Diduga Ada Oknum ASN Melakukan Penipuan Jual Beli “Kursi” Calon Perangkat Desa Tirak

NGAWI – Penjarigan atau seleksi Perangkat Desa Tirak, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, meninggalkan luka dan kecewa bagi calon peserta yang gagal. Apalagi calon yang merasa yakin akan diterima. Pasalnya, orangtuanya sudah mengeluarkan uang sebanyak 200 juta, dengan iming-iming calon tersebut diterima sebagai perangkat desa untuk posisi Kaur. 

Misalnya, calon dengan inisial O ini, akhirnya tidak lolos, setelah mengikuti tes tulis maupun praktek komputer. Tentu saja dia kecewa. Tetapi yang lebih kecewa adalah orangtuanya.

Sumber media ini mendapatkan informasi valid, bahwa orangtua O telah mengeluarkan uang sebanyak Rp 200 juta, yang diangsur sebanyak 4 kali. Pertama kali, dia setorkan uang Rp 100 juta, dengan alasan untuk nebus Rizky Sepahadin, anak Kades Tirak, yang saat itu terkena operasi narkoba. Rizky saat itu dalam status bebas bersyarat tetapi ketahuan mengggunakan narkoba lagi bersama beberapa kawannya, termasuk kepala desa tidak jauh dari desa Tirak.

Kedua kali, uang disetor sebanyak Rp 50 juta tunai diterima seseorang dengan nama inisial I. Kemudian ketiga, transfer Rp 30 juta kepada I. Dan terakhir transfer lagi kepada I, menjelang tes. Jadi totalnya sebanyak Rp 200 juta.

Perlu diketahui inisial I disinyalir orang dekat Kades Tirak, Suprapto. Dibelakang I, ada nama inisial M, ASN di salah satu kecamatan di kabupaten Ngawi. ASN berinisial M ini juga dikenal sangat dekat dengan Kades Tirak. Karena itu orangtua O, yang menjadi korban penipuan ini sangat percaya. Sampai bersedia melakukan pembayaran 4 kali.

Sumber kami memastikan saat informasi ini digali, uang tersebut belum dikembalikan, meskipun dia merasa ditipu. Berbeda dengan korban penipuan satunya. Juga untuk posisi Kaur, dengan inisial A. Orangtua A begitu tahu anaknya tidak diterima marah dan kecewa. Dia minta uangnya untuk dikembalikan. Beruntung orangtua A, meskipun belum berhasil diminta semuanya, uangnya sudhah dikembalikan separuhnya, Rp 100 juta.

Sumber kami memperoleh informasi bahwa operator lapangan untuk transaksi jual beli “kursi” perangkat desa Tirak ini adalah M (ASN) dan I. Diduga termasuk 2 orang yang akhirnya lolos seleksi, lalu-lintas uangnya melalui kedua orang itu. Dimana peran Kepala Desa? 

Dengan informasi ini, diharapkan aparat bisa masuk melakukan penyelidikan (lidik) kepda pelaku penipuan dan jual beli “kursi” perangkat desa Tirak ini.

Sementara itu rekomendasi dari Camat Tirak untuk posisi calon Sekdes yang diajukan oleh Kepala Desa hingga saat ini beum ada kepastian. Menurut jadwal, Rekomendasi dari Camat akan dikeluarkan hari ini, Jumat (7/11/2025). Tetapi saat media ini menghubungi Camat Kwadungan, Didik Hartanto, belum ada jawaban.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepada Desa Tirak mengajukan dua nama untuk posisi Sekdes sesuai hasil tes dengan nilai tertinggi pertama (Rizky Sepahadin) dan kedua (Riza Herdiyan Permadani). Rekomendasi nama dari Camat Kwadungan akan dijadikan dasar bagi Kepala Desa Tirak untuk menerbitkan Surat Keputusan.

Dalam kaitan rekomendasi ini, Camat Kwadungan menerima somasi dari Forum Bhayangkara Indonesa Cabang Ngawi, dan kedua, somasi dari Aliansi Masyarakat Tirak yang diwakilkan kepada pengacaranya.

Persoalan kisruh seleksi calon perangkat desa Tirak ini juga menjadi bahasan Komisi I DPRD Ngawi. Ketua Komisi I DPRD NGAWI Anas Hamidi mengundang Bagian Hukum, Dinas PMD, serta Camat Kwadungan. Hasil hearing, polemik itu muncul karena ada salahs atu calon yang masih berstatus bebas bersyarat tapi diloloskan seleksi dan bahkan calon jadi Sekdes, karena nilainya paling tinggi.

Anas menegaskan, bahwa rekomendasi menjadi ranah kewenangan Camat. Paling lambat hari ini, Jumat  (7/11/2025) rekomendasi harus sudah keluar.

“Kami harap rekomendasi yang nanti keluar tidak menambah keruh suasana,” kata Anas Hamidi.

EDITOR: REYNA

Related Posts