Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Media nasional tanggal 4 November 2025 ramai-ramain memberitakan pernyataan presiden Prabowo Subianto yang terkesan “Pasang Badan” atas ramainya isu Kereta Api Cepat Whoosh terutama soal utang dari negara China. Pak Prabowo menegaskan bahwa pemerintah akan sepenuhnya bertanggung jawab terhadap operasional dan keberlanjutan Kereta Cepat Whoosh. Ia memastikan proyek transportasi berteknologi tinggi itu tidak memiliki masalah serius sebagaimana ramai diberitakan.
“Enggak usah khawatir apa itu ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya, tidak ada masalah. Saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya,” ujar Prabowo dalam pidatonya seusai meresmikan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (4/11).
W itu (Whoosh) semua public transport di seluruh dunia itu jangan dihitung untung-rugi. Ini namanya public service obligation. Pemerintah hadir untuk rakyat,” tegasnya.
Presiden Prabowo saat ini dikenal di banyak negara dengan manuver-manuver diplomasi luar negeri nya. Dalam pemerintahannya yang masih baru Pak Prabowo sudah banyak berhubungan dengan kepala-kepala negara dunia; sikapnya tentang isu-isu internasional juga diperhitungkan oleh banyak negara. Karena itu Pak Prabowo tentu akan menjaga reputasi globalnya itu dalam hubungannya dengan banyak negara besar termasuk Amerika Serikat dan China dengan berusaha untuk menghindari kontroversi diplomatik di fora internasional.
Isu-isu domestik tentang KA Whoosh terutama soal utang dari negeri China bisa merupakan ganjalan bagi pak Prabowo dalam menjaga hubungannya dengan negara China. Karena itu Pak Prabowo mau tidak mau harus mengambil alih tanggung jawab semua persoalan Whoosh ini. Narasi Pasang Badan Pak Prabowo ini hampir sama dengan yang diucapkan mantan Presiden Jokowi dan pemerintah Cina bahwa KA Whoosh itu harus dilihat dari manfaat sosial nya bukan dari untung ruginya.
Bulan Oktober 2025 lalu pemerintah China menyebut dalam proyek kereta cepat, termasuk Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Jakarta-Bandung atau Whoosh tidak hanya menilai keuntungan ekonomi, tetapi juga perlu ditinjau manfaat bagi publik. “Perlu ditegaskan bahwa, ketika menilai proyek kereta api cepat, selain angka-angka keuangan dan indikator ekonomi, manfaat publik dan imbal hasil komprehensifnya juga harus dipertimbangkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing.
Hal itu terkait dengan adanya permintaan dari pemerintah Indonesia untuk merundingkan restrukturisasi utang dengan China terkait kereta cepat Whoosh. “Pemerintah kedua negara sangat mementingkan pengembangan proyek ini. Otoritas dan perusahaan yang berwenang dari kedua negara telah menjalin koordinasi erat untuk memberikan dukungan kuat bagi pengoperasian kereta cepat sehingga aman dan stabil,” papar Guo Jiakun.
Persoalan Whoosh ini ramai dibicarakan lagi setelah Menteri Keuangan Purbaya menolak penggunaan APBN untuk membayar utang Whoosh yang besar itu.Diketahui Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR pada Agustus 2025 menyebut Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Jakarta-Bandung (Whoosh) menjadi bom waktu bagi perusahaan itu. Penyebabnya adalah berdasarkan laporan keuangan semester I tahun 2025 menunjukkan bahwa KCIC mencatat kerugian sekitar Rp1,6 triliun.
Di sisi lain, jumlah penumpang sepanjang 2024 hanya mencapai sekitar 6 juta orang, dengan rata-rata tarif Rp250 ribu per tiket. Artinya, total pendapatan kotor setahun tidak lebih dari Rp1,5 triliun. Proyek Kereta Cepat Whoosh sendiri menelan total biaya 7,26 miliar dolar AS atau setara Rp119,79 triliun (dengan kurs Rp16.500/per dolar AS). Angka tersebut termasuk pembengkakan biaya sebesar 1,21 miliar dolar AS (sekitar Rp 19,96 triliun) dari nilai investasi awal yang ditetapkan senilai 6,05 miliar dolar AS (sekitar Rp 99,82 triliun). Mayoritas porsi dana pengerjaan proyek Whoosh diperoleh dari utang pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga utang mencapai 3,3 persen dan tenor hingga 45 tahun.
Sepertinya dengan sikap pasang badannya itu Pak Prabowo ingin mengirim pesan agar masyarakat menghentikan tudingan kesalahan-kesalahan proyek KA Whoosh ini kepada mantan Presiden Jokowi sekaligus pesan diplomatik kepada Pemerintah China bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk menjaga hubungan dengan China.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih

Rupiah Menguat Tipis, Tapi Harga Sembako Naik: Fenomena Ekonomi Dua Wajah


No Responses