Daniel M Rosyid: Reformasi Yang Gagal dan Glembuk Solo

Daniel M Rosyid: Reformasi Yang Gagal dan Glembuk Solo
Deklarasi KITA di Rumah Peneleh Surabaya, Jumat (5/9/25)

Oleh: Daniel Mohammad Rosyid @KITA

Kaum sekuler kiri dan liberal radikal masih saja tidak mau mengakui kegagalan reformasi justru karena UUD 2002 yang dilahirkannya sendiri. Demokratisasi berubah menjadi korporatokrasi, desentralisasi kini berubah arah menjadi resentralisasi, dan pemberantasan korupsi hingga 25 tahun berlalu justru menjadi tsunami yang meluluhlantakkan investasi.

Sementara UUD 18/8/45 sudah dikubur dibawah kaki mereka, ummat Islam bahkan terus difitnah seolah akan mengganti UUD 18/8/45, dituding intoleran, anti-NKRI, bahkan anti-Pancasila.

Sisa-sisa kaum reformis diam-diam masih terus menjalankan operasi glembuk sejarah ala Solo. Kedaulatan rakyat, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dirampas segera setelah MPR didegradasi sebagai lembaga tertinggi negara. Lalu hikmah digusur duit, musyawarah diganti voting, dan perwakilan diganti keterpilihan.

Akibatnya berbagai maladministrasi publik, jual-beli hukum, gaya hidup hedonistik, dan korupsi marak makin memuakkan rakyat. Rakyat mulai merasa diperlakukan tidak adil, dikibuli bahkan dikhianati oleh elite2 politik yang bersembunyi di partai2 politik di DPR, sementara polisi hanya menjadi alat kekuasaan belaka.

Saat KAMI masih berputar-putar di sekitar filsafat sebagai gerakan moral, KITA – Konsolidasi Indonesia Tegakkan Amanat 45- yang telah dideklarasikan di Surabaya Jumat saat Maulid Nabi kemarin menolak glembuk Solo, lalu menaikkan agenda perubahan fundamental ke tingkat politik nyata agar presiden segera mengambil langkah terobosaan politik- hukum berupa Dekrit Presiden Melaksanakan Amanat UUD 18/8/1945.

KITA -sebagai jejaring terbuka- segera bergerak mengkonsolidasikan semua aspirasi, kompetensi, dan aksi rakyat semesta dalam sebuah Musyawarah Perwakilan Rakyat Semesta (MPRS) di kompleks parlemen Senayan dalam waktu tidak lama lagi.

Jagad politik Republik kini makin pengap diawaki oleh para bandit, badut dan bandar politik. Tingkah dan aksi glembuk, gendham dan copet kedaulatan rakyat terus terjadi luput dari analisis para pengamat. Kini time is running thin for president elect Prabowo untuk berani segera membersihkan pliket UUD2002 agar Garuda bisa terbang tinggi, selamat dari Naga dan Gajah yang selalu mengintai untuk menghabisinya.

Rumah Peneleh, Surabaya, 6 September 2025

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K