Oleh: Daniel Mohammad Rosyid
@Rosyid College of Arts
Naskah UUD1945 sebuah rancangan Rumah Indonesia adalah sebuah keputusan kelompok (kecuali kaum komunis) dengan kriteria majemuk. Rancangan ini bisa dipahami sebagai sebuah well-defined, compromised, fuzzy solution di ruang Pareto-frontier. Ini hasil perumusan pikiran2 terbaik para pendiri bangsa of the best mind yg lurus, jernih akal, dan luas qalbu. Bukan keputusan gegabah para preman dan politisi kaleng2. No. Karena Piagam Jakarta 22 Juni 1945 mendahului UUD1945, oleh beberapa cendekiawan, UUD1945 disetarakan dengan Piagam Madinah sebagai sebuah permufakatan agung, sebuah مثاقا غليظا.
UUD1945 dirumuskan dengan semangat anti-nekolim dalam segala bentuknya, sekaligus sebagai strategi untuk mepertahankan, dan memenangkan perang melawan penjajahan. Dalam Pembukaan UUD1945, rumah itu dibangun untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikit serta membangun ketertiban dunia sehingga warganya merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Agus Salim sebagai perumus utama UUD1945, mantan sekretaris pribadi HOS Tjokroaminoto itu merumuskan maqashid syariah dalam bahasa Indonesia yg tajam, namun halus dan indah dalam UUD1945 sehingga disepakati oleh para pendiri bangsa tersebut.
Pembangunan rumah UUD1945 itu segera digagalkan Belanda yg membonceng NICA yg masuk ke Surabaya sehingga pecah Pertempuran Surabaya yg memakan korban yg tidak sedikit termasuk Jendral Mallaby pada Nopember 1945, hanya 3 bulan setelah Proklamasi. Penjajah berupaya untuk mengubah rancangan rumah itu dengan UUDRIS hasil KMB 1949 di Den Haag. Rancangan itu diganti lagi dengan UUD Sementara sampai Pemilu pertama 1955 yg menghasilkan Konstituante. Konstituante bersidang hampir 4 tahun gagal menyepakati rancangan Rumah Indonesia dari 2 opsi : Islam atau Nasionalis. Akhirnya Soekarno mengambil terobosan hukum dengan Dekrit Presiden 5/7/1959 yg kemudian disetujui MPR secara aklamasi pada 22/7/1959. Namun rancangan Rumah Indonesia itu diwujudkan dalam bentuk Nasakom dengan dukungan PKI. Tokoh2 Masyumi dipenjarakan. Terbukti kemudian bahwa ini adalah blunder politik monumental Soekarno.
Sampai hari ini di era post- truth masih ada tokoh2 Islam yang mencari-cari rancangan terbaik selain UUD1945. Kaum neolib dan neokom justru lebih sigap dan telah berhasil mengganti UUD1945 dengan UUD2002 yg telah melahirkan jokowisme dan korporatokrasi seperti saat ini di mana korupsi merajalela, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, pendidikan dan kesehatan diserahkan ke pasar, pengurasan kekayaan alam oleh investor asing, ketimpangan pendapatan dan kesenjangan spasial yang melebar. Duit jadi oksigen di jagad politik nasional yg diawaki oleh para badut, bandit dan bandar politik yg memperoleh kekuasaan melalui glembuk, gendham, dan copet suara dalam Pemilu yang hampir selalu memilukan rakyat. Pada saat banyak Gen Z memilih Kabur Aja Dulu, narasi Indonesia Gelap memenuhi ruang publik.
Seperti kaum neolib dan neokom, para pendukung khilafah mengajukan Al Qur’an dan Hadits sebagai pengganti UUD1945, sementara pendukung NII mengajukan Qonun Asasi. Yang mengusulkan Al Qur’an dan Hadits sebagai rancangan rumah Indonesia memberi rancangan yg ill-defined, and unbounded with no solution. Qonun Asasi lebih jelas, namun terbukti gagal memperolen kemufakatan yg cukup luas bagi bentang alam dan budaya kepulauan seluas Eropa ini.
Kita harus kembali ke rancangan Rumah Indonesia yg dirumuskan dalam UUD1945 yg ditetapkan pada 18/8/1945 dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5/7/1959. Saat geopolitik global mengarah ke multipolaritas, degradasi kepemimpinan AS dan Barat, kebangkitan China dan India, kita justru harus bangkit untuk melaksanakan UUD1945 itu secara murni dan konsekuen sehingga Rumah Indonesia itu terbangun dengan kokoh, dipenuhi kebaikan dan ampunan بلدة طيبةورب غفور.
Gunung Anyar, Surabaya. 19 Mei 2025
EDITOR: REYNA
Related Posts

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang



No Responses