Ikan Membusuk Berawal Dari Kepalanya

Ikan Membusuk Berawal Dari Kepalanya
Lukisan oleh Cesare Maccari (1840–1919) menggambarkan pidato Cicero menyerang Catalina, penguasa kejam, rakus, korup, dan haus kekuasaan.

Catatan Redaksi

Oleh: Budi Puryanto

Ikan membusuk berawal dari kepalanya. Itu ucapan terkenal mendiang Cicero, nama lengkapnya Marcus Tulius Cicero. Ia lahir di Roma tahun 106 SM. Dan meninggal tahun 43 SM.

Ucapan tersebut diatas, dilancarkan Cicero kepada para pejabat Republik Roma yang saat itu sangat korup, dan hampir saja merobohkan negara.

Kekuatan Cicero, sebagai politisi, didukung oleh kehebatannya dalam pidato (orator), keberanian, dan kecerdasan. Dia rela jauh-jauh belajar pidato di suatu pulau yang jauh dari Roma. Hanya untuk belajar teknik pidato kepada seorang guru retorika..

Setelah merasa cukup hebat, dia kembali ke Roma. Kehebatan dia justru bisa mengembangkan teknik pidatonya sendiri. Gurunya terlalu menekankan kepada isi. Cicero, sebaliknya, yang penting penampilan, bukan isinya.

Cicero sendiri seorang yang cedal. Bicaranya tidak jelas, sering dibully oleh lawan politiknya, karena ini. Namun justru dengan kekurangan itu, melalui tekniknya, pdatonya menjadi menarik dan lucu. “Penampilan, penampilan, penampilan,” tegasnya.

Berawal dari seorang pembela hukum, karirnya naik hingga posisi puncak didalam pemerintahan Roma, seorang Konsul (setara Presiden untuk saat ini, dalam sistem Republik)

Semua itu diraih melalui kepiawaiannya dalam bicara dan pidato. Bukan koneksi, nepotik, dan harta kekayaan. Untuk ukuran politisi saat itu dia termasuk miskin. Isterinya, yang dari keluarga berada sangat mendukung karir politiknya, bahkan lebih berambisi dari Cicero sendiri. Suatu ketika bahkan Cicero berseloroh, “Saya mengawini kekayaannya.”

Dia seorang politisi yang handal sekaligus pragmatis. Menurutnya, politisi itu profesi, seperti halnya profesi yang lainnya. Seorang politisi karenanya, harus berlaku profesional.

Cicero seorang pembela sistem Republik. Dia menyesal, diakhir hidupnya menyaksikan Roma tergelincir kedalam kekaisaran.

Pernah mendengar tulisan steno, berisi simbul-simbul khusus yang sering dipakai oleh para wartawan? Itu diciptakan oleh asisten Cicero untuk mencatat pidato Cicero yang cepat bak hujan deras mengucur dari langit. 

Melalaui tulisan steno itu, pidato Cicero bisa terekam persis tanpa ada yang terbuang satu katapun. Sangat menggemparkan saat itu.

Kembali kepada ucapan terkenalnya itu: “Ikan membusuk berawal dari kepalanya. Mula-mula dari kepala, kemudian ke leher, badan, dan ekornya, lalu seluruh tubuh ikan akan membusuk,” kata Cicero.

Begitulah pembusukan dalam pemerintahan, kata Cicero. Seperti ikan, pembusukan itu akan berawal dari kepalanya. Pucuk pimpinannya. Lalu pembusukan itu akan merembet ke leher. Bila dibiarkan pembusukan itu akan terus menjalar, hingga seluruh tubuh negara menjadi busuk.

Pembusukan itu, ucapnya, terutama oleh perilaku korupsi dalam segala bidang. Korupsi uang negara, korupsi kekuasaan, korupsi kekerabatan, dan korupsi-korupsi lainnya, yang akan menjadi racun ganas dalam proses pembusukan suatu negara.

Bagaimana mengatasi pembusukan itu?

“Cepat potong leher ikan itu. Buang kepalanya yang busuk. Agar badannya terhindar dari pembusukan,” kata Cicero.

“Potong lehernya krek..krek…krek,” kata Cicero saat berpidato di Senat, sambil memperagakan tangannya seperti pisau yang menggorok lehernya, lalu badannya pura-pura sempoyongan. Peserta sidang tertawa terbahak-bahak.

Penampilan, penampilan, penampilan. Cicero berhasil mempengaruhi sidang.

“Buang kepala ikan busuk itu, agar baunya tidak menyengat sampai disini,” ucap Cicero, sambil menutup hidungnya dan memalingkan muka.

Tentu saja seluruh penonton sidag tertawa terbahak-bahak. Cicero memenangkan sidang itu. Senat menyetujui usulan Cicero. 

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K