Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan kunjungan resmi ke Thailand dan tiba di Bangkok Ibukota Thailand pada Sabtu malam, 17 Mei 2025. Beliau beserta rombongan terbatas mendarat di Don Mueang Royal Thai Air Force Base sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Selama berada di Bangkok, Presiden Prabowo melakukan courtesy call atau kunjungan kehormatan kepada Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, hingga penyambutan resmi oleh Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral delegasi kedua negara.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Thailand itu tidak hanya sebagai negara sahabat anggota ASEAN, namun juga memiliki hubungan sejarah yang erat dengan Indonesia.
Hubungan sejarah itu pernah diungkapkan oleh Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Indonesia H.E Mr. Thanatip Upatising yang datang ke Surabaya pada bulan Maret tahun lalu (2012) dan memberikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga membuka pola pikir mahasiswa tentang kedekatan Kerajaan Thailand dan Indonesia. beliau mengatakan bahwa Indonesia dan Thailand adalah anggota pendiri ASEAN; dan mereka tidak berbagi perbatasan darat yang sama – atau mereka bukan tetangga terdekat. Namun, keduanya sebenarnya memiliki hubungan sejarah yang penting.
Baik Indonesia maupun Thailand sudah memiliki hubungan selama Kerajaan Sriwijaya yang berbasis di Sumatera (abad ke-3-15) serta abad ke-8 Kerajaan Sailendra Buddha ketika Borobudur dibangun.
Borobudur yang terletak di Jawa Tengah merupakan tempat ibadah Buddha terbesar di dunia, dan masih menjadi tujuan paling populer bagi banyak pengunjung Thailand ke Indonesia. Seingat saya, rekan-rekan Thailand saya di Nippon Maru (program pertukaran pemuda antara ASEAN dan Jepang) pada tahun 1982 mengatakan kepada saya bahwa sampai mengenal siswa SMA di Thailand masih belajar sejarah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.
Yang Mulia Duta Besar Upatising juga mengatakan bahwa orang Thailand pertama yang pernah melihat warisan budaya yang megah ini di Indonesia adalah Raja Chulalongkorn Agung (Raja Rama V) selama kunjungannya ke Jawa. Yang Mulia Duta Besar Upatising lulus dari Universitas yang menggunakan nama Raja Chulalongkorn – Universitas Chulalongkorn.
Dan Masyarakat kita hampir tidak ada yang tahu bahwa cucu Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah (organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia), tinggal di Thailand sebagai ilmuwan Muslim Thailand yang penting dan pakar ilmu Halal. Masih ada “Masjid Indonesia” di Bangkok, dibangun oleh orang Thailand keturunan Indonesia.
Orang-orang Jawa ini awalnya datang ke Thailand setelah kunjungan Raja Chulalongkorn ke Jawa pada tahun 1896; pada saat itu Raja Agung meminta bantuan dari Raja-raja Jawa untuk mengirim tukang kayu dan pengukir yang terampil dari Jawa untuk membangun bangunan Kerajaan baru. Yang Mulia menyediakan tempat tinggal bagi mereka. Belum ada informasi yang jelas mengapa mereka tidak kembali ke Indonesia. Namun, beberapa orang mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk tinggal di Thailand karena era Kolonial di Indonesia.
Dikisahkan Irfan Dahlan, putra Kiai Haji Ahmad Dahlan – pada tahun 1924 berada di Pakistan untuk belajar tetapi tidak dapat kembali ke Indonesia, dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di Thailand sebagai gantinya dan dia bergabung dengan keturunan Jawa lainnya untuk tinggal di Kampong Jawa di Bangkok. Ia pernah pergi ke Jawa ketika Soekarno, Presiden Indonesia pertama, menganugerahkan medali Pahlawan Nasional kepada orang tuanya. Marifah Dahlan, putri Irfan Dahlan, yang juga tinggal di Kampong Jawa, pernah mengatakan kepada wartawan Indonesia bahwa dia dan keluarganya terus berkomunikasi dengan keluarganya di Kauman Yogyakarta (kakeknya mendirikan Muhammadiyah di lingkungan Kauman – lingkungan Muslim dekat istana Raja Yogyakarta).
EDITOR: REYNA
Related Posts

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih


No Responses