Pesan KHA Dahlan Dan Politik Berkeadaban

Pesan KHA Dahlan Dan Politik Berkeadaban
Muhammad Chirzin

Oleh: Muhammad Chirzin

Guru Besar UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta

 

Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar berdasar Al-Quran dan Sunah shahihah dengan cita-cita mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (QS 34:15).

Muhammadiyah menempuh jalan sunyi. Tidak beroposisi terhadap Pemerintah, tidak memusuhi, dan tidak pula menjilat.

Muhammadiyah berakhlak wasathiyah, berjuang secara mandiri, menjawab problem sosial dengan amal; membangun rumah sakit, lembaga pendidikan, menggerakkan Lazismu dan amal usaha lainnya.

Khittah perjuangan KHA Dahlan :

“Tidak menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain.”
“Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik.”
“Tidak sombong dan tidak berbesar hati jika menerima pujian.” “Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan ikhlas dan murni.” “Bersungguh hati terhadap pendirian.”

Spirit perjuangan KHA Dahlan, “Tidak ada kekuatan, daya, dan tenaga, di luar kekuasaan Allah. Tidak takut kepada manusia; hanya takut kepada Allah.”

Pesan-pesan KHA Dahlan :

“Mengingat keadaan tubuhku, kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua, sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian.”

“Mengapa engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai, sedangkan gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah tidak engkau perhatikan dan tidak segera diselesaikan?” “Memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.”

“Aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad saw dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya.” “Kemunduran umat Islam karena sebagian besar mereka terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam, kemerosotan akhlak, sehingga penuh ketakutan seperti kambing, dan tidak lagi memiliki keberanian seperti harimau.”

“Jika kita terus bekerja dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insyaallah, Tuhan akan memberi jalan, dan pertolongan-Nya akan tiba.”
“Orang Islam sejati adalah yang tetap berdiri pada tempat yang benar meskipun dunia dalam keadaan kacau.”

“Kemerdekaan suatu negara dan bangsa, yang didirikan di atas pengorbanan harta benda dan jiwa raga, tidak dapat dilenyapkan siapa pun juga.

Dalam menghadapi keadaan yang bagaimanapun jangan lengah, karena kelengahan menyebabkan kelemahan, kelemahan menyebabkan kekalahan, dan kekalahan berarti penderitaan.” (Panglima Besar Jenderal Soedirman)

“Memikul tugas amar makruf nahi mungkar selalu menghadapi berbagai tantangan, namun tidak mungkin merasakan manisnya Islam kecuali mereka yang sudah memperjuangkannya lewat amar makruf nahi mungkar. Bila engkau berhati bebek, orang memperlakukanmu seperti bebek. Bila engkau berhati harimau, orang memandangmu sebagai harimau.” (K.H.R. Hadjid)

Banyak orang yang tidak bersedia mengamalkan ajaran agamanya. Melihat kesulitan saja sudah putus asa dan tidak berani. Inilah yang menjadikan bangsa ini sulit menelurkan pemimpin yang baik dan amanah, sekalipun banyak orang yang memiliki ilmu agama sangat tinggi. (AR Fachruddin)

“Ada beberapa jenis kemarahan, namun kemarahan yang paling indah adalah kemarahan terhadap kebatilan. Ada beberapa jenis cinta, namun cinta pada kebenaran adalah cinta paling indah.” (K.H. Ahmad Azhar Basyir)

Insan Muhammadiyah adalah pribadi-pribadi yang selalu bekerja ikhlas, tahan banting, kritik, dan cemooh manusia, serta godaan setan. Hidup adalah ibadah sekaligus jihad. Jika kita terus-menerus mencari jalan keluar atas setiap masalah, maka Allah akan memberi jalan keluarnya.” (Prof. H.M. Amien Rais)

Warga Muhammadiyah menggunakan istilah gerakan dakwah, tajdid. Lebih dari sekadar organisasi, gerakan (harakah) mengandung dua aspek utama, yaitu proses sistematis-dinamis untuk mencapai tujuan. (M. Din Syamsuddin)

Muhammadiyah tidak cukup mengandalkan usaha-usaha pragmatis dan berjalan mengikuti hukum dinamika alamiah belaka, tanpa berpijak pada prinsip-prinsip gerakan yang bersifat ideologis. (Prof. H. Haedar Nashir)

Politik adalah usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik dan hidup bahagia, karena memiliki peluang untuk mengembangkan bakat, bergaul dengan akrab, dan dalam suasana moralitas yang tinggi.

Politik mengadung unsur interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat dalam suatu wilayah tertentu.

Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.

Beberapa kunci berkenaan dengan aktivitas politik yaitu legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan partai politik.

Politik dalam bentuk paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang berkeadilan.

Politik dalam bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan sendiri.

Politik adalah perebutan kuasa, tahta, dan harta.

Setiap warga negara harus mempercayai sesama warga dan pemerintah untuk merancang dan menerapkan kebijakan yang bermanfaat secara inklusif.

Politik identitas adalah alat politik suatu kelompok, seperti etnis, suku, budaya, agama atau lainnya untuk tujuan tertentu, sebagai sarana untuk menunjukkan jati diri suatu kelompok tersebut.

Politik identitas merupakan penjabaran dari identitas politik yang dianut oleh warga negara berkaitan dengan arah politik yang kerap dikerucutkan menjadi dua kelompok, yaitu nasionalis dan agamis.

Konsep politik dalam Al-Quran termuat dalam ayat-ayat tentang kepemimpinan dengan kosakata mulk, imam, khalifah, dan ulul amri sebagai berikut.

Katakanlah, Ya Allah, Pemilik Kekuasaan! Kau beri kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki, dan Kaucabut kekuasaan dari siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau memberikan kemuliaan kepada siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkau memberi kehinaan kepada siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu segala yang baik. Sungguh, Engkau berkuasa atas segalanya. (QS Ali Imran/3:26)

Ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan perintah-perintah tertentu, lalu ia menunaikannya. Ia berfirman: “Akan kujadikan engkau imam umat manusia”. Ia bermohon: “Dan juga imam-imam dari keturunanku?” Allah berfirman: “JanjiKu tak berlaku bagi orang yang zalim”. (QS Al-Baqarah/2:124)

Hai orang-orang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan mereka yang memegang kekuasaan di antara kamu. Jika kamu berselisih mengenai sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul-Nya (sunah), kalau kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itulah yang terbaik dan penyelesaian yang tepat. (QS An-Nisa`/4:59)

Rasulullah saw bersabda, “Setiap kamu adalah seorang pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya…”

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K