Oleh: Daniel Mohammad Rosyid
China telah melampaui AS, secara ekonomi, maupun teknologi. Sebentar lagi secara militer, tanpa demokrasi yang dipuja di banyak negeri.
Hari ini 64 tahun silam, Presiden Soekarno, dengan dukungan RRC dan PKI mengumumkan Dekrit Kembali ke UUD45 yang menjadikan Piagam Jakarta sebagai konsideran.
Sayang langkah ini diikuti oleh penangkapan tokoh-tokoh Masyumi yang terbukti sebagai blunder politik Soekarno terbesar yang menyebabkan kejatuhannya.
UUD45 tidak menjadikan demokrasi sebagai berhala, dan partai politik memonopoli politik.
RRC lebih cerdas menyikapi perang dingin, dan kini menjadi penantang nomor wahid AS dan Barat.
Kita berharap presiden terpilih Prabowo meniru langkah China, sekaligus menghindari kekeliruan Soekarno.
Tanpa Islam, bangsa Indonesia tidak pernah ada karena dipecahbelah sukuisme dan feodalisme sehingga mudah mengalami aboriginasi oleh para penjajah.
Dengan Dekrit itu, kedaulatan itu kembali ke tangan rakyat dan kebhinnekaan itu dihormati sehingga manunggal ika.
EDITOR: REYNA
Related Posts

“Purbayanomics” (3), Tata Kelola Keuangan Negara: Terobosan Purbaya

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

“Purbayanomics” (2): Pemberontakan Ala Purbaya: Rekonstruksi Ekonomi Nasional

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945



No Responses