Qatar: Nasib rakyat Palestina harus tetap berada di tangan rakyat Palestina

Qatar: Nasib rakyat Palestina harus tetap berada di tangan rakyat Palestina
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani

“Posisi kami adalah nasib rakyat Palestina harus tetap berada di tangan rakyat Palestina,” kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Washington.

ISTANBUL – Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada hari Senin (29/1) mengatakan, Qatar secara aktif terlibat dalam pembicaraan dan upaya mediasi antara Israel dan kelompok Hamas mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Ditanya tentang kantor kelompok Hamas Palestina di Doha, dia mengatakan kantor tersebut digunakan sebagai saluran komunikasi.

Ketika ditanya tentang masa depan negara Palestina, Sheikh Mohammed berkata: “Posisi kami adalah bahwa nasib rakyat Palestina harus tetap berada di tangan rakyat Palestina.”

“Mereka (Palestina) adalah orang-orang yang harus memutuskan apa yang akan menjadi jalan ke depan,” tambahnya.

Sementara itu dia menolak  dikaitkan dengan Houthi.Negaranya saat ini tidak terlibat dengan kelompok Houthi Yaman atas ketegangan mereka dengan AS.

“Qatar tidak melakukan mediasi terhadap Houthi, namun Qatar menekan Iran untuk mengurangi ketegangan situasi keamanan regional,” kata Sheikh Mohammed di Dewan Atlantik di Washington, menurut saluran Al Jazeera yang berbasis di Doha.

Houthi mengatakan mereka telah menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza, sehingga mendorong AS dan Inggris melancarkan serangan udara balasan terhadap sasaran Houthi di Yaman.

Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 26.637 warga Palestina dan melukai 65.387 orang. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K