ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Komite Peduli Konstitusi yang dikomandani Bambang Beathor Suryadi, dalam keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023) menerbitkan rilis guna menyikapi situasi dan kondisi bangsa menjelang pencoblosan Pilpres dan Pileg tahun 2024 mendatang.
Komite menjelaskan, menyikapi situasi politik menjelang hari pencoblosan, kiranya kita musti menilik prosesnya lebih dulu. Bagaimana keadaan dalam bernegara ini terasa tidak tertata dengan baik. Semua terkesan hanya memburu kuasa, bertujuan kuasa semata. Para elit politik : Ketua partai-partai, tokoh-tokoh masyarakat, pakar hukum terlihat membiarkan konstitusi kita dirusak.
“Konstitusi sebagai tatanan mulia tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara diosak-asik untuk tujuan sesaat. Meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden adalah langkah mencederai konstitusi,” kata Beathor Suryadi.
Mengingat keadaan yang amburadul tersebut, komite perlu menyikapi keadaan ini dengan meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menunda penyelenggara pemilu tahun 2024. Karena mengingat carut-marutnya keadaan sosial. Komite bagian dari civil society meminta KPU lebih cermat dalam menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil dan transparan.
Yang terjadi sekarang, kata politisi PDIP itu, elit politik membiarkan situasi yang tidak baik ini terjadi dan elit partai membiarkan kerusakan ini terjadi.
Untuk itu karena komite masih ada, maka komite berunjuk rasa, menyuarakan keprihatinan dengan menyalakan seribu lilin, bentuk dari perlawanan komite terhadap konstitusi yang dikhianati.
Komite menuntut:
1. Menuntut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyelenggarakan pemilu dengan Jujur dan adil.
2. Meniadakan kecurangan sekecil apapun dan menindak tegas pelaku kecurangan.
3. Jika tidak mampu, agar KPU membubarkan diri.
Dalam oorasinya di depan Kantor KPU Beathor menegaskan keprihatinannya karena, bagaimana masa depan ini kalau konstitusi saja dirubah apalagi peraturan yang lain.
“Rasa keprihatinan itu yang kami lakukan hari ini dengan menyalakan lilin. Kami peduli kepada bangsa ini, kepada anak-anak yang nantinya akan meneruskan perjalanan bangsa ini. Niat kami cuma satu bagaimana mengguga keadaan. Karena semua ketua-ketua partai, semuanya terlibat. Semua ketua-ketua partai enggak peduli lagi.Yang penting adalah menang. Nah, kondisi itu yang menyebabkan kami prihatin,” kata Beathor sambil memegang megaphone.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih




No Responses