Oleh: Muhammad Chirzin
Guru Besar UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta
Di pagi hari H Debat Perdana Capres, 12/12/2023, salah seorang anggota grup WA menulis demikian: TONTONAN PALSU
Mau pada nonton debat capres nanti malam di gedung KPU? Kayak mau nonton kejuaraan sepak bola. Hebohnya bukan main. Acaranya meriah benar, semangat pendukung bukan main.
Mental rakyat kita mental senang lihat upacara. Menikmati proses dan prosedur. Senang nonton entertain. Hiburan. Meskipun hiburan itu bukan soal substansi yang akan menguntungkan jalan hidupnya.
Kelas rakyat kita umumnya masih suka kemasan daripada isi. Menonton pertunjukan yang belum tentu bermanfaat. Hanya ingin melihat akrobat kata-kata. Karena
salah satu output demokrasi liberal ini adalah melahirkan banyak tokoh yang pandai berakrobat kata-kata. Adu narasi, perang diksi. Sehingga semua menjadi relatif. Apa yang dulu dianggap sakral dan benar serta baik dibongkar atas nama kebebasan. Sehingga moral, etika, dan sopan santun menjadi berantakan.
Dulu ada kisah SEPAK BOLA GAJAH. Saya khawatir kita sedang akan menyaksikan sebuah kejuaraan yang scorenya sudah diatur oleh Panitia Pertandingan.
Sementara sebagian besar penonton dan supporter begitu semangat. Ada yang berjudi, bahkan ada yang berantem.
Kecian, kultur demokrasi bangsa kita makin gak bermutu. Tontonan palsu.
Sore hari menjelang pelaksanaa Debat Perdana Capres penulis mengunggah tulisan berikut.
https://www.zonasatunews.com/nasional/muhammad-chirzin-memperdebatkan-gagasan-capres-cawapres/
Di tengah menyimak presentasi Anies, Prabowo, dan Ganjar tentang visi-misi dan tanya jawab seputar hukum dan lain-lain, anggota beberapa grup WA mengomentari narasi para capres yang silih berganti.
Tampak emosi, Prabowo kurang tenang. Prabowo berusaha menyikat Anies. Tambah emosi. Debat capres ini, panggungnya Anies. Hasil sementara yang bagus. Masyaallah, keren Anies.
Ditanya tentang kesulitan mendirikan rumah ibadah maunya angkat isue intoleran…eeee… malah kasih kesempatan bagi Anies untuk pamer prestasinya, maka Anies dengan senyum lebar menjawabnya. Berarti selama ini Prabowo tidak menyimak apa yang telah dilakukan Anies di Jakarta.
Ada yang menarik di debat tadi malam. Anies lebih bertanya tentang Kanjuruhan dan KM 50 ke Ganjar, dibanding menyerang Ganjar dengan isu Wadas. Padahal Wadas lebih relevan untuk ditanya ke Ganjar.
Iya, sepertinya memang ada semacam semangat bersama untuk menguliti 02 dengan HAM dan Etika, dan berhasil membuat 02 kemringet, bingung, dan emosi.
Ada Capres yang kena batunya…
Wowo emosi dan grogi, Ganjar kelihatan tidak ‘pe de’ dan tidak menguasai jawaban?
Indonesia bukan Negara Kekuasaan, Anies bertekad kembalikan hukum yang bengkok
https://www.kontenislam.com/2023/12/indonesia-bukan-negara-kekuasaan-anies.html
“Anies membuka perdebatan dengan menyampaikan visi penegakan hukum yang sangat artikulatif. Lengkap dengan contoh-contoh kasus nyata. Sementara Prabowo masih dengan cara-cara normatif. Bahkan cenderung permisif terhadap ketimpangan dan kejanggalan yang berlangsung sehari-hari.
Ganjar justru mengungkit soal ketimpangan pembangunan dengan mengetengahkan cerita masyarakat yang ditemuinya di Papua, Aceh, NTT, dan NTB. Hampir sebagian besar waktu dihabiskan untuk hal-hal yang tak berdekatan dengan topik debat malam ini. Seperti penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
Mungkin Ganjar, seperti juga Prabowo, tak menyangka kesiapan sekaligus kesungguhan Anies sebelumnya yang menyampaikan visi dengan sangat terstruktur, terukur, dan mudah dipahami. Waktu yang disediakan akhirnya tercecer sehingga moderator harus menghentikan mereka bicara.”
“Saya urungkan niat untuk mengulas perdebatan capres ini. Kualitasnya terlalu jomplang. Se-objectif apa pun berusaha melaporkan pandangan mata, rasanya bakal tetap dituding subjektif.”
“Saya percaya secuek-cueknya pemilih sekarang, termasuk yang milenial dan genz, mereka tetap waras dan punya hati.”
“Besok, saya yakin akan bertebaran cuplikan-cuplikan debat malam ini yang bakal menetes ke ruang-ruang privat milenial dan genz. Kita maklum sulit cari cuplikan negatif pada bagian Anies. Kecuali dikemas dengan materi di luar rekaman debat.”
“Biarkan mengalir saja deh. Saya kira mereka yang waras akan bekerja. Jangan terlalu khawatir. Meski tetap perlu mawas diri.”
“Melawan zaman yang penuh framing sekarang ini, harus dilawan dengan framing juga. Framing tentang gagasan-gagasan perubahan. Tak perlu meng-counter framing mereka.”
Maantaaf pak ARB, bismillah, semoga upaya kita diridhai Allah SWT, Pak Anis dan Pak Muhaimin jadi presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 nanti.
Sabar menanti penampilan para Capres pada empat putaran debat berikutnya.(m)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang



No Responses