Oleh: Dr Syahganda Nainggolan
(Sabang Merauke Circle)
Saya lanjutkan pembahasan kita tentang 7 tantangan ke depan. Kemarin sudah saya paparkan tantangan pertama, soal demokrasi. Hari ini soal ketimpangan sosial baik antar daerah maupun lapisan sosial kita.
Jokowi baru saja membanggakan perekonomian Maluku Utara yang tumbuh 27 % pada kuartal ke-3/2022 dan inflasi rendah 3,3 %, di hadapan peserta Rakornas Investasi, di Jakarta, 30/11 yang lalu. Menurut Jokowi ini adalah potret pertumbuhan terhebat di dunia. Indonesia harus mempertahankan postur ekonomi Maluku Utara seperti itu. Pertanyaannya apakah kebanggaan Jokowi itu mewakili kebanggaan rakyat Indonesia? Khususnya rakyat Maluku Utara? Apakah benar pertumbuhan itu bermanfaat buat rakyat di sana?
“Bossman Mardigu, dalam Channel You Tube nya, 27/10/22, maupun dalam kutipan yang diberitakan inilah.com, 9/12, dengan judul “Jor-joran Tambang Nikel di Maluku Utara, Cina Untung Rp50 Triliun Setahun”, menunjukkan omongan Jokowi itu hanya isapan jempol belaka. Bossman yang mengunjungi desa Lelilef, Halmahera Tengah, tempat beroperasinya tambang nikel milik Tsingshan Industry, pada awal Oktober lalu, menghitung setiap tahunnya kekayaan Maluku Utara itu di bawa ke China sebesar Rp 35 Triliun – Rp 50 Triliun. Dan itu sudah berlangsung setidaknya 3 tahun belakangan ini.
Sebaliknya, Bossman tidak melihat adanya kemajuan desa Lelilef tersebut, dibandingkan Ketika dia ke sana sepuluh tahun lalu. Bahkan, menurutnya lingkungan di sana akan rusak setelah kekayaan alamnya dikeruk habis nantinya. Dr. Mochtar Adam, cendikiawan setempat, dalam Porostimur.com, 5/12, di bawah judul “Jokowi Banggakan Ekonomi Malut 27 Persen, Tapi China Untung Besar”, juga membantah klaim Jokowi yang mengaitkan pertumbuhan dengan kesejahteraan rakyat di sana. Menurutnya rakyat di sana tetap saja miskin. Terakhir sekali, kemarin, Gubernur Maluku Utara sendiri yang memberikan pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang dibanggakan Jokowi itu tidak dinikmati rakyat. Bahkan pemerintah di sana tidak mampu memperbaiki lingkungan yang rusak. (CNN Indonesia.com, 22/12).
BACA JUGA:
Kekayaan alam yang dikeruk perusahaan China, Tsingshan, dan mitranya, secara besar besaran ini memang tidak menjadi bagian Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menghitung koefisien gini dan inflasi yang berbasis pengeluaran. Karena BPS tidak menghitung Gini ratio berbasis penghasilan dan juga BPS tidak menghitung uang yang dibawa keluar. Coba kita lihat situs BPS Halmahera Barat, Maluku Utara membuat uraian sebagai berikut
“Distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah di Provinsi Maluku Utara pada Maret 2022 yaitu sebesar 23,04 persen dan termasuk pada kategori ketimpangan rendah.”.
Benarkah ketimpangan rendah? Bisakah ketimpangan itu diukur dari potensi kekayaan rakyat Malut jika uang hasil tambang itu dibagikan kepada mereka versus fakta saat ini? Jika kita memotret Index Pembangunan Manusia, sejak tahun 2020 sampai 2022, semua kabupaten di Maluku Utara, kecuali Ternate, jauh di bawah IPM rerata nasional.
Halmahera Tengah yang di potret Mardigu sebesar IPM nya 66, sedangkan IPM nasional 72,9. Rata-rata lama Pendidikan/sekolah masyarakat Malut juga rendah, yakni 9 alias hanya tamat SMP, kecuali di Ternate mencapai 12, atau tamat SMA, bahkan selebihnya banyak yang hanya tamat SD.
