Menteri Luar Negeri Yunani: Skenario perpindahan penduduk di Gaza tidak dapat diterima

Menteri Luar Negeri Yunani: Skenario perpindahan penduduk di Gaza tidak dapat diterima
George Gerapetritis, Menteri Luar Negeri Yunani

Yunani menegaskan kembali keprihatinan mendalam atas situasi di Gaza, dampak regional konflik Israel-Palestina

“Skenario perpindahan penduduk di Gaza tidak dapat diterima,” kata Menteri Luar Negeri Yunani

“Kita harus meringankan rasa sakit dan penderitaan warga sipil di Gaza, “tambah George Gerapetritis

ATHENA – Yunani pada hari Senin (15/1) menegaskan kembali keprihatinannya yang mendalam atas situasi di Gaza dan eskalasi di Laut Merah, dan sekali lagi mendorong solusi dua negara sebagai cara untuk membantu mengakhiri konflik.

“Yunani secara konsisten mendukung pembentukan negara Palestina merdeka, yang akan hidup berdampingan secara damai dengan Israel, dalam batas-batas yang diakui secara internasional, berdasarkan garis perbatasan sebelum tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Menteri Luar Negeri George Gerapetritis bersama rekannya dari Yordania Ayman Al Safadi di ibu kota Yordania, Amman, tempat ia melakukan kunjungan resmi.

Ia menambahkan bahwa Athena semakin khawatir atas hilangnya nyawa warga sipil dan bencana kemanusiaan di Gaza, serta eskalasi di Tepi Barat, perbatasan Lebanon-Israel, dan Laut Merah sebagai dampak dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina, tambahnya : “Yunani percaya bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memulai diskusi serius sehari setelah (konflik), agar dapat membuka prospek politik bagi perdamaian di wilayah tersebut.”

Gerapetritis juga mengatakan: “Kita harus meringankan rasa sakit dan penderitaan warga sipil di Gaza. Kita semua harus melakukan apa yang kita bisa untuk menyediakan makanan dan obat-obatan. Dan tentu saja, kita perlu memulihkan fasilitas dan jaringan yang diperlukan di Gaza.”

Selain itu, ia menekankan bahwa skenario perpindahan penduduk di Gaza tidak dapat diterima.

Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 24.100 orang dan melukai 60.834 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas.

Serangan tersebut telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.

Sumber: Anadolu Agency
Editor: Reyna

Last Day Views: 26,55 K