Semoga Bukan Pencitraan

Semoga Bukan Pencitraan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM)

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Saya tertarik untuk menulis kiprah nya Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai gubernur Jawa Barat saat ini yang sering muncul viral di sosial media turun kebawah langsung bertemu masyarakat. Saya tentu dibulan suci Ramadhan ini tidak boleh punya hati, perasaan suudzon atau purbasangka jelek kepada KDM bahwa apa yang dilakukan itu adalah upaya pencitraan dirinya seperti yang dilakukan banyak pejabat di negeri ini dimana ada yang melempar-lempar uang dan kaos dari dalam mobil dinasnya ke kerumunan rakyat jelata. Tidak, saya yakin itu memang karakter asli KDM.

Saya terharu melihat salah satu tayangan KDM yang bertemu anak laki-laki dijalan yang tidak sekolah seperti layaknya anak-anak yang lain, tapi memilih sekolah kejar paket karena harus membantu ibunya berjualan jajanan dijalanan. KDM mewancarai singkat anak itu dan langsung membeli semua dagangannya sambil memberi uang.

Performa KDM turun langsung kebawah menemukan permasalahan-permasalahan rakyat dilapangan dan memberikaan solusi secara tegas. Masyarakat melihat beberapa tayangan kegiatan sidaknya misalnya antara lain sebagai Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi tak kuasa menahan tangis ketika melihat alih guna lahan di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat. Alih guna lahan ini menjadi pemicu banjir berulang di kawasan berhawa dingin tersebut.

Ada lagi kejadian dilapangan yang membuat dia geram ketika menemukan adanya sertifikat di daerah aliran sungai Cikeas dan Cileungsi. Hal itu diketahui Dedi saat meninjau bersama petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang tengah melakukan pelebaran kali Bekasi. Menurut Dedi, awalnya hendak melakukan normalisasi dan pelebaran sungai menggunakan alat berat, namun hal itu tidak bisa dilakukan karena terhalang adanya sertifikat.

Adalagi konten KDM yang viral tahun 2022 ketika dia ngamuk ke seorang pedagang yang ketahuan menyembunyikan minuman keras (miras) jenis ciu. Wajah Kang Dedi yang biasanya ramah, saat itu berubah garang, seram. Kronologi peristiwa ini berawal saat Kang Dedi mendapatkan informasi keberadaan penjual minuman keras di pelosok desa. Ini merupakan buntut pengembangan kasus bocah yang beberapa waktu lalu diselamatkan karena kecanduan miras.

Sikap KDM yang tegas dan lansgung bertemu dengan rakyat kecil mungkin juga karena pengaruh latar belakang kehidupannya. KDM yang lahir 11 April 1971 itu memang dikenal sebagai politikus yang handal. Pernah menjadi anggota DPR di Komisi IV tahun 2019-2013, lalu dia pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018. Kang Dedi suka bertemu rakyat kecil karena memang dia adalah orang Kampung asli (Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, Jawa Barat). Sejak kecil dia membantu ibunya mengembala domba dan berladang.

Yang menarik lagi, ternyata KDM itu tidak hanya seorang politikus tapi juga mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam/HMI ketika dia kuliah di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta dengan meraih gelar Sarjana Hukum (1999). Bahkan selama berkuliah Dedi Mulyadi juga pernah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta. Dialah yang mendirikan HMI Cabang Purwakarta, sekaligus ketua pertama.

Kedekatan KDM dengan rakyatnya dan berusaha menemukan segala permasalahan yang dihadapi rakyat mengingatkan kita pada kisah-kisah masa lalu dimana ada raja yang bijaksana yang suka turun kebawah, bahkan sahabat Rasulullah Muhammad SAW yaitu Syaidina Umar bin Khattab terkenal sebagai pemimpin yang suka menyamar untuk turun kebawah mengunjungi warganya yang miskin, kesusahan dsb.

Balik lagi ke Kang Dedi Mulyadi; banyak yang melihat tayangan sosial medianya yang turun kebawah bertemu dengan rakyat menuai doa dari masyarakat “semoga gubernur-gubernur lain di Indonesia bisa meniru kepemimpinan KDM”.

Karena itu melihat latar belakang KDM diatas, saya yakin bahwa apa yang dilakukannya sering bertemu dengan rakyat kecil bukanlah upaya pencitraan politiknya.

Semoga.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K