Pengeluaran yang di rilis BPS perkapita juga tidak menunjukkan kesejahteraan yakni sebesar Rp. 8.212.000 perkapita pertahun untuk Halmahera Tengah, begitu juga kabupaten lainnya di luar Ternate. Bahkan, mayoritas hanya dikisaran Rp 6,5 juta – Rp. 7,5 juta saja. Bukankah akan sangat timpang jika kita melihat puluhan triliun uang di bawa dari Maluku Utara sedangkan rakyatnya tidak bertambah kekayaannya?
Lalu bagaimana kita melihat ketimpangan di wilayah lainnya? Fenomena kekayaan alam Indonesia yang dikeruk segelintir elit oligarki dan bersekongkol dengan penguasa, atau bahkan oligarki itu sendiri menjadi penguasa, telah menjadi pembicaraan umum hampir delapan tahun belakangan ini.
Penguasa tambang batubara, emas, bauksit dan tambang-tambang lainnya, lalu penguasa kebun sawit, tebu dan perkebunan-perkebunan berskala raksasa lainnya, serta oil dan gas, hutan dan perikanan, di luar bahasan Nikel di atas, juga merupakan pengekploitasi kekayaan alam nasional yang menguntungkan Sebagian kecil orang, sehingga membuat ketimpangan ekonomi di Indonesia semakin lama semakin menjulang tinggi.
Potret ini mirip dengan potret perekonomian nasional ketika VOC (Verenigde Oostindsiche Compagnie) dan pemerintahan kolonial Belanda menjajah Indonesia dahulu, rakyat Cuma menjadi penonton.
Keluhan lainnya, selain dari Maluku Utara, baru-baru ini, telah kita saksikan dari Bupati Meranti, Riau, yang merasa bagi hasil eksplotasi minyak bumi tidak menguntungkan mereka. Menurutnya, Kementerian Keuangan adalah sarang iblis dan setan, yang memiskinkan rakyat di sana. Begitu juga dari Wakil Ketua DPRD Sintang, Kalbar, terkait penggunaan lahan sawit yang tidak menguntungkan rakyat di sana.
Ketika krisis minyak goreng terjadi, awal tahun lalu, perusahaan-perusahaan sawit yang mengontrol kebutuhan pokok minyak goreng, terbukti menjual hampir semua produknya ke luar negeri, sehingga rakyat Indonesia menderita kesulitan mendapatkan minyak goreng. Ini sebuah ironi ketika Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia.
Pengusaha-pengusaha itu hanya bermotif keuntungan pribadi semata, tidak ada idelisme maupun nasionalisme. Pemerintah memang marah dan berjanji akan melakukan audit. Namun, ketika kejaksaan agung menangkapi mafia minyak goreng tersebut, semua terkaget-kaget, karena persoalan ini terhubung dengan petinggi negara. Setidaknya seorang pejabat tinggi selevel Dirjen ikut di tangkap.
Ketika pemerintah berusaha melacak keberadaan perusahaan-perusahaan sawit, pemerintah menyatakan kaget karena banyak sekali perusahaan itu berkantor pusat di luar negeri. Dalam berita RMOL, 28/5/22, dengan judul “Luhut Kaget Banyak Perusahaan Sawit Berkantor di Luar Negeri, Anthony Budiawan; Koq Baru Tahu?”, pemerintah menyatakan bahwa perusahaan ini mengambil keuntungan dari bumi Indonesia, tapi membayar pajak di negara lain.
Namun, sampai saat ini perkembangan audit itu belum jelas hasilnya. Pada berita bpkb.go.id, 31/10/22, dengan judul “Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Hadiri Rapat Pansus Plasma Di DPRD Kab Kutai Barat”, isu audit itu masih berlangsung. Jika pemerintah gagal mengendalikan kelompok-kelompok pengusaha sawit yang selalu mementingkan bisnisnya ketimbang kesejahteraan rakyat, maka ini merupakan cermin bagi kelompok usaha atau oligarki lainnya, di mana pemerintah tidak mungkin mampu mengendalikan mereka untuk kepentingan nasional. Pertanyaan lalu muncul, mengapa mereka gagal mengendalikan kelompok pengusaha yang mengkhianati rakyat??
