Digital di IdeaFest 2025

Digital Counter-Revolution: Mengapa Pemerintah Indonesia Berbalik Takluk pada Media Sosial?

Otonomi Yang Melayani : Menanggapi Cak Isa Anshori dengan Kacamata Tata Kelola Islam

Komik Edukasi Digital dari ITS Jadi “Senjata” Literasi Anak di Daerah Terpencil”

Seni Tergores, Komunitas Bangkit: Bagaimana Dunia Seni Indonesia Pulih Usai Protes Nasional


No Responses