Diplomat tinggi Turki bertemu dengan pemimpin Hamas Haniyeh untuk membahas gencatan senjata di Gaza

Diplomat tinggi Turki bertemu dengan pemimpin Hamas Haniyeh untuk membahas gencatan senjata di Gaza
Fidan dan Haniyeh membahas pembentukan gencatan senjata di Gaza, peningkatan bantuan kemanusiaan, pembebasan sandera dan solusi dua negara untuk perdamaian abadi.

Penetapan segera gencatan senjata di Gaza, peningkatan bantuan kemanusiaan, pembebasan sandera, solusi 2 negara yang dibahas.

TURKI –  Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan bertemu dengan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, menurut sumber diplomatik Turki, seperti dilaporkan TRT World.

Fidan dan Haniyeh pada hari Sabtu (20/1) membahas pembentukan gencatan senjata di Gaza, peningkatan bantuan kemanusiaan, pembebasan sandera dan solusi dua negara untuk perdamaian abadi.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Oktober lalu setelah Israel melancarkan serangan intensif terhadap wilayah kantong kecil tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas situasi Gaza dengan Haniyeh dan meyakinkan bahwa Ankara akan berupaya memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan korban luka di sana dapat dibawa ke Türki untuk mendapatkan perawatan, jika diperlukan.

Presiden Erdogan menekankan bahwa solusi permanen tidak dapat dicapai tanpa pembentukan negara Palestina merdeka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, kata pernyataan itu.

Erdogan lebih lanjut menekankan bahwa Türki akan terus berjuang secara internasional untuk perdamaian abadi.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang.

Setidaknya 24.927 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 62.388 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Editor: Reyna

Last Day Views: 26,55 K