Pendidikan Anak di Era Digital: Tantangan dan Solusi yang Islami

Pendidikan Anak di Era Digital: Tantangan dan Solusi yang Islami
Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Oleh: Muhammad Chirzin

 

Pendidikan anak di era digital memerlukan pendekatan yang holistik dan berbasis nilai-nilai Islam, serta melibatkan peran aktif orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam membimbing dan mendidik anak-anak.

Tripusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan anak di era digital.

Keluarga biasanya mencakup orang tua, sanak saudara, kakak, adik, dan anggota keluarga lainnya yang memiliki hubungan darah atau ikatan keluarga. Dalam konteks yang lebih luas, keluarga juga dapat mencakup kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, dan lainnya.

Pendidikan anak di era digital memiliki tantangan yang unik dan memerlukan pendekatan yang bijak. Anak-anak dapat mengakses informasi yang tidak sesuai dengan usia dan nilai-nilai moral mereka. Anak-anak dapat menjadi terlalu tergantung pada perangkat digital dan menghabiskan waktu yang berlebihan di depan layar.

Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada anak-anak. Anak-anak dapat menjadi kurang berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Keluarga memantau dan membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi, serta mengajarkan mereka tentang nilai-nilai moral dan etika, membentuk karakter anak-anak dengan mengajarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang baik, menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dalam menggunakan teknologi dan menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab.

Sekolah berperan menyediakan pendidikan formal tentang teknologi dan keterampilan digital yang diperlukan anak-anak untuk sukses di era digital, membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi secara efektif dan bertanggung jawab, dan memantau dan membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi di sekolah.

Masyarakat mengawasi dan mengontrol konten yang tidak pantas atau berbahaya bagi anak-anak, menyediakan pendidikan informal tentang teknologi dan keterampilan digital melalui berbagai program dan kegiatan komunitas, dan menyediakan dukungan dan sumber daya bagi keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak di era digital.

Para guru menyediakan pendidikan formal tentang teknologi dan keterampilan digital yang diperlukan anak-anak, membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi secara efektif dan bertanggung jawab, dan memantau dan membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi di sekolah.

Dalam Al-Quran dan Hadis terdapat banyak pesan yang menekankan pentingnya pendidikan dan pembimbingan anak-anak.

Dalam Surah Al-A’raf/7:172, Allah Swt berfirman: “Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, ‘Bukankah Aku Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Ya, kami bersaksi’. Demikianlah, supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat, ‘Ketika itu kami lalai.’”

Surah Al-‘Alaq/96:1-5 menekankan pentingnya membaca dan menuntut ilmu pengetahuan. Dalam era digital, ini dapat diartikan sebagai pentingnya memanfaatkan teknologi untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang bermanfaat.

Surah Al-Mujadilah/58:11 menekankan pentingnya mencari ilmu pengetahuan dan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Dalam era digital, ini dapat diartikan sebagai pentingnya terus belajar dan mengembangkan keterampilan digital.

Surah Al-Furqan/25:2 menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh. Dalam era digital, ini dapat diartikan sebagai pentingnya tidak hanya memperoleh informasi, tetapi juga memahami dan mengamalkan informasi tersebut dengan bijak.

Surah Al-Hujurat/49:6 menekankan pentingnya memeriksa informasi sebelum mempercayainya. Dalam era digital pentingnya kritis dalam memperoleh dan membagikan informasi.

Solusi yang dapat diambil dari pesan ayat-ayat Al-Quran, memanfaatkan teknologi untuk memperoleh pengetahuan dan informasi, terus belajar dan mengembangkan keterampilan digital, mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bijak, dan kritis dalam memperoleh dan membagikan informasi.

Beberapa bimbingan Nabi Muhammad Saw. yang relevan dengan konsep pendidikan di era digital antara lain sebagai berikut.

Pertama, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah). Hadits ini menekankan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan bagi setiap muslim, termasuk ilmu pengetahuan tentang teknologi dan keterampilan digital.

Kedua, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR Muslim). Hadits ini menekankan pentingnya mencari ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilan, termasuk keterampilan digital.

Ketiga, “Janganlah kamu menjadi orang yang bodoh, karena kebodohan itu akan membawa kehancuran” (HR Al-Bukhari). Hadits ini menekankan pentingnya terus belajar dan mengembangkan keterampilan untuk menghindari kebodohan dan kehancuran.

Keempat, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya” (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menekankan pentingnya belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pengetahuan tentang teknologi dan keterampilan digital.

Bimbingan Nabi Muhammad Saw tersebut dapat diaplikasikan dalam era digital dengan beberapa langkah. Memanfaatkan teknologi untuk memperoleh pengetahuan dan informasi, terus belajar dan mengembangkan keterampilan digital, mengamalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bijak, dan membagikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang lain.

Orang tua mengatur penggunaan alat-alat digital di era media sosial untuk melindungi anak-anak dari potensi risiko dan dampak negatif.

Pertama, membatasi waktu penggunaan alat digital dan media sosial untuk anak-anak, dan pastikan mereka memiliki waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas lain yang sehat.

Kedua, memantau aktivitas online anak-anak dan pastikan mereka tidak mengakses konten yang tidak pantas atau berbahaya.

Ketiga, mengajarkan anak-anak tentang pentingnya privasi online dan bagaimana mengatur pengaturan privasi di media sosial.

Keempat, mendiskusikan dengan anak-anak tentang etika online, seperti tidak melakukan cyberbullying, tidak membagikan informasi pribadi yang sensitif, dan tidak melakukan penipuan online.

Kelima, menggunakan fitur pengawasan yang tersedia di perangkat digital dan media sosial untuk memantau aktivitas online anak-anak.

Keenam, mengajarkan anak-anak keterampilan digital yang positif, seperti cara menggunakan teknologi untuk belajar, berkomunikasi, dan berkreasi.

Ketujuh, menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dalam menggunakan teknologi dan media sosial, dengan menunjukkan perilaku yang positif dan bertanggung jawab.

Orang tua dan pendidik memantau dan membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi, serta mengajarkan mereka tentang nilai-nilai moral dan etika Islam. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam dapat membantu anak-anak mengembangkan kepribadian yang baik dan kuat, serta mampu menghadapi tantangan di era digital.

Anak-anak diajarkan tentang cara menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, serta memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan peningkatan diri, dan didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, serta mengembangkan keterampilan sosial yang baik.

Pendidikan agama yang kuat membantu anak-anak memahami nilai-nilai Islam dan mengembangkan hubungan yang baik dengan Allah Swt. Insyaallah.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K