TANJUNG BULI – Proyek pengembangan Industri Baterai EV Terintegrasi di Halmahera Timur merupakan katalisator ekonomi tidak hanya untuk ekonomi negara tapi juga ekonomi di daerah. Untuk itu pemerintah daerah tidak ragu mendorong adanya proyek – proyek hilirisasi.
Sherly Tjoanda Laos, Gubernur Maluku Utara, memastikan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah untuk kelancaran agenda hilirisasi mineral.
Dia menegaskan pemanfaatan sumber daya alam melalui hilirisasi harus memiliki tujuan utama yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi niat besar pemerintah pusat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia, termasuk Maluku Utara.” ujar Sherly, Senin (30/6).
Sherly juga menegaskan bahwa masyarakat adat yang ada di Maluku Utara mendukung penuh agenda pemerintah. Ia merinci ada setidaknya 11 suku yang siap mendukung kemajuan Maluku Utara.
“Karena masa depan bukan semata-mata soal teknologi yang canggih, tapi juga tentang hati yang peduli, tangan yang bekerja, dan komitmen kita untuk memastikan bahwa semua daerah dan semua masyarakat ikut maju bersama,” tegas Sherly.
Kehadiran ANTAM bersama mitra strategis kata Sherly menunjukkan peran negara yang nyata dalam menghadirkan pembangunan berkeadilan. Dengan dukungan dari pemerintah pusat, daerah, dan DPR RI, proyek ini diyakini akan memperkuat kualitas hidup masyarakat serta membuka akses ekonomi baru di kawasan timur.
Achmad Ardianto, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menjelaskan ANTAM sebagai BUMN akan selalu hadir dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. ANTAM berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan proyek berjalan inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Di Halmahera Timur, proyek ini mencakup pertambangan, pembangunan kawasan industri yang di dalamnya terdapat pabrik bahan baku baterai berkapasitas 30.000 ton katoda per tahun, fasilitas pirometalurgi untuk memproduksi 88.000 ton refined nickel alloy, serta pabrik daur ulang baterai dengan teknologi sirkular berkapasitas 20.000 ton logam per tahun.
Kehadiran proyek strategis ini bukan hanya soal industrialisasi logam baterai, tapi juga simbol kebangkitan ekonomi Indonesia Timur. Serapan tenaga kerja langsung diproyeksikan mencapai 8.000 orang, dengan berbagai pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM lokal secara bertahap.
“Kami menyadari bahwa keberhasilan hilirisasi di Maluku Utara sangat bergantung pada dukungan infrastruktur yang memadai. ANTAM berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan proyek berjalan inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat. Pembangunan ekosistem baterai ini bukan hanya proyek industri, tetapi juga momentum transformasi kawasan timur Indonesia.” tegas Ardianto.
Related Posts

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Purbaya Dimakan “Buaya”

Pengakuan Kesalahan Oleh Amien Rais Dalam Amandemen Undang‑Undang Dasar 1945

Menemukan Kembali Arah Negara: Dari Janji Besar ke Bukti Nyata

Informaliti

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk



No Responses