Kudeta di Dalam Partai Politik

Kudeta di Dalam Partai Politik

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Baik masyarakat Amerika Sertikat maupun dunia tahubahwa partai Demokrat Amerika Serikat akhirnya meng-endorse wakil presiden Kamala Harris sebagai calon presiden untuk menghadapi mantan presiden Donald Trump di Pilpres AS nanti.

Namun pada bulan Juli 2024 lalu beredar luas berita yang mengatakan bahwa keputusan partai Demokrat mendukung Kamala Harris akibat dari kudeta yang terjadi didalam partai Demokrat.

Sebab sebelumnya presiden Joe Biden (dan keluarganya) ngotot untuk tetap maju menjadi capres di Pilpres bulan November 2024 meskipun banyak kritikan performa Biden yang menurun akhir-akhir ini disebabkan karena usianya yang 81 tahun, sakit-sakitan dan menunjukkan performa yang buruk dalam debat dengan Donald Trump.

Kudeta dalam partai Demokrat itu diberitakan dilakukan oleh mantan Presiden Barack Obama, Wakil Presiden Kamala Harris dan pemain kekuatan Demokrat teratas (termasuk mantan Ketua DPR Nancy Pelosi) mengancamakan mencopotnya melalui Amandemen ke-25 Konstitusi.

Perlu diketahui bahwa Amandemen ke-25 Konstitusi AS itu memungkinkan wakil presiden dan kabinet lainnya serta pejabat federal tingkat senior untuk mencopot presiden AS yang sedang menjabat jika mereka tidakdapat melakukan tugas kantor.

Reporter investigasi veteran Seymour Hersh memposting sebuah cerita pada 27 Juli yang mengatakan Biden keluar dari perlombaan 2024 melawan mantan Presiden Donald Trump dan mendukung Harris setelah diancam akan dicopot dari jabatannya di tengah kekhawatiran daridonor kaya, pemilih, dan makelar kekuasaan Demokrat tentang usia lanjut dan kemampuannya untuk melayanimasa jabatan kedua.

“Obama menelepon Biden setelah sarapan [pada 20 Juli] dan berkata, ‘Inilah kesepakatannya. Kami memiliki kesepakatan Kamala untuk menggunakan Amandemen ke-25,” kata seorang pejabat senior Washington kepada Hersh. “Seorang pejabat senior Washington mengatakan kepada Hersch. Nancy Pelosi, Chuck Schumer, dan Hakeem Jeffries dilaporkan terlibat langsung.”

Bahkan mantan presiden Donald Trump dalam wawancara dengan Elon Musk di X percaya bahwa Joe Biden di kudeta dengan acaman bahwa kalau dia tidak mau mundur maka akan dipaksa mundur dengan cara halus maupun kasar. (Biden’s exit, it was a coup,” Trump said in a live interview with Elon Musk on X.

“This was a coup of a president of the United States. He didn’t want to leave, and they said, ‘We can do it the nice way, or we can do it the hard way,’” Trump added.)

Lalu apakah mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar yang ditanyangkan dalam video resmi Minggu tanggal 11 Agustus 2024 itu juga karena “diminta mundur” oleh pihak lain seperti yang terjadi pada diri Joe Biden.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menepis alasan mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum karena terjerat kasus korupsi.

Namun mantan wakil presiden Jusuf Kalla meyakini mundurnya Airlangga bukan karena ada kisruh di internal Partai Golkar, tetapi disebabkan tekanan kuat dari luarpartai. Kendati demikian, JK tidak menjelaskan sosok dariluar partai yang melakukan tekanan tersebut

Memang publik kaget dengan mundurnya arek Surabaya Airlangga Hartarto ini (lahir pada 1 Oktober 1962 di Surabaya, Jawa Timur) karena dibawah kepemimpinan dia Golkar berjaya dalam Pilpres dan Pileg lalu. Lalu kenapa cak Airlangga Hartarto lulusan Fakultas Teknik Mesin UGM, Monash University Australia dan University of Melbourne ini tiba-tiba mundur.

Apakah terjadi kudeta di internal partai, atau karena tekanan dari luar, atau karena terlibat kasus hukum?

Wallahu Alam.

EDITOR : REYNA

Last Day Views: 26,55 K