Ironi Perang Iran Vs Israel-AS

Ironi Perang Iran Vs Israel-AS
FOTO: AS kerahkan kapal induk bertenaga nuklir USS Nimitz ke Timur Tengah saat perang Iran-Israel memanas. USS Nimitz merupakan kapal induk kedua yang dikerahkan AS ke Timur Tengah. Foto/US Navy

Oleh: Mohammad Damami Zain

Bermula dari serangan Israel kepada Iran secara tiba-tiba, Iran pun membalas tanpa ampun. Dunia terbelalak oleh kedigdayaan Iran dengan rudal-rudalnya yang menembus fasilitas-fasilitas vital Israel. Pemimpin Israel pun minta gencatan senjata.

Apa boleh buat, Iran tahu persis watak asli Israel. Serangan demi serangan terus diluncurkan.

Amerika gatal tangan untuk tidak membela anak bandel kesayangannya. Amerika segera menyerang Iran tanpa malu-malu menjadi buah bibir penduduk sejagat.
Iran pun menuntut sanksi hukuman pada Amerika atas cawe-cawe bela Israel yang telah kedodoran.

Perang Israel dan Amerika dengan Iran (kebetulan beraliran Syi’ah) menyadarkan secara jelas, tentang dua hal.

Pertama, Gaza yang Sunni dalam konteks “perjuangan keislaman” (sukar untuk dituduh hanya sekadar perjuangan “politik sekular” murni) “dibela penuh” oleh Iran dengan risiko yang begitu besar dalam sejarah. Pertanyaannya: mana sikap dan tindakan kalangan Sunni sedunia terhadap Sunni Gaza? Mlempem, ragu-ragu, godal-gadul, khawatir, cemas, atau malahan takut? Sesungguhnya hal semacam itu boleh disebut “ironi”.

Kaum Sunni dalam menghadapi kaum Syi’i lebih mengedepankan pikiran, sikap, dan tindakan “sektarian”, bukan “ukhuwah Islamiyah” seperti diajarkan dan dicontohkan Rasulullah SAW !

Kedua, kondisi Iran yang genting dan “sendirian” dikeroyok Yahudi “Zionis” yang buta hati nurani dengan tindakan genosida dan Amerika Serikat yang katanya pembela “demokrasi” dan “HAM”, di mana dan kapan kelompok Sunni “berbunyi” untuk bergerak serentak membela Iran yang juga berkitab suci Al-Qur’an?

Gejala apa yang menimpa umat Islam yang katanya bersumber Al-Qur’an dan As-Sunnah yang didengung-dengungkan selama ini? Bukankah Muhammad SAW-nya satu dan sama? Mengapa, mengapa, mengapa, negeri-negeri “Sunni” diam seribu bahasa?

Mana “taring” dan “kekuatan” umat Islam sekarang ini? Hanya ingin berkutat gembar-gembor tambang minyak, gas bumi, destinasi wisata yang cenderung menjurus maksiat pengganti tambang, atau sekadar merasa aman di balik pangkalan militer asing di negerinya? Masyaallah !!!

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K