Jokowi Dan Polisi Potret Gagalnya Reformasi

Jokowi Dan Polisi Potret Gagalnya Reformasi
Sri Radjasa, Pemerhati Intelijen

Oleh: Sri Radjasa
Pemerhati Intelijen

Ditengah gencarnya publik menuntut reformasi polri, lagi-lagi terjadi eksploitasi hukum oleh polri atas pesanan jokowi, untuk membungkam suara keadilan yang diteriakan oleh Roy Suryo cs. Polda Metro Jaya kembali menetapkan Roy Suryo dan 7 orang penggugat ijazah palsu jokowi sebagai tersangka, dengan tuduhan pencemaran nama baik, fitnah dan manipulasi data.

Mungkin hanya Jokowi bekas presiden yang tanpa etika dan akal sehat, masih bersikap layaknya presiden dan mampu memerintahkan polri untuk mengamankan kejahatannya. Sementara presiden yang sah Prabowo, tidak terusik dengan sepak terjang jokowi yang telah menginjak-injak harkat dan martabat kekuasaan presiden.

Apa sesungguhnya yang sedang terjadi dengan bangsa ini. Bangsa yang penuh dengan sejarah orang-orang besar dan bermartabat. Kini hanya menyisakan para pemimpin pengecut dan jauh dari sifat kesatria. Pemimpin yang gemar merampok uang rakyat, membunuh bangsanya sendiri dan tak sungkan berbohong demi menjaga citranya.

Reformasi yang kerap dijadikan kemasan dagangan para petinggi negara dan tokoh politik, ternyata jauh panggang dari api, karena realita yang dihadapi rakyat adalah sebuah kekuasaan politik otoriter, kekuasaan politik yang lebih licik dari era orde baru.

Jokowi ada potret cacat sejarah dari perjalanan bangsa ini, karena telah memporak porandakan budi pekerti maha karya para leluhur. 10 tahun legacy jokowi, menjadi bukti nilai-nilai luhur budi pekerti bangsa ini, telah tersisih akibat penghianatan dan nafsu rendah jokowi untuk menjual negara ini, demi memenuhi syahwat kekuasaan.

Kasus kriminalisasi terhadap Roy Suryo cs yang berjuang demi menegakan kebenaran, adalah produk anyar Jokowi dan antek-antek penegak hukum. Ironinya Prabowo sebagai presiden yang sah, tidak mampu menghentikan sepak terjang Jokowi dan polri, untuk berlaku tidak adil terhadap rakyatnya.

Ketika tidak ada lagi naungan keadilan untuk rakyat kecil, tidak ada jalan lain kecuali gelorakan kembali perlawanan “people power”. Bangsa ini memiliki sejarah gemilang meluluh lantakan para penghianat, hingga tanah dinegeri ini berceceran darah para penghianat.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K