Mengunjungi Super Komputer Milik Spanyol

Mengunjungi Super Komputer Milik Spanyol
Dubes Muhammad Najib mengunjugi Barcelona Supercomputing Center (BSC)

ZONASATUNEWS.COM, BARCELONA – Duta Besar RI Untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib mengunjungi Barcelona Supercomputing Center (BSC), salah satu pusat komputer terbesar di Eropa. Dubes Najib diterima langsung oleh Prof Ulises Cortes, AI Research Group Manager Responsible Institutional Relations With America Latin Barcelona Supercomputing Center.

Dubes Muhammad Najib mengunjugi Barcelona Supercomputing Center (BSC)

Pusat komputer ini, menurut keterangan Dubes Najib, menyimpan banyak data yang diperoleh dari banyak sumber. Kalau kita mendengar istilah penyimpanan data di “cloud”, hal itu tidak dalam arti yang sebenarnya kita menyimpan data di awan, tetapi data disimpan di laboratorium seperti BSC ini.

“Apa yang kita sebut big data juga kita simpan di laboratorium atau super komputer seperti ini. Perlu diketahui diera digital seperti sekarang ini, kalau kita berbicara di WA data yang terekam itu disimpan di super komputer seperti ini. Begitu juga kalau menggunakan Twitter, Facebook, dan Youtube, semua datanya disimpan ditempat seperti ini. Kedepan saya kira bisnis seperti ini yang disebut big data. Data-data orang per orang disimpan ditempat seperti itu, dan setiap saat bisa dibuka bagi yang mempunyai akses,” kata Dubes Najib dalam channel Youtube Wisma Duta RI Madrid.

Laboratorium komputer super besar di BSC

Menurut Dubes Najb, teknik pemasaran baru saat ini berbasis kepada big data. Tinggal dibuat algoritmanya, pembicaraan orang per orang di berbagai group WA, Facebook, Twitter, dan Youtube, dapat dikenali selera pasarnya yang diperlukan. Sehingga barang apa yang akan dibuat dan seterusnya, bisa dibuat sesuai permintaan pasar.

Begitu juga saat ini, dimana kita masuk dalam tahun politik. Riset-riset yang ada sebetulnya masih menggunakan metodologi kuno, statistik kuno yang sangat sederhana, yang potensi errornya besar sekali, karena mereka menggunakan sampling data.

Prof Ulises Cortes sedang menjelaskan sistem operasi BSC

“Nah riset yang berbasis komputer besar dan menggunakan big data itu menggunakan riil data. Sehingga tingkat akurasinya bisa dikatakan hampir seratus persen. Tinggal bagaimana membuat algoritma kemudian disusun dalam bentuk program, sehingga kemudian akurasinya sangat tinggi. Tinggal nanti big data yang digunakan menggunakan WA, atau big data Twitter, atau big data facebook, atau youtube. Ini sangat duitentukan pertimbangan-pertimbangan praktis dan orientasi dari tujuan riset itu sendiri,” ujar Dubes Najib.

Kita harus menyadari, kata Dubes Najib, bahwa big data merupakan industri baru yang sumbernya tidak akan habis-habis. Justru semakin lama sumbernya akan semakin besar.

Dubes Najib sedang berbincang dengan Prof Ulises Cortes penanggung jawab BSC

“Mudah-mudahan kedepan kemajuan teknologi ini kita bisa menggunakan secara bijaksana, memberi manfaat yang besar, baik bagi konsultan politik, konsultan ekonomi, juga konsultan pemerintahan, sehingga kita mengambil kebijakan berdasarkan data yang rasional dan obyektif, serta akan membawa kebaikan bukan saja bagi orang per orang, atau kelompok, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam politik ada keadilan, sistem mertikrasi bisa berkembang, dan semua orang memiliki hak yang sama tidak ada hak yang diabaikan, apapun agamanya, apapun etnisnya, dimanapun posisinya, dan setrusnya. Kita berharap semua ini bisa menjadi modal bagi kita untuk memajukan bangsa dan negara, dan memajukan kesejahteraan rakyatnya secara keseluruhan. Mohon doa dan dukungannya,” pungkas Dubes Najib.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K