Oleh: Tere Liye, penulis novel
Pada suatu pagi, pukul 04.00, Muhyani, pemilik ternak kambing, memergoki Waldi dan Pendi hendak mencuri kambingnya. Sudah beberapa kali kambingnya hilang, dan dia memang memasang jebakan berisik. Muhyani bergegas memeriksa saat mendengar suara jebakan, dan menemukan 2 orang pencuri sedang beraksi.
Waldi yg ketahuan, menghunus golok. Muhyani menyambar gunting (utk memetik buah mentimun). Sat set! Sat set! Terjadi pertarungan. Waldi terluka parah, dan bersama pencuri lain lari segera. Wahyuni meminta tolong tetangga. Pukul 06.00, jasad Waldi ditemukan MATI di sawah tidak jauh dari lokasi, kehabisan darah. Temannya entah kemana, kabur.
Lantas terjadilah hal yg menakjubkan.
Siapa yang dijadikan tersangka oleh Pak Pol? Sorry nih ye, sorry banget, Wahyuni yg jadi tersangka.
Apa alasannya? Sederhana. Seharusnya saat kejadian, Wahyuni lari saja, teriak minta tolong. Bukan malah bertarung dengan pencuri ternak kambingnya. Menurut Pak Pol, ahli2 pidana juga bilang begitu. Jadi sah sudah, Wahyuni adalah pembunuh.
Pak Kapolres yakin banget: Menurut dia, saat kejadian, Wahyuni tdk terdesak, Wahyuni seharusnya bisa kabur saja. Bukan malah mempertahankan harta benda-nya, bertarung.
Hebat banget logika Pak Kapolres ini. Wahyuni yg dimaling kambing2nya, pencuri menghunus golok, dia yg harus kabur. Besok2, lapor ke polisi? Wahyuni kehilangan sapi? Cuma nanya loh ini pak Pol. Betulan nggak, katanya, lapor kehilangan kambing, eh malah sapi ikut hilang? Nanti tere liye kamu jadikan tersangka juga.
Tahniah rakyat Indonesia. Capres2mu hanya sibuk bahas hal2 sepele, proyek2 baru saat dia berkuasa, ratusan trilyun buat proyek2 top. Mereka tutup mata membahas penegakan hukum. Netizen juga sibuk menjilati capres2 ini. Ikut tutup mata.
Mereka lupa, hari ini Muhyani, besok boleh jadi giliran kita yg senasib. Yes! Teruslah Bodoh, Jangan Pintar gitu loh.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang



No Responses