Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (51): Menjaga Marwah Parlemen di Tengah Badai Polarisasi Politik

Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (51): Menjaga Marwah Parlemen di Tengah Badai Polarisasi Politik
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Selasa (4/2/2025). (Foto: RRI/Sugandi)

Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi

 

Dalam panggung politik nasional yang penuh dinamika dan ketegangan, nama Sufmi Dasco Ahmad muncul bukan hanya sebagai tokoh sentral Fraksi Gerindra, tetapi juga sebagai figur yang kian berperan dalam menjaga stabilitas dan marwah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Sebagai Wakil Ketua DPR RI, Dasco tidak hanya dikenal karena ketegasannya, tetapi juga kemampuannya meredam kegaduhan politik lewat diplomasi senyap dan kepemimpinan yang terukur.

Keseimbangan di Tengah Polarisasi

Politik Indonesia pasca-Pemilu 2024 mengalami kontestasi wacana yang tajam. Polarisasi antarkubu, baik di tingkat elite maupun akar rumput, menyisakan potensi konflik yang bisa berujung pada stagnasi kebijakan. Dalam situasi ini, Dasco tampil sebagai penjaga harmoni parlemen. Ia tidak menempatkan diri sebagai pemimpin yang memihak satu kelompok, melainkan berusaha menjadi penghubung kepentingan politik agar jalannya pemerintahan dan legislasi tidak terhambat.

“Parlemen harus jadi rumah bagi semua rakyat, bukan hanya arena pertarungan partai,” ujarnya dalam satu forum kebangsaan awal tahun ini. Pernyataan tersebut bukan sekadar simbolik, tapi menjadi prinsip kerja yang ia bawa dalam setiap rapat paripurna maupun pertemuan lintas fraksi.

Pendekatan Kolaboratif, Bukan Konfrontatif

Berbeda dengan tipikal politisi senior yang gemar tampil meledak-ledak di publik, Dasco justru memelihara gaya yang lebih low-profile, namun tetap penuh makna. Ia sering menjadi penengah dalam konflik antar anggota dewan atau ketegangan antara legislatif dan eksekutif. Pendekatan kolaboratif dan deliberatif ini membuahkan hasil nyata—misalnya dalam penyelesaian RUU prioritas yang sempat mandek akibat perbedaan pendapat tajam antarfraksi.

Dalam konteks diplomasi politik, Dasco juga disebut-sebut sebagai salah satu arsitek di balik terbentuknya koalisi besar parlemen pasca pemilu. Ia menjalin komunikasi aktif bahkan dengan partai-partai yang sempat menjadi rival Gerindra di panggung pilpres, demi memastikan jalannya agenda legislasi nasional.

Menjawab Tantangan Masa Depan

Di tengah transisi kepemimpinan nasional, DPR akan menghadapi tantangan berat: pembahasan ulang arah pembangunan nasional, tekanan ekonomi global, serta ekspektasi publik terhadap reformasi kelembagaan. Dalam tantangan ini, peran Dasco menjadi kian strategis. Dengan pengalaman politik yang panjang dan hubungan lintas partai yang baik, ia dipandang sebagai figur yang mampu mencegah parlemen terperosok ke dalam politik transaksional dan kehilangan legitimasinya di mata rakyat.

Apakah Dasco akan melangkah lebih jauh ke panggung eksekutif atau tetap konsisten di jalur legislatif? Pertanyaan itu masih terbuka. Namun satu hal yang pasti, rekam jejaknya menunjukkan bahwa ia bukan sekadar politisi oportunis, tetapi teknokrat politik yang mampu menjembatani kepentingan bangsa di tengah pusaran tarik-menarik kekuasaan.

Di tengah gemuruh politik, Sufmi Dasco Ahmad hadir sebagai penyeimbang kekuatan, dengan satu tujuan utama: menjaga agar demokrasi Indonesia tetap berjalan di atas rel konstitusi dan kepentingan rakyat.

Wajah Tenang di Tengah Gemuruh

Kepemimpinan Dasco di parlemen ibarat nakhoda kapal di tengah badai. Ketika DPR menjadi arena perdebatan panas terkait isu-isu strategis seperti revisi undang-undang, ketegangan antarfraksi, hingga gesekan dengan pemerintah, Dasco kerap mengambil pendekatan tenang tapi tegas. Ia dikenal jarang melontarkan pernyataan kontroversial, tetapi tanggap dalam menengahi ketegangan.

Dalam beberapa perdebatan krusial, seperti soal Omnibus Law, polemik pemilu serentak, hingga pengawasan program bansos, Dasco selalu menegaskan bahwa parlemen harus tetap menjadi rumah musyawarah, bukan medan tempur politik sempit. “Kita berbeda pandangan, tapi bukan berarti kehilangan semangat kebangsaan. DPR harus jadi ruang dialog, bukan panggung drama,” ujarnya dalam salah satu forum resmi DPR.

Misi Sunyi: Diplomasi Parlemen

Meski lebih dikenal publik lewat posisinya di forum resmi, Dasco sejatinya memainkan peran diplomasi senyap yang tidak banyak diekspos media. Ia aktif menjalin komunikasi lintas fraksi untuk menyelaraskan agenda legislasi, dan bahkan menjembatani ketegangan antara lembaga legislatif dan eksekutif.

Di balik layar, Dasco kerap menjadi mediator informal dalam menyatukan kubu-kubu politik yang berbeda. Hal ini terutama penting dalam situasi pasca-Pemilu 2024, saat polarisasi politik menguat dan publik terbelah akibat narasi kampanye yang tajam. Di titik inilah, peran figur seperti Dasco menjadi krusial: meredam ego politik, membangun konsensus, dan memastikan roda pemerintahan tidak tersandera tarik-menarik kekuasaan.

Melampaui Sekat Partai

Menariknya, Dasco bukan sekadar loyalis Gerindra. Dalam banyak forum, ia menunjukkan sikap terbuka terhadap gagasan lintas partai. Ia tidak ragu mengapresiasi inisiatif dari lawan politik jika substansinya baik untuk rakyat. Pendekatan ini menjadikannya salah satu tokoh legislatif yang disegani, bahkan oleh fraksi-fraksi oposisi.

Ia juga turut mendorong reformasi internal di DPR: memperkuat sistem digitalisasi persidangan, meningkatkan transparansi anggaran, serta membatasi kunjungan luar negeri yang tidak relevan dengan tugas konstitusional. Bagi Dasco, menjaga marwah DPR bukan hanya soal wibawa di depan publik, tapi juga tentang integritas di balik layar.

Menatap Masa Depan

Dengan pengalaman panjang dan sikap moderatnya, tak sedikit yang menyebut Dasco sebagai “penengah bangsa” yang potensial memainkan peran lebih besar di masa depan. Apakah ia akan tetap di jalur legislatif atau melangkah ke eksekutif, waktu yang akan menjawab. Namun yang pasti, di tengah badai politik yang kerap mengancam akal sehat demokrasi, sosok seperti Dasco dibutuhkan: tenang, strategis, dan tetap berorientasi pada kepentingan rakyat.

EDITOR: REYNA

BACA JUGA:

Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (50): Kebijakan Tarfi AS, berpotensi mengancam industri domestik Indonesia

Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (49): Dorong Pembahasan RUU PPRT sebagai Komitmen Perlindungan Tenaga Kerja

Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (48): Dorong Industrialisasi Desa untuk Pemerataan Ekonomi Nasional

Last Day Views: 26,55 K