Oleh: Yusuf Blegur
Ketidakpercayaan publik terhadap keaslian ijazah Jokowo, berbanding lurus terhadap ketidakpercayaan rakyat pada negara
Soal ijazah, ini bukan tentang menang atau kalah. Bukan juga tentang perbuatan yang beresiko meraih keberhasilan atau menyebabkan penderitan.
Gugatan ijazah palsu Jokowi yang awalnya dimotori Prof Egi Sujana dan kemudian menjadi lebih akumulatif oleh Dr. Roy Suryo dan Dr. Rismon Sianipar cs. Bisa saja seperti perjuangan yang menghadapi tembok besar. Bukan hanya sulit ditembus namun bisa berbalik dan menjadi bomerang bagi Roy Suryo cs, seperti yang sekarang terjadi membuat mereka menjadi tersangka.
Skandal ijazah palsu Jokowