Bangsa Ini Tidak Butuh Presiden Yang Pura-Pura Gila

Bangsa Ini Tidak Butuh Presiden Yang Pura-Pura Gila
Letkol (Purn) Sri Radjasa Chandra, Pemerhati Intelijen

Oleh: Sri Radjasa
Pemerhati Intelijen

Sejarah telah menorehkan tinta hitam dan mencatat prilaku pemimpin bangsa, yang membiarkan negara menjadi pecundang dihadapan para koruptor dan penghianat bangsa. Para pemimpin bangsa, telah menyimpang dari tujuan utama pendirian negara ini, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Telah terjadi abuse of power secara licik yang melibatkan para pemangku kebijakan negara, semata-mata demi menutupi kejahatan terorganisasi yang melibatkan pejabat negara. Kini lengkaplah penderitaan rakyat Indonesia, dimiskinkan dan diperlakukan tidak adil, akibat praktek politik pura-pura di era pura-pura reformasi.

Legacy 10 tahun Jokowi, telah melahirkan system demokrasi pura-pura dan penyelenggaraan pemilihan presiden pura-pura serta terpilihnya presiden pura-pura. Tetapi kemiskinan dan ketidak adilan terhadap rakyat kecil serta perampokan terorganisasi terhadap uang negara adalah realita yang terjadi di Indonesia.

Lagi-lagi bangsa ini terlena oleh sihir hipnotis para petinggi negera. Mereka tampil di panggung politik negara dengan topeng wong cilik dan kedok prajurit yang tegas dan berani. Tetapi dalam keseharian, ternyata mereka adalah tidak lebih dari pemimpin rakitan, bermental penghianat terhadap konstitusi negara.

Kini saatnya bangsa ini dituntut kesadaran kolektif, bahwa hanya dengan politik berdikari, rakyat dapat melawan kekuasaan tiran yang telah menggerus harga diri bangsa dan kedaulatan negara. Musuh rakyat yang sesungguhnya adalah pemerintah yang berkuasa dan antek-anteknya.

Max Weber tentang kekuasaan, mengatakan bahwa kekuasaan adalah kesempatan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk memenuhi syahwat kekuasaannya.

Di era orde pura-pura reformasi, Indonesia dilanda oleh kepemimpinan dengan syahwat kekuasaan otoritarian dan maraknya politik sinetron dengan judul “pemimpinku ternyata pembohong”.

Harapan akan hidup lebih baik bagi rakyat Indonesia, hanya bisa diwujudkan dengan gerakan politik berdikari untuk menghancurkan kekuasaan abal-abal.

Cukup sudah setahun pemerintahan presiden Prabowo yang hanya diisi oleh pidato berapi-api “pura-pura anti korupsi”, tanpa ada progress kemajuan yang menyentuh nasib rakyat kecil.

Cukup sudah setahun presiden Prabowo menyakiti hati rakyat dengan statemen-statemen “hidup jokowi”, “jokowi adalah guru politik” dan “saya tanggung jawab soal kereta cepat whoosh”.

Cukup setahun saja presiden Prabowo melakukan pembiaran, terjadinya kriminalisasi terhadap anak bangsa yang menyuarakan keadilan untuk mengadili Jokowi sebagai musuh bersama rakyat.

Rakyat sudah menjatuhkan talak satu kepada presiden Prabowo, karena ternyata telah menghianati sumpah sakral sebagai presiden Indonesia.

Rakyat Indonesia hanya membutuhkan presiden “gila” untuk membela kepentingan rakyat, rakyat membutuhkan presiden “nekad” yang satu kata dengan perbuatan demi melindungi hak rakyat, demi Allah rakyat tidak butuh presiden yang pura-pura gila dan nekad.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K