Oleh: Sutoyo Abadi
Teror yang sudah biasa bagi kita, tidak terlalu mempengaruhi kita ( Juvenal : Abad kedua SM ).
Fabel memberitahu bahwa “membatasi diri dengan taktik yang itu itu saja tidak selalu perlu. Kalau kita mampu beradaptasi terhadap keadaan, kita lebih dapat melepaskan diri dari bahaya” ( Fabel, Aesop, Abad ke enam SM )
Mantan Presiden Jakowi dengan keterbatasan ilmu dan selama ini hanya bertindak atas remot dari luar dirinya. Dalam mempertahankan pengakuan dirinya bahwa ijazahnya asli, terus bertahan dengan taktik masa lalunya, dikendalikan oleh sukses rekayasa kebohongan dan kebiasaan tipuannya selama ini.
Jokowi dengan Parcoknya sedang mempraktekkan dengan cara lama merasa masih memiliki kekuatan untuk mengkriminalisasi lawan politiknya dan dalam taktik ahirnya akan memenjarakan. Pasti akan gagal total
“Jangan pernah menganggap sukses – sukses di masa lalu akan terulang di masa depan” (Robert Greene : 50)
Jokowi dan Parcoknya benar benar tolol bahwa situasi sudah berubah. Saat ini pertarungan tentang dugaan ijazah palsunya telah di ambil alih rakyat.
Dua belas aktifitas yang sedang berjuang membela kebenaran melawan kebohongan Jokowi, adalah aktifitas yang gagah berani mewakili suara rakyat.
Terdapat 12 nama yang tertera dalam surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) : Eggi Sudjana, M Rizal Fadilah, Kurnia Tri Royani, Ruslam Effendi, Damai Hari Lubis, Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, Abraham Samad, Michael Benyamin Sinaga, Nurdian Noviansyah Susilo dan Ali Ridho alias Aldo
Mereka masing – masing memiliki kecerdasan dan keberanian luar biasa, dalam bahasa yang berbeda satu makna “tidak ada kata mundur untuk melawan kezaliman, ketidak adilan – semua bertekad selesaikan sampai tuntas”.
Medan pertempuran sudah bergeser bukan hanya soal dugaan ijasah asli, tetapi ada kekuatan jahat yang bersembunyi di balik ijazah Jokowi.
Hal ini di tandai persoalan yang sangat sederhana, Jokowi tunjukkan ijazah yang diakui asli, tetapi terus di sembunyikan. Ini sinyal ada masalah besar menyangkut dampaknya yang akan merembet kemana- mana.
Rismon Sianipar, Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, Abraham Samad dkk., sangat paham bahwa Pemikiran politik dan naluri politik akan terbukti sendiri secara teori maupun praktis dalam kemampuan membedakan kawan dan lawan. Poin – poin tinggi politik adalah sekaligus momen dimana musuh dalam kejelasan konkret dikenali sebagai musuh.
Para pendekar kita juga siap perang karena “Tanpa perang, manusia terperangkap dalam kenyamanan dan kekayaan, karena kehilangan kapasitas untuk pemikiran dan perasaan besar, mereka menjadi sinis dan merosot menjadi barbar”. ( Fyodor Dostoyevsky : 1821 – 1881 )
Para pejabat negara saat ini sedang tenggelam dalam situasi menjadi sinis tidak peduli lagi dengan rakyat yang telah di buat menderita setelah selama sepuluh tahun negara dikendalikan oleh Presiden yang diduga ijazahnya palsu.
Rismon Sianipar, Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, Abraham Samad dkk., dengan dukungan penuh rakyat akan memenangkan pertempuran menyelamatkan Indonesia.
Alam telah memutuskan bahwa apa yang tidak sanggup membela diri takkan dibela (Ralph Waldo Emerson ( 1803 – 1882 )
Dalam situasi yang sudah berubah Parcok hanya ada dua pilihan mundur atau harus terbakar.
Secara pribadi sebagai rakyat kecil yang merasa telah mengikuti perjuangan politiknya sejak maju sebagai Cawapres dan Capres dua kali saya sayang Presiden Prabowo Subianto, kembalilah pada Jati dirinya. Kalau tetap akan menjadi Tim Jokowi, akan terbakar bersama Jokowi, waktu kebakaran sudah dekat.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih

Rupiah Menguat Tipis, Tapi Harga Sembako Naik: Fenomena Ekonomi Dua Wajah

Koalisi Retak di Tengah Jalan: Sinyal Panas dari Istana Menjelang Reshuffle Kabinet

Air minum di Teheran bisa kering dalam dua minggu, kata pejabat Iran



No Responses