Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, kembali menegaskan pentingnya para kader partai yang menduduki posisi strategis, khususnya sebagai kepala daerah, untuk senantiasa berpihak kepada rakyat. Pesan ini disampaikan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Partai Gerindra Sumatera Utara yang berlangsung di Medan.
Di hadapan jajaran kader, anggota legislatif, dan kepala daerah yang hadir, Dasco berbicara lugas dan tanpa basa-basi. Ia mengingatkan bahwa kekuasaan bukanlah ruang untuk euforia, melainkan amanah untuk bekerja keras dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Seluruh kepala daerah yang merupakan kader Partai Gerindra agar jangan membuat kebijakan yang tidak populis untuk masyarakat. Kita harus membuat kebijakan yang bermanfaat untuk masyarakat,” tegasnya.
Mengukur Pemimpin dari Keputusan yang Diambil
Menurut Dasco, keberadaan seorang kepala daerah diukur bukan dari seberapa megah programnya atau seberapa sering ia tampil di media, tetapi dari sejauh mana kebijakan yang dibuat betul-betul menyentuh kebutuhan rakyat. Baginya, setiap kebijakan harus mempermudah hidup warga, bukan sebaliknya.
Ia menggarisbawahi bahwa kebijakan yang tidak populis—apalagi yang menambah beban ekonomi atau sosial masyarakat—hanya akan merusak kepercayaan publik.
Di tengah kondisi perekonomian nasional yang masih berproses menuju stabilitas penuh, Dasco mendorong kepala daerah untuk mengambil langkah-langkah yang proaktif dan empatik.
“Kita tetap bekerja, mendekatkan diri ke masyarakat, baik sebagai kader, anggota DPRD, dan kepala daerah yang tentunya membawa nama Partai Gerindra di daerah masing-masing,” tambahnya.
Menghindari Euforia Kekuasaan
Dalam pandangannya, banyak pejabat baru yang setelah meraih jabatan, terjebak dalam euforia kemenangan. Mereka lupa bahwa jabatan adalah ujian, bukan hadiah. Dasco mengingatkan bahwa euforia seperti itu hanya akan memutus jarak emosional antara pemimpin dan rakyat.
“Kita tidak boleh berpuas diri hanya karena sudah duduk di kursi kekuasaan. Justru saat inilah tanggung jawab kita lebih besar untuk membuktikan bahwa amanah yang diberikan rakyat tidak salah tempat,” ujarnya.
Bagi Dasco, kedekatan dengan rakyat tidak bisa sekadar dibangun lewat seremoni atau pencitraan, melainkan melalui kebijakan konkret yang memberi efek langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Ia mencontohkan, kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, dan penurunan biaya hidup, adalah bentuk nyata dari keberpihakan pemimpin.
Gerindra dan Komitmen Politik Kerakyatan
Pesan Dasco ini tidak terlepas dari misi besar Partai Gerindra di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Salah satu fondasi utama perjuangan politik Gerindra adalah politik kerakyatan, yang menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.
Bimtek ini juga menjadi ajang konsolidasi untuk menyamakan visi misi di tingkat daerah dengan kebijakan nasional. Dasco menegaskan, program di daerah harus selaras dengan arah pembangunan nasional, namun tetap berakar pada kebutuhan lokal.
“Gerindra adalah partai besar yang punya tanggung jawab besar. Kita harus menjaga kepercayaan rakyat dengan bekerja, bukan sekadar berbicara,” katanya.
Menjaga Citra dan Integritas
Tak hanya itu, Dasco menyinggung soal citra partai. Menurutnya, setiap kebijakan yang dibuat oleh kepala daerah kader Gerindra akan melekat langsung pada nama partai. Jika kebijakan tersebut pro-rakyat, citra Gerindra akan menguat. Sebaliknya, jika kebijakan dianggap memberatkan masyarakat, reputasi partai juga yang akan terkena dampaknya.
Oleh karena itu, ia mendorong setiap kader untuk berpikir matang sebelum mengeluarkan kebijakan, termasuk dengan mendengarkan aspirasi rakyat secara langsung. Kunjungan ke pasar, desa, sekolah, dan pusat-pusat pelayanan publik disebutnya sebagai cara efektif memahami persoalan riil di lapangan.
Pemimpin yang Dicintai
Pernyataan Dasco ini disambut positif oleh peserta Bimtek. Beberapa kepala daerah yang hadir bahkan mengakui bahwa pesan tersebut menjadi pengingat penting di tengah derasnya arus politik dan tekanan birokrasi.
Di akhir sambutannya, Dasco mengutip pesan yang sering diulang oleh Prabowo Subianto: “Kekuasaan itu amanah, bukan hak. Siapa yang bisa menjaga amanah, dialah yang akan dikenang rakyat.”
Dengan pesan ini, Ketua Harian Partai Gerindra itu berharap seluruh kepala daerah kader Gerindra mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya dihormati karena jabatannya, tetapi juga dicintai karena kebijakan dan pengabdiannya kepada rakyat.
EDITOR: REYNA
Related Posts
 - Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menetapkan preseden iklim utama dalam kasus minyak Norwegia
 - Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza
 - DI dan PRRI Adalah Jamu Dosis Tinggi Bagi NKRI
 - Pengamat Kebijakan Publik Ngawi Minta Rizky Mundur, Spanduk Protes Menyebar di Desa Tirak
 - Radhar Tribaskoro: Demokrasi Retorika
 - Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (76 ): Menerima Kunjungan Abu Bakar Ba’asyir
 - Siapa Yang Gila (2)
 - Kesederhanaan dan Keteladanan Sri Sultan HB X
 - Siapa Yang Gila (1)
 - Bersumpah Pemuda Masa Kini



No Responses