Oleh: Faizal Assegaf (kritikus)
Gerakan perubahan sepenuhnya masih dalam kendali jejaring oposisi. Kelompok yang solid, kian agresif dan tegas melawan rezim Jokowi. Setia membela rakyat, kekuatan politik tersebut semakin bergulir.
Uniknya, tak satupun tokoh oposisi maju Capres dan Cawapres. Mereka disingkirkan oleh sistem pemilu culas dan tidak adil. Hebatnya, walau ditekan, tetap konsisten membangkitkan rakyat.
Oposisi memperjuangkan agenda perubahan bukan karena musim Pilpres tiba. Lebih dari satu dekade, mereka berada di luar kekuasaan dan melawan. Tekat itu memberanikan rakyat melawan kezaliman.
BACA JUGA:
- Faizal Assegaf: Dongeng Debat Capres, Janji Kini, Bohong Kelak…
- Faizal Assegaf: PKS Lokomotif Oposisi, Wadah Pembela Umat
- Faizal Assegaf: Ganjar Serang Jokowi, Firli Menuju Penjara
Menariknya, dalam beberapa pekan ini, jejaring oposisi makin progresif berkonsolidasi. Menggalang elemen rakyat dalam dua isu: Tolak pemilu curang dan desak Presiden Jokowi dilengserkan.
Kedua isu tersebut tidak disuarakan dalam debat tiga Capres. Rakyat mencurigai lakon para Capres punya agenda politik kompromi. Sebab menolak aspirasi oposisi untuk memakzulkan Presiden Jokowi.
Padahal, isu pemilu curang makin masif dan membuat rakyat apatis. Oposisi hadir memberi solusi: Bila mau memilih Capres pilihan rakyat, maka Jokowi harus dilengserkan. Alasannya, tidak netral.
Mestinya, suara protes tersebut menjadi isu utama dalam debat tiga Capres. Tapi, mereka hanya dijebak berlomba memoles janji. Tidak beda dengan Pilpres sebelumnya, hasilnya rakyat dikhianati.
Lebih jauh, jutaan kaum muda cerdas dan rakyat yang bersikap kritis, berpendapat: Bagaiman mungkin figur Capres yang diklaim jujur dan amanah, muncul dari kompromi Pilpres curang dan amburadul?
Walhasil, di jalur Pilpres, para Capres terkesan memilih zona nyaman. Sementara, di kanal gerakan perubahan, oposisi kian gencar menuntut: Turunkan Jokowi, agar Pilpres tak dicemari politik cawe-cawe.
Berdebat janji monggo, dicurangi gigit jari…!
EDITOR: REYNA
Related Posts

Presiden Pasang Badan Untuk Jakowi Dan Luhud B. Panjaitan

Saya Muslim..

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan



No Responses