Vietnam Membangun Kereta Api Cepat Tanpa Dana Asing

Vietnam Membangun Kereta Api Cepat Tanpa Dana Asing

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Negara Vietnam yang mengalami dua peperangan besar yaitu pada waktu melawan Perancis dan Amerika Serikat masing- masing pada 19 Desember 1946 sampai 20 Juli 1954 dan 1 November 1955 sampai 30 April 1975 dan dimana kedua peperangan ini telah menghancur leburkan negaranya. Namun secara mengejutkan saat ini negeri ini menjadi salah satu negara yang pereknomiannya maju di kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonominya pada tahun 2024 ini direncanakan mencapai 6,1% dan pada tahun 2025-2026 direncanakan 6,5%.

Dengan kemajuan perekonomiannya itu negara Vietnam membangun kembali kondisi ekonominya menjadi negara yang cepat pembangunannya pasca kedua perang diatas. Salah satunya adalah rencana pembangunan kereta api cepat. Saya membaca media Vietnam Express International tanggal 1 Oktober 2024 lalu yang judul nya “sepertinya menyindir” Indonesia: “ Vietnam to build north-south high-speed railway without foreign loans or technology” atau “ Vietnam akan membangun kereta api berkecepatan tinggi utara-selatan tanpa pinjaman atau teknologi asing” . Beberapa saluran TV internasional juga melaporkan tentang rencana ini.Sementara Kereta Api cepat kita Jakarta – Bandung menggunakan dana dan teknologi dari asing – yaitu Cina.

Memang Vietnam berencana mengembangkan kereta api berkecepatan tinggi utara-selatan menggunakan dana dan teknologi domestik, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pinjaman asing dan memastikan kontrol yang lebih baik atas konstruksi, transfer teknologi, dan operasi jangka panjang, kata seorang pejabat Kementerian Transportasi. Nguyen Danh Huy, Wakil Menteri Transportasi, mengatakan pada konferensi pers bahwa proyek kereta api berkecepatan tinggi akan terutama didanai oleh anggaran negara, meminimalkan kebutuhan akan transfer teknologi asing.

Huy menjelaskan bahwa kementerian telah meneliti proyek tersebut selama 18 tahun, mengirim beberapa delegasi untuk belajar dari pengalaman negara lain. Proyek ini diperkirakan menelan biaya VND1,713 triliun (US$67,34 miliar), dengan pendanaan yang bersumber terutama dari anggaran pusat, obligasi pemerintah, kontribusi dari daerah, dan pinjaman berbunga rendah.

Kontraktor asing, jika terlibat, harus memanfaatkan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri, memungkinkan perusahaan lokal untuk berkontribusi pada konstruksi proyek, yang bernilai $ 34 miliar. Industri konstruksi Vietnam mampu menangani jalan, jembatan, terowongan, dan jembatan kabel, memposisikannya dengan baik untuk partisipasi, katanya. Menurut kementerian perhubungan, dengan kemampuan domestik saat ini dan potensi lokalisasi teknologi, Vietnam dapat menguasai teknologi kereta api berkecepatan tinggi untuk kecepatan 250 kpj (km per jam), 300 kpj, dan 350 kpj. Studi menunjukkan bahwa dengan transfer teknologi dan kebijakan yang tepat, Vietnam dapat mencapai keahlian dalam konstruksi, operasi, pemeliharaan, dan akhirnya melokalisasi produksi suku cadang pengganti.

Jadwal waktu proyek ini mencakup pemilihan konsultan internasional dan melakukan studi kelayakan pada tahun 2025-2026. Pembukaan lahan dan pemilihan kontraktor untuk bagian Hanoi-Vinh dan Nha Trang-Ho Chi Minh City diharapkan akan dimulai pada akhir 2027. Pengerjaan pada ruas Vinh-Da Nang dan Da Nang-Nha Trang direncanakan untuk 2028-2029, dengan seluruh jalur dijadwalkan selesai pada akhir 2035.

Huy mengakui bahwa proyek infrastruktur sering menghadapi penundaan karena masalah pembukaan lahan. Namun, kereta api berkecepatan tinggi utara-selatan adalah prioritas utama dengan dukungan politik yang kuat, dan sumber daya domestik dan internasional akan dimobilisasi untuk memastikan penyelesaian tepat waktu.

Proyek ini menandai pergeseran dari rencana sebelumnya, yang membayangkan kereta api berkecepatan tinggi hanya untuk penumpang dengan 14 stasiun dan tidak ada terminal barang. Proyek ini diharapkan akan ditinjau untuk persetujuan investasi selama sesi kedelapan Majelis Nasional ke-15, mulai 20 Oktober.

Negara Vietnam yang pernah mengalami kehancuran akibat dua perang besar, dengan kemauan politik yang tinggi dan dukungan kuat rakyatnya bertekad untuk mandiri dalam membangun tanpa tergntung pada utang luar negeri

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K