Oleh: Muhammad Chirzin
Baru saja masuk sebuah pesan di WA, dari seorang aktivis dakwah yang tengah menempuh pendidikan S3 Studi Islam di salah satu perguruan tinggi ternama di Yogyakarta.
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Kegelisahan atas ijazah Jokowi menjadi kegelisahan kaum intelektual dan akademisi, sebab ini akan menjadi preseden buruk ke depan jika tidak dituntaskan Prof.
Apakah jika nanti terbukti palsu, akan menggugurkan regulasi yang telah dikeluarkan saat beliau jadi presiden Prof?
Wa’salam, Ustadz, nasi telah menjadi bubur.
Jika nanti ijazah Jokowi terbukti palsu, Rakyat tak perlu berharap banyak.
Yang sudah berlalu biarlah berlalu.
Koreksi semua regulasi yang telah dikeluarkan Jokowi saat beliau menjadi Presiden RI.
Tuntut Jokowi untuk mempertanggungjawabkan segala keputusan dan kebijakan-kebijakannya yang terbukti menyimpang dan merugikan Negara serta menyengsarakan seluruh rakyat Indonesia.
Lalu, jatuhi Jokowi dengan hukuman yang seberat-beratnya, sesuai dengan kesalahan dan pelanggaran-pelanggarannya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Barangkali keputusan-keputusan hukum atas Jokowi akan mengenai anggota keluarga maupun para pembantu dan pembela-pembelanya juga.
Artinya, hanya menghukum pelakunya, dan tidak menggugurkan kebijakannya ya Prof?
Tidak begitu juga. Berikut tambahan jawaban dari AI Ustadz… (bukan Ustadz AI)…ha ha ha…
Jika ijazah Jokowi terbukti palsu, konsekuensinya bisa sangat signifikan dalam konteks hukum dan politik di Indonesia. Berikut beberapa kemungkinan.
Pertama, Kasus Hukum.
Jokowi bisa menghadapi tuntutan hukum terkait pemalsuan dokumen. Ini bisa berujung pada proses pengadilan yang panjang dan berdampak pada reputasinya.
Kedua, Pengaruh Politik.
Jika terbukti bahwa ijazah palsu digunakan untuk memperoleh posisi politik, ini bisa memicu krisis kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya. Partai politiknya dan koalisi pendukung mungkin perlu mengambil langkah-langkah untuk menangani situasi ini.
Ketiga, Pemeriksaan dan Investigasi. Lembaga penegak hukum, seperti KPK atau Polri, mungkin akan melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan kebenaran informasi dan menangani potensi pelanggaran hukum.
Keempat, Dampak pada Legitimasi Kepemimpinan.
Jika terbukti bahwa ijazah palsu digunakan untuk mencapai posisi penting, ini bisa melemahkan legitimasi kepemimpinannya dan mempengaruhi dukungan publik.
Kelima, Perubahan Kebijakan atau Pemerintahan. Dalam skenario ekstrem, ini bisa memicu perubahan besar dalam pemerintahan atau kebijakan, tergantung pada reaksi publik dan partai politik.
Setiap kasus akan ditangani berdasarkan hukum yang berlaku dan proses yang adil. Bagaimana menurut Anda?
Hehe… siap Prof.
Gambarannya, apakah kasus ini bisa dieksekusi hingga ada keputusan yang inkracht di tengah tarik-menarik kepentingan Prof?
Anggota salah satu grup WA bantu menjawab demikian.
AI pun tidak percaya. Tanpa skripsi mustahil bisa punya ijazah. Hasil lab forensic AI bilang, lebih dari 20 negara yang polisi tidak bisa dipercaya. Termasuk Thailand, India, Indonesia, dll.
Countries around Thailand where distrust of the state police is also an issue. Some examples include:
1. Myanmar (Burma) – due to allegations of police brutality, corruption, and human rights abuses
2. Cambodia – amid concerns over police corruption, abuse of power, and crackdowns on dissent
3. Laos – due to limited transparency and accountability, as well as allegations of police abuse
4. Indonesia – although Indonesia has made progress in some areas, concerns over police corruption, abuse of power, and human rights abuses still exist
5. Malaysia – despite reforms, issues with police accountability, corruption, and abuse of power remain
These countries in Southeast Asia face various challenges related to police trust and accountability.
Mengutip analisis teman di grup WA yang lain, semua skenario endingnya sudah bisa ditebak, lama sebelum hari ini diumumkan. Lika-liku yang ada hanya gimmick dan pemanis sebuah cerita Ijazah Palsu.
“Kamu bisa membohongi orang beberapa saat, dan beberapa orang setiap saat, tetapi kamu tidak bisa membohongi semua orang setiap saat.”
(Abraham Lincoln)
Jika peradaban bangsa diartikan sebagai tingkat kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat atau bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, semua itu sudah dirusak oleh kebohongan Jokowi selama 10 tahun memimpin bangsa ini, karena dari awal sudah diniati jahat, yaitu berbohong.
Anggota WA yang lain menimpali.
Semua fokus ke masalah ijazah Jokowi. Jokowi mengulur masalah ini untuk menutupi masalah besar yang jelas-jelas menyengsarakan rakyat. Masalah hutang yang duitnya sebagian besar ngalir ke dia, masalah PSN, masalah IKN, dll.
Kebenaran akan menemukan jalannya sendiri.
Yogyakarta, 23 Mei 2025
EDITOR: REYNA
Related Posts

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Purbaya Dimakan “Buaya”

Pengakuan Kesalahan Oleh Amien Rais Dalam Amandemen Undang‑Undang Dasar 1945

Menemukan Kembali Arah Negara: Dari Janji Besar ke Bukti Nyata

Informaliti

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk


No Responses