Oleh: Muhammad Chirzin
Aparatur Sipil Negara
Aparatur Sipil Negara adalah istilah untuk kelompok profesi bagi pegawai-pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Aparatur Sipil Negara niscaya memiliki spiritualitas dan professionalitas yang tinggi.
Kewajiban ASN: (1) setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah; (2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; (3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; (4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; (5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; (6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; (7) menyimpan rahasia jabatan; dan (8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
Pemberhentian secara hormat: (1) meninggal dunia; (2) permintaan sendiri; (3) telah memasuki masa pensiun; (4) perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang menyebabkan pensiun dini; dan (5) tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak mampu menjalankan tugas dan kewajiban.
Pemberhentian secara tidak hormat: (1) melakukan penyelewengan atau pelanggaran terhadap Pancasila dan UUD 1945; (2) menjadi pengurus atau petinggi partai politik; dan (3) dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau pidana umum atau terpidana penjara paling singkat dua tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.

Spiritualitas
Kata spiritual berasal dari bahasa Prancis kuno espirit, yang berasal dari kata Latin spiritus, artinya jiwa, keberanian, semangat, napas. Spiritualitas adalah konsep yang berkaitan dengan perasaan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, serta usaha untuk menemukan makna dalam hidup.
Spiritualitas dan agama merupakan suatu konteks yang berbeda namun selalu beriringan. Spiritualitas adalah pandangan dunia yang menunjukkan dimensi kehidupan di luar apa yang dialami pada tingkat sensorik dan fisik. Spiritualitas lebih melihat ke dalam batin menuju kesadaran akan nilai-nilai universal seseorang.
Agama melihat keluar diri seseorang menggunakan ritual keagamaan formal. Agama lebih melihat kepada orientasi eksternal, sedangkan spiritualitas mencakup bagaimana seseorang memandang ke dalam batinnya.
Spiritualitas merupakan proses transformasi melalui berbagai aspek kehidupan yang terintegrasi meliputi fisik, emosional, pekerjaan, intelektual, dan rasional. Spiritualitas sangat berkaitan dengan kreativitas, cinta, pengampunan, kasih sayang, kepercayaan, penghormatan, kebijaksanaan, keyakinan, dan rasa akan kesatuan.
Spiritualitas memiliki dua komponen yaitu vertikal dan horizontal. Komponen vertikal dalam spiritualitas adalah hasrat untuk melampaui ego atau self-esteem diri. Komponen vertikal bisa berkaitan dengan Tuhan, jiwa, alam semesta, kekuatan tertinggi atau sesuatu lainnya.
Komponen horizontal lebih pada perwujudan sesuatu yang tidak dapat dilihat. Komponen horizontal dalam spiritualitas adalah hasrat untuk melayani orang lain dan bumi. Komponen horizontal ditunjukkan dengan bagaimana seseorang berusaha membuat perbedaan melalui tindakannya yang diwujudkan dalam sesuatu yang dapat dilihat.
Spiritualitas membantu individu dalam menemukan makna dan tujuan dalam hidup mereka yang menunjukkan nilai personalnya. Nilai personal ini merefleksikan hasrat untuk membuat perbedaan dan membantu untuk membuat dunia lebih bermakna.
Memiliki spiritualitas di kehidupan sehari-hari sangat penting untuk membuat seseorang menjadi individu yang utuh dan bermakna. Manfaat spiritualitas: (1) memberikan jawaban siapa dan apa diri seseorang; (2) membantu mendefinisikan kebenaran, keunikan diri, dan individualitas; (3) membantu merefleksikan nilai dengan memberikan kontribusi kepada umat manusia serta alam semesta.
Spiritualitas bukan hanya tentang kepercayaan agama, tetapi tentang menghubungkan diri dengan sesuatu di luar diri yang membawa makna dan hubungan ke dalam hidup. Bagi sebagian orang, hal itu adalah kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi atau praktik keagamaan tertentu. Bagi yang lain, hal itu melibatkan pengalaman keterhubungan dengan keadaan yang lebih tinggi atau keterhubungan dengan seluruh umat manusia dan alam.
Profesionalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesionalisme ialah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Profesionalisme ialah sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi, agar senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kemampuan sesuai aturan serta etika yang berlaku.
Ciri-ciri Profesionalisme: (1) bangga pada pekerjaan dan menunjukkan komitmen pribadi pada kualitas; (2) berusaha meraih tanggung jawab; (3) mengantisipasi dan tidak menunggu perintah untuk menunjukkan inisiatif; (4) mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas; (5) melibatkan diri secara aktif dan tidak sekadar bertahan para peran yang telah ditetapkan untuk mereka; (6) selalu mencari cara untuk membuat berbagai hal menjadi lebih mudah bagi mereka yang dilayani; (7) mendengarkan kebutuhan orang-orang yang mereka layani; (8) bisa dipercaya memegang rahasia; (9) jujur; (10) setia; dan (11) terbuka terhadap kritik yang membangun.
Prinsip Dasar Profesionalisme ASN: (1) Keahlian. ASN niscaya memiliki keahlian khusus yang memungkinkannya bekerja secara profesional. Keahlian tersebut dapat diperoleh melalui proses pendidikan, pelatihan, dan pengalaman serta sertifikasi pada bidang-bidang tertentu.
(2) Tanggung jawab. ASN niscaya mampu menunjukkan hasil kerja yang berkaitan dengan keunggulan mutu jasa dan pengembangan profesinya, memberikan pelayanan keahlian yang terbaik bagi kliennya, dapat menjalin hubungan baik dengan rekannya dan mengutamakan kepentingan masyarakat.
(3) Norma. ASN niscaya memiliki norma-norma berupa kesungguhan dan ketelitian; tekun, ulet dan gigih mendapatkan hasil terbaik; integritas tinggi dalam menjalankan pekerjaannya; pemikiran dan tindakan harus selaras (konsistensi); memiliki kesadaran untuk terus-menerus mengembangkan kemampuan, dan mencintai profesi yang ditekuni. Pesan spiritualitas dan profesionalitas dalam Al-Quran
Kalau kamu berbuat kebaikan, kamu berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri, dan kalau kamu berbuat kejahatan, maka perbuatanmu untuk dirimu sendiri. Maka jika peringatan kedua telah dating, Kami mengizinkan musuh-musuhmu akan merusak wajah-wajahmu, dan mereka memasuki masjid, sebagaimana mereka telah memasuki pertama kali, dan mereka membinasakan segala yang berada di bawah kekuasaan mereka. (QS Al-Isra`/17:7)
Katakanlah: “Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke jalan masuk yang benar dan terhormat, dan keluarkanlah aku dari jalan keluar yang benar dan terhormat, dan berilah aku dari pihak-Mu kekuasaan yang menolongku.” (QS Al-Isra`/17:80)
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam dengan utuh keseluruhan, dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan; dia musuh kamu yang sudah nyata. (QS Al-Baqarah/2:208)
Katakanlah: “Bekerjalah demi kebaikan, Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah/9:105)
Siapa yang mengerjakan amal kebaikan, laki-laki maupun perempuan, dan dia beriman, pasti akan Kami beri ia suatu kehidupan yang baik, dan akan Kami balas dengan pahala yang sebaik-baiknya sesuai dengan yang telah mereka kerjakan. (QS An-Nahl/16:97)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang



No Responses