Dibuat-Buat Oleh Media

Dibuat-Buat Oleh Media
Wawancara Prabowo di Qatar Economic Forum

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Saya melihat tayangan video Refly Harun Channel dengan judul “Geger Prabowo Kena Skakmat Di Acara Internasional! Emosi Menjawab Pertanyaan Jurnalis”. Tayangan itu sebenarnya tentang wawancara pak Prabowo dengan wartawati senior Bloomberg Haslinda Amin – seorang kepala koresponden internasional TV Bloomberg untuk Asia Tenggara dan penyiar the daily Markets Asia show – di Qatar Economic Forum tanggal 15 Mei 2024 lalu di Doha Qatar. Di bagian akhir wawancara itu Haslinda Amin bertanya tentang adanya keprihatinan orang bahwa Prabowo akan menurunkan kualitas democrasi di Indonesia.

Sayangnya Refly Harun dalam video nya itu merespon kutipan dalam bahasa Inggris yang nampak dilayar jawaban Prabowo dengan kutipan yang salah sehingga menimbulkan makna yang berbeda. Kutipan jawaban itu antara lain bahwa keprihatinan tentang kekhawatiran menurunnya kualitas demokrasi itu dibuat …… “by a handful of people, people who are depressed.” terjemahannya …oleh segelintir orang yang “depresi”.

Saya melihat video dari Bloomberg wawancara itu ternyata aslinya jawaban Prabowo itu “…made up by some people in “the press” yang terjemahannya “dibuat-buat (= dikarang) oleh orang-orang media”. Lalu si wartawati senior itu menimpali “that would be us then” yang artinya “itu berarti termasuk kami dong”.

CNN Indonesia 16 Mei 2024 dalam edisi bahasa Inggris mewartakan: “President elect Prabowo Subianto gave a blunt answer when asked about concerns that democracy in Indonesia would weaken under his leadership when he was attending the Qatar Economic Forum on Wednesday May 15. “Some people are worried that you will weaken democracy, what do you want to say to them?”, asked the presenter at the forum. “Who’s worried?”, responded Prabowo while laughing loudly. ….”I think the concerns about democracy are fabricated by the press(the media)”, he said.” CNN Indonesia itu jelas-jelas menyebut kata “fabricated” yang maknanya hampir sama dengan “made up”(yang diucapkan Prabowo) yakni “karangan yang dibuat-buat” oleh “the press” (media). Jadi bukan “depressed” atau depresi.

Sebelum menuding bahwa keprihatinan tentang akan turunnya kualitas demokrasi bila Prabowo memimpin – dibuat-buat oleh media; Prabowo dengan lantang bertanya balik kepada Haslinda Amin “siapa yang prihatin?”, lalu dia meneruskan agar siwartawati menanyakan kepada rakyat Indonesia dimana mereka dalam tiga pemilihan umum tidak mendukung Prabowo, baru dalam pemilu 2024 itu rakyat memberikan “consent” nya atau ijin/dukungannya kepada Prabowo.

Memang dalam wawancara di Qatar itu Prabowo menjawab dengan jawaban-jawaban yang “blunt” atau keras. Hal itu mungkin disebabkan karena Prabowo sudah familier dengan budaya barat dimana seringkali ada pertanyaan yang “menohok” atau memojokkan, maklum sejak kecil Prabowo itu sekolah di luar negeri yaitu di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia. Antara tahun 1966 dan 1968, dia ikut orangtuangnya tinggal di dLondon dimana dia sekolah dan lulus di American School. Waktu dia di Koppasus tahun 1985 mengikuti pendidikan komando “the Advanced Infantry Officers Course” di Fort Benning, di Amerika Serikat.

Jawaban – jawaban Prabowo di forum internasional seperti di forum menteri pertahanan di Singapura dan Qatar Economic Forum yang tegas dan keras itu juga menunjukkan sisi kemiliterannya dia yang keras.

Editor : Reyna

Last Day Views: 26,55 K