Tantangan nasional berupa ketimpangan dan kemiskinan ini berakar pada sistem kapitalisme yang terus berkembang pesat di Indonesia. Sistem ini berpusat pada penggandaan uang alias Riba. Pembangunan atau projek hanya bisa berkembang dalam pertimbangan hitungan “return to capital” atau di mana uang bisa diputar dengan untung yang lebih banyak.
Sistem kapitalisme ini membuat negara menjadi “kuda troya” bagi keuntungan segelintir orang. Berbagai UU, seperti Omnibus Law Ciptaker, dan kebijakan lainnya, seperti kontrol atas upah buruh murah, pemberian lahan-lahan secara obral terhadap investor asing, dan lainnya terus berlangsung. Dalam sistem ini, tugas negara atau penyelenggara negara harus memastikan kemanjaan pemilik modal itu maksimal Jika ada yang mengalangi kemanjaan itu, maka mereka harus ditumpas.
Bedanya kapitalis barat di masa lalu versus kapitalis Peking saat ini, yang pertama menyandera bangsa-bangsa miskin lebih pada bunga uang yang tinggi, sedangkan kapitalis China membawa buruhnya dari RRC menjadi pekerja kasar ke Indonesia, yang menyisakan sedikit kerjaan bagi pekerja pribumi lokal.
Ketimpangan dan kemiskinan yang terus melebar semakin parah dengan adanya pandemi covid-19 selama dua tahun ini. Akibat pandemi, jutaan orang kehilangan pekerjaan dan jutaan usaha mengalami kebangkrutan. Namun, pandemi ini juga dapat menjadi refleksi jika pandemik itu sebuah keharusan bagi kita untuk belajar mencintai kehidupan dan solidaritas. Belajar mencintai alam dan Tuhan Y.M.E.
Refleksi pertama yang harus dilakukan adalah apakah bangsa ini bisa menghargai pasal 33 UUD 1945, yakni seluruh kekayaan alam adalah milik negara? Refleksi kedua adalah apakah sila ke-5 Pancasila itu, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dapat kita mulai canangkan?
Refleksi pertama ini misalnya penting saya uraikan sebagai berikut. Beberapa waktu lalu saya ketemu dengan pimpinan perusahaan Batubara terbesar di Indonesia. Kebetulan teman kuliah di ITB. Dengan santainya dia mengatakan telah mensubsidi perusahan listrik negara (PLN), karena memberikan harga batubara murah ke perusahaan itu.
Dia menghitung subsisdi yang dia berikan triliunan rupiah. Tapi, menurut saya jika pasal 33 UUD 45 diberlakukan, maka semua tambang yang dia miliki adalah milik negara. Kepemilikan perusahaan dia di tambang itu hanya bersifat derevatif. Sehingga konsep DMO (Domestic Market Obligation) dengan harga pemerintah itu adalah hak rakyat yang memang begitu adanya, bukan kebaikan ati pengusaha.
Seandainya negara benar-benar menguasai tambang batubara, misalnya, maka perusahaan pemilik tambang yang ada selama ini, dapat difungsikan hanya sebatas kontraktor saja, dan itupun untuk bisnis UMKM dan skala menengah. Konsep penguasaan negara ini harus tegas. Belakangan ini “windfall” yang dibanggakan Sri Mulayani dari ekspor batubara tidak lah banyak diperoleh negara sebagai inkom. Padahal Faisal Basri sudah menghitung penjualan batbara itu mencapai seribuan triliun rupiah. Refleksi ini berlakku juga untuk semua bisnis ekstraktif, yang tidak memerlukan sentuhan teknologi.
Refleksi kedua adalah konsep pembangunan ke depan. Professor Stiglitz, Amartya Sen dan Fittousi, Bersama puluhan professor lainnya, di Prancis, pada tahun 2008, telah mengkritik konsep pembangunan yang hanya berpusat pada ukuran GDP. Mereka menekankan pentingnya ukuran kualitas hidup, yakni yang menekankan keseimbangan kesejahteraan (share prosperity) dan keberlanjutan (menyisakan kekayaan alam untuk generasi anak cucu) Mereka juga mengkritik BPS (Biro Pusat Statistik) negara-negara di dunia yang kurang memasukkan unsur kualitatif dalam memotret kesejahteraan.
