Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 2), Episode: Melipat Bumi (Kesasar)

Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 2), Episode: Melipat Bumi (Kesasar)
Beruang putih kutub

Ditulis ulang oleh: Ir HM Djamil, MT

 

Sepulang dari Pertemuan tahunan beberapa minggu yang lalu, wali Paidi ingin mencoba ilmu yang baru didapat dari temannya wali India, yaitu ilmu melipat bumi.

Teman India ini memang terkenal sakti, seluruh bhiksu di India tidak dapat menandingi kesaktiannya. Bahkan banyak bhiksu yang masuk Islam karena telah kalah bertarung dengan beliau.

Waktu berangkat ke pertemuan tahunan beberapa minggu yang lalu wali Paidi digandeng oleh teman yang dari India ini. Wali Paidi hanya disuruh menggandeng tangan wali India ini dan tiba-tiba saja cling… Wali paidi dan si teman India sudah berada di atas bukit tempat pertemuan.

Dan entah karena apa Wali India ini mau meng-ijazahkan ilmu melipat bumi kepada wali Paidi. Mungkin supaya di acara pertemuan-pertemuan yang akan datang wali Paidi tidak kerepotan transportasi lagi.

Cara meng-ijazahinya pun luar biasa, tanpa ada baca’an yang harus diapal, tanpa ada puasa yang harus dilakukan dan tanpa laku-lelaku lainnya seperti layaknya orang belajar Ngelmu.

Wali India ini hanya memegang pundak wali Paidi dan ilmunya sudah bisa ditransfer, canggih seperti proses transfer ke flash-disk.

Hari Minggu di waktu dhuha wali Paidi ingin menjajal ilmu baru ini untuk sekedar melihat-lihat dunia, ia ingin mengunjungi tempat-tempat di dunia ini.

Oleh karenanya ia sengaja mengenakan celana jeans, baju kaos lengan panjang dan memakai rompi serta tak lupa mengenakan topi ala tentara Thaliban pemberian tetangganya yang pulang umroh beberapa bulan yang lalu.

Wali Paidi sengaja ingin memulai perjalanannya ini dari ruang tamu rumahnya karenanya dia memakai sepatu boot panjang kesukaannya bila bepergian jauh.

Wali Paidi memejamkan matanya dan membaca mantra khusus dalam hati, tiba – tiba tubuh wali Paidi terasa dingin dan tempat yang didudukinya terasa seperti es.

Wali Paidi membuka matanya tampak didepannya bukit yang tertutup es, dia melihat ke bawah, tempat yg didudukinya juga terbuat dari es,’dimanakah aku ini’ batin wali Paidi.

Ia berdiri, melihat sekeliling, semuanya tampak putih tertutup salju, wali Paidi mencoba berjalan dan ‘tingak-tinguk’ di tempat-tempat yang belum pernah dilihat sebelumnya ini.

Sepi tiada orang sama sekali, lamat-lamat wali Paidi mendengar ada suara bersenandung membaca dzikir.

Wali Paidi dengan langkah perlahan mengikuti asal senandung tersebut, dan tampaklah suara itu berasal dari beruang besar putih yang sedang membungkuk mencari makan ikan segar.

Masya Allah ternyata yang berdzikir itu beruang putih. Wali Paidi berhenti, beruang putih itu menoleh kepada wali Paidi seolah berkata “Assalamu’alaikum“ tanpa sadar wali Paidi menjawab “wa ‘alaika salam“ dengan perasaan kaget dan heran.

“Kamu wali Paidi ya, aku tadi dapat khabar kalau nanti ada orang yang kesasar kesini, namanya wali Paidi,” ucap beruang itu setelah memakan ikannya beruang putih itu melanjutkan berkata lagi.

“Kamu jangan kuatir memang sudah biasa orang belajar itu tidak bisa langsung menguasai ilmu yang baru didapatnya, cobalah sekali lagi, ” kata beruang tersebut sambil pergi meninggalkan wali Paidi.

Wali Paidi diam seribu bahasa, ia tingak-tinguk mencari posisi matahari, ternyata dia kesasar ke Kutub Utara.

Setelah sholat sunnah dua rokaat sambil berdiri, wali Paidi mulai membaca doanya kembali.

Dan cling…., dia membuka matanya dan betapa kagetnya ketika membuka matanya tampak di sekelilingnya banyak orang berlarian dengan memakai baju gamis selutut dan memakai surban, tampak di tangan mereka senjata AK 47, terdengar suara bising peluru berseliweran.

“Adduuuh.. kesasar lagi aku ini, tadi kesasar ke Kutub Utara sekarang kesasar lagi ke Afghanistan rupanya, kok gak kesasar ke hollywood saja… yaa..”

Wali Paidi segera mencari tempat yang agak sepi, ia tidak suka dengan peperangan dan memutuskan untuk langsung pergi saja.

Setelah menemukan tempat yang agak sepi, wali Paidi mulai merapal do’a ilmu melipat buminya lagi dan cling….

Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, perlahan ia membuka matanya sambil membatin mudah-mudahan tidak kesasar ke tempat perang lagi.

Sekarang di depannya terlihat rumah panggung terbuat dari kayu yang rasanya dia pernah melihatnya, tidak lama kemudian keluarlah seorang tua berpeci putih dengan baju taqwa dan bersarung melambaikan tangannya memanggil namanya.

Sebenarnya wali Paidi pernah ketempat ini makanya apa yang ada dibenaknya bisa menggiringnya ketempat ini.

Waktu itu sepulang dari pertemuan Arofah, dengan tetap digandeng oleh wali India tiba tiba telah berdiri di depan sebuah rumah yang sangat sederhana namun bersih, yaa rumah yang sekarang ada di hadapannya.

Wali Paidi juga ingat betul suara yang memanggil namanya, karena waktu itu beliau menyapa .. ”Ada hajat apa gerangan tuanku Khan berkunjung kemari?”.

Rupanya pandangan pertama dengan rumah Panggung ini cukup bisa menggerakkan dirinya dengan Ilmu melipat Bumi.

Wali Paidi teringat dengan orang tua itu, beliau adalah Habib Pahang Malaysia, yang juga ikut pertemuan Tahunan para Wali.

“Masya Allah ternyata aku masih kesasar lagi,” sambil membatin wali Paidi mendekati Habib.

Ia teringat kesini bersama Khan beberapa minggu yang lalu tatkala pulang dari Pertemuan tempo hari, ia memang berniat mau berkunjung ke ndalemnya habib ini.

“Mari masuk nak, jangan melamun saja,“ ucap habib mempersilahkan tamunya.

Sambil uluk salam Wali Paidi mendekati beliau dan setelah mencium tangan sang Habib, Wali Paidi masuk ke ndalem.

“Kamu kalau riadho suatu ilmu seharusnya ndak boleh praktek tanpa didampingi guru… Ilmu Melipat Bumi itu berbahaya kalau ndak konsentrasi.. nak Paidi, jadi nanti gak usah dicoba lagi, kamu naik pesawat saja dari sini ke Indonesia“… ujar Habib.

“Tapi mbah saya nggak bawa passport, tepatnya saya belum punya passport…,” jawab Paidi.

“Makanya toh Lee, Bumi ini milik Allah tapi oleh manusia sudah dikapling-kapling menjadi beberapa yang mereka sebut Negara, dan masing-masing Negara mengatur aturannya sendiri, ada Kartu Identitas Penduduk, ada Pasport, dan aturan-aturan pelarangan yang kadang justru melanggar aturan Allah yang memilikinya.”

“Karenanya nanti sampai di negerimu segera kamu urus Pasport, kemana-mana kamu harus bawa itu..… Kalau gitu kamu tunggu di sini sebentar, insya Allah Khan akan datang karena dia sudah mbatin akan datang kemari”.

Menunggu guru Indianya datang, wali Paidi sempat Sholat dhuhur dan makan siang di rumah Habib. Setelah makan bersama dengan guru Indianya, Wali paidi pamit pulang yang sebelumnya telah diwejang oleh gurunya.

“Ilmu itu harus diikuti oleh Batin yang merasa Kangen pada tempat yang dituju, untung kamu pernah berkeinginan ke Ndalemnya Habib Pahang, kalau tidak kamu bisa mblakrak kemana mana mengikuti pikiranmu”.

Setelah mencium tangan kedua Seniornya, Wali Paidi pamit pulang karena dia sudah kangen dengan gubuknya. Habib Pahang mengantarkannya masuk ruangan untuk ‘take off’.

Namun wali Paidi menggeser ke pintu luar untuk mengambil sepatunya yang tadi dilepas ketika masuk rumah. Sekali lagi Habib mengantarkan ke ruang khusus sambil menepuk- nepuk pundak Wali Paidi…

“Ingat nak Paidi, setelah sampai rumah segeralah menjalankan amanah yang dibebankan ke kita semua. Selain manusia, jin juga mahluk Allah yang bisa merusak Bumi. Mereka bisa menggiring manusia untuk berbuat kerusakan, karenanya setelah sampai di daerahmu segeralah berbuat, dan jangan sering iseng ngelencer … ingat Pesan Pimpinan… kita harus mencegah Perbuatan merusak Bumi…”

Wali Paidi mengangguk dan setelah mencium tangan Habib, cling… Wali Paidi sudah berada di gubuknya dekat Musholla.

Dan ketika dia membuka rompinya di dalam kamar, tahulah ia bahwa rompi itu bolong di bagian belakang…

Rupanya tadi ada peluru nyasar yang mengenai dirinya.

EDITOR : REYNA

Last Day Views: 26,55 K

6 Responses

  1. Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 1) Episode: Pertemuan Tahunan - Berita TerbaruJanuary 8, 2022 at 8:42 am

    […] Baca Juga: Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 2), Episode: Melipat Bumi (Kesasar) […]

  2. Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 3), Episode: Jin Korek Api - Berita TerbaruJanuary 20, 2022 at 8:14 am

    […] Baca Juga: Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 2), Episode: Melipat Bumi (Kesasar) […]

  3. Serial Wali Paidi (Bagian 2): Sejarah Wali Paidi, Episode 4: Mantra Jin - Berita TerbaruFebruary 18, 2022 at 5:47 pm

    […] Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 2), Episode: Melipat Bumi (Kesasar) […]

  4. teen therapist san diegoNovember 1, 2024 at 6:16 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 25402 more Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/serial-wali-paidi-bagian-2-episode-melipat-bumi-kesasar/ […]

  5. Obtaining Magic Mushroom Gummies Online In San FranciscoNovember 1, 2024 at 6:20 am

    … [Trackback]

    […] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/serial-wali-paidi-bagian-2-episode-melipat-bumi-kesasar/ […]

  6. jebjeed888December 16, 2024 at 9:53 am

    … [Trackback]

    […] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/serial-wali-paidi-bagian-2-episode-melipat-bumi-kesasar/ […]

Leave a Reply