Kubangan Pragmatisme Partai

Kubangan Pragmatisme Partai
Agus Mualif Rohadi

Oleh: Agus Mualif Rohadi

Usai Pilpres dan kemudian masuk pada kontestasi pilkada 2024 semakin membuktikan bahwa :

Sudah tidak ada idealisme partai di Indonesia. Semua partai telah dirusak oleh perilaku korupsi.

Partai menjadi pragmatis, akibatnya mudah diatur penguasa. Hanya karena seorang Anies penguasa sampai melakukan segala cara untuk menghalanginya, karena Anies adalah tipe langka yang bisa membongkar perilaku pragmatisme dan duitisme.

Partai Dakwahpun, seperti PKS, PKB dibikin tidak berkutik oleh Menkumham yang mempunyai kewenangan administratif. Konggres, Munas atau sejenisnya menjadi barang mainan penguasa melalui kewenangan Menkumham.

Bayangkan partai yang sudah punya anggota dpr, menjadi penghuni parlemen bertahun tahun, mempunyai menteri, masih bisa dipermainkan seorang Menkumham sebagai tangan penguasa.

Wajah politik Indonesia menjadi tidak bermartabat, mudah diatur oleh kolaborasi penguasa dan kekuatan modal. Rakyat tidak mempunyai posisi apapun dalam partai.

Parlemen dan suara rakyat hanya jadi angka angka penghitung biaya kekuasaan. Setiap partai ada tarifnya sendiri sendiri. Jabatan dapat dikonfersi dengan besaran biaya.

Begitulah kalau penguasa, hartawan, politisi telah disatukan oleh pragmatisme.

Mungkin sudah eranya, entah sampai kapan.

Namun selalu ada idealisme yang bekerja diluar sistem politik yang sudah kotor.

Idealisme akan menjadi musuh bersama para penganut pragmatisme. Namun sejarah membuktikan pada akhirnya idelaisme yang akan menyelamatkan kehidupan manusia.

Akan ada saatnya idealisme akan merubah wujud rusak pragmatisme yang hancur berkeping dengan sendirinya. Idelaisme akan tampil sebagai penyelamat komunitas manusia menjadi sesuatu yang baru lagi.

Entah kapan terjadinya, tetapi itu adalah hukum sosial yang berlaku sejak dari jaman dahulu kala.

Sing slamet ndonya akhirat iku wong kang eling lan waspodo.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K