Jika kita ingin kembali ke sila ke-5 Pancasila, maka kita harus meninggalkan praktek-praktek kapitalisme itu. Namun, jika mampu. Jalan tengahnya adalah melakukan anjuran Sitglitz dkk. Itu bisa dilakukan dengan memilih dan memilih konsep pertumbuhan yang dibanga-banggakan Jokowi di atas.
Pertama pertumbuhan, lalu pemeratan (Growth than equity); kedua, pertumbuhan dan pemerataan (Growth with equity); dan ketiga, pertumbuhan melalui pemerataan (Growth through equity). Untuk pembangunan berbasis ekstraktif, seperti batubara, bauksit, emas, kebun sawit, dll, dapat dilakukan dengan Growth through equity.
Faham sosialisme ataupun socialistic Islamisme mulai diberlakukan. Atau seperti anjuran Bung Hatta, mengutamakan koperasi. Jadi ke depan pemilik tambang emas, batubara, bauksit, nikel dll, diserahkan kepada koperasi saja. Maka, kemiskinan dan ketimpangan akan segera menurun.
Untuk bisnis atau pembangunan berbasis teknologi tinggi, bisa dilakukan dengan konsep “Growth than Equity”. Konsep mobil listrik, misalkan, pemerintah dapat menyerahkan hal itu murni pada swasta. Diantara ekstrem ini dapat dipilih jalan Growth with equty.
Namun, refleksi ini susah dilakukan jika segelintir manusia rakus ingin mempertahankan kontrol kekayaannya di Indonesia. Olehkarenanya, tugas rakyat adalah menjadikan orang-orang rakus sebagai musuh bersama rakyat Indonesia. Semua kekuatan rakyat harus bersatu padu mengatur ulang kepentingan rakyat Indonesia, keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Bernegara, sekali lagi, seharusnya memberi kesejahteraan Bersama (share properity) bukan semakin memperlebar kesenjangan sosial.
(Bersambung….)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Presiden Pasang Badan Untuk Jakowi Dan Luhud B. Panjaitan

Saya Muslim..

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya



judi slotMarch 14, 2024 at 3:25 am
judi slot
[…]check beneath, are some completely unrelated sites to ours, however, they may be most trustworthy sources that we use[…]
Life Coach ChelseaMarch 17, 2024 at 11:42 pm
Life Coach Chelsea
[…]The data talked about within the article are several of the most effective accessible […]
catskills hotelMarch 18, 2024 at 7:08 am
catskills hotel
[…]one of our visitors just lately suggested the following website[…]
dietary supplementsMarch 19, 2024 at 1:21 am
dietary supplements
[…]Wonderful story, reckoned we could combine a few unrelated data, nonetheless truly worth taking a search, whoa did a single find out about Mid East has got far more problerms also […]
รีวิว เว็บหวยออนไลน์ lotto88winMarch 20, 2024 at 6:38 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 64233 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
44-40 ammoMarch 21, 2024 at 9:40 pm
44-40 ammo
[…]Here are several of the websites we advise for our visitors[…]
SaaS AttorneyMarch 24, 2024 at 1:03 am
SaaS Attorney
[…]just beneath, are a lot of totally not related internet sites to ours, nonetheless, they may be surely really worth going over[…]
itsMasum.ComMarch 24, 2024 at 4:11 am
itsMasum.Com
[…]here are some links to internet sites that we link to since we think they may be worth visiting[…]
itsMasum.ComMarch 24, 2024 at 4:50 am
itsMasum.Com
[…]that would be the end of this post. Here youll obtain some websites that we assume youll enjoy, just click the links over[…]
itsMasum.ComMarch 24, 2024 at 6:08 am
itsMasum.Com
[…]we like to honor several other net web-sites on the internet, even though they arent linked to us, by linking to them. Under are some webpages really worth checking out[…]
itsMasum.ComMarch 25, 2024 at 12:34 am
itsMasum.Com
[…]we prefer to honor a lot of other web web-sites on the web, even when they arent linked to us, by linking to them. Underneath are some webpages really worth checking out[…]
deux catégories de logiciels malveillantsMarch 26, 2024 at 6:11 am
deux catégories de logiciels malveillants
[…]usually posts some very exciting stuff like this. If youre new to this site[…]
deux catégories de logiciels malveillantsMarch 26, 2024 at 6:14 am
deux catégories de logiciels malveillants
[…]we prefer to honor many other internet web-sites on the web, even if they arent linked to us, by linking to them. Beneath are some webpages worth checking out[…]
FÜHRERSCHEIN ÖSTERREICHMarch 27, 2024 at 2:49 pm
FÜHRERSCHEIN ÖSTERREICH
[…]we came across a cool web-site that you just may well love. Take a appear in case you want[…]
Nangs delivery 24/7March 27, 2024 at 11:29 pm
Nangs delivery 24/7
[…]Every as soon as inside a though we decide on blogs that we read. Listed beneath are the most up-to-date web-sites that we opt for […]
Nangs delivery sydneyMarch 27, 2024 at 11:49 pm
Nangs delivery sydney
[…]we like to honor a lot of other online sites on the web, even though they arent linked to us, by linking to them. Under are some webpages really worth checking out[…]
Skywhip tanksMarch 27, 2024 at 11:52 pm
Skywhip tanks
[…]usually posts some pretty exciting stuff like this. If you are new to this site[…]
chat avenueApril 2, 2024 at 10:21 pm
chat avenue
[…]Here is a superb Blog You might Obtain Fascinating that we Encourage You[…]
omegle text chatApril 2, 2024 at 11:03 pm
omegle text chat
[…]usually posts some incredibly fascinating stuff like this. If youre new to this site[…]
itsmasum.comApril 5, 2024 at 3:50 am
itsmasum.com
[…]one of our guests recently proposed the following website[…]
Film institutionnel NantesApril 19, 2024 at 8:24 pm
Film institutionnel Nantes
[…]we like to honor quite a few other internet sites on the internet, even though they arent linked to us, by linking to them. Beneath are some webpages really worth checking out[…]
tokyo jobsApril 20, 2024 at 9:08 am
tokyo jobs
[…]check below, are some entirely unrelated internet websites to ours, on the other hand, they’re most trustworthy sources that we use[…]
europa jobs centralApril 20, 2024 at 2:23 pm
europa jobs central
[…]Every as soon as in a whilst we decide on blogs that we read. Listed below would be the most current web-sites that we pick out […]
raleigh jobsApril 20, 2024 at 2:38 pm
raleigh jobs
[…]just beneath, are a lot of absolutely not connected websites to ours, on the other hand, they may be certainly really worth going over[…]
ห้องเก็บเสียงApril 27, 2024 at 6:54 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 60654 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
Kampus IslamiJune 29, 2024 at 3:24 pm
Kampus Islami
[…]Every when inside a though we choose blogs that we read. Listed below are the most up-to-date internet sites that we pick out […]
texas french bulldog puppiesJuly 1, 2024 at 12:17 pm
texas french bulldog puppies
[…]that is the end of this report. Right here you will find some sites that we believe you will appreciate, just click the links over[…]
918kissJuly 6, 2024 at 1:53 am
918kiss
[…]just beneath, are numerous totally not related internet sites to ours, nonetheless, they are certainly really worth going over[…]
เพิ่มติดตามJuly 8, 2024 at 5:28 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
โคมไฟSeptember 4, 2024 at 8:17 am
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
Simpleplay บริษัทผู้พัฒนาเกมส์พรีเมียมSeptember 9, 2024 at 5:46 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
bangkok tattooSeptember 17, 2024 at 6:19 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
ป้ายอัฐิOctober 12, 2024 at 3:05 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
free chat roomsNovember 19, 2024 at 9:18 am
… [Trackback]
[…] There you can find 34641 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
top modelsDecember 16, 2024 at 11:49 pm
… [Trackback]
[…] There you can find 94368 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
lazywin888January 26, 2025 at 3:58 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
ติดตั้ง ais fiberJanuary 27, 2025 at 7:01 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 21259 more Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]
ContinueFebruary 3, 2025 at 11:49 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-akhir-tahun-tujuh-tantangan-besar-indonesia-2023-seri-2-ketimpangan-sosial-dan-kemiskinan/ […]