WHO menyambut baik rencana evakuasi medis warga Palestina melalui Rafah

WHO menyambut baik rencana evakuasi medis warga Palestina melalui Rafah
Penyeberangan Rafah

Penyeberangan Rafah akan dibuka pada hari Sabtu untuk gelombang pertama orang yang terluka yang akan meninggalkan Gaza

LONDON – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat menyambut baik pengumuman bahwa 50 pasien akan dievakuasi secara medis dari Gaza melalui penyeberangan Rafah.

“Ini akan menjadi evakuasi medis pertama sejak gencatan senjata dimulai dan pertama kalinya melalui Rafah sejak ditutup pada bulan Mei 2024,” tulis Tedros Adhanom Ghebreyesus di X.

Namun, kepala WHO menggarisbawahi bahwa masih ada 12.000 hingga 14.000 orang yang memerlukan perawatan medis khusus yang mendesak di luar Gaza.

“Kami terus menyerukan peningkatan evakuasi medis melalui semua rute yang memungkinkan,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa penyeberangan akan dibuka pada hari Sabtu untuk gelombang pertama orang yang terluka yang akan meninggalkan Gaza.

Penyeberangan Rafah, rute penting untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, telah ditutup sejak Mei 2024 setelah serangan darat Israel di kota selatan Rafah.

Pada 19 Januari, perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku, awalnya berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan terus berlanjut untuk tahap-tahap kesepakatan berikutnya. Perjanjian tersebut dimediasi oleh Mesir dan Qatar, dengan dukungan dari AS.

Perang genosida Israel telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.

Serangan gencar Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.

Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November tahun lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K