GAZA – Seperti ratusan ribu penduduk Gaza lainnya, Nahla Abu Matar, seorang ibu berusia 28 tahun, mengungsi dari rumahnya di Gaza utara dan sekarang tinggal di Khan Younis selatan.
Saat warga Palestina berdoa, suara tembakan artileri dan dengungan pesawat nirawak militer memenuhi udara.
“Idul Fitri, yang dulunya merupakan hari reuni keluarga dan kunjungan, kini telah menjadi hari perpisahan dan pemakaman,” katanya.
“Masjid-masjid tempat kami dulu berdoa telah berubah menjadi tumpukan puing, dan tempat-tempat yang biasa kami kunjungi sekarang dipenuhi reruntuhan dan mayat. Alih-alih terbangun karena suara takbir [salat Idul Fitri], kami terbangun karena gemuruh serangan udara dan ledakan.”
SUMBER: ALJAZEERA
EDITOR: REYNA
Related Posts
 - Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza
 - Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran
 - Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB
 - Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui
 - Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!
 - Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa
 - Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta : Mr Trump, Tidak Adil jika Pejuang Palestina Dilucuti Senjatanya Sementara Israel Dibiarkan Menembaki Gaza
 - AS Tolak Peran Hamas dan UNRWA di Gaza, Blokade Bantuan Israel Berlanjut
 - Pemerintahan Trump akan membuka suaka margasatwa Alaska untuk pengeboran
 - Akankah pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir memberdayakan Afrika atau justru memperkuat ketergantungan pada negara asing?



No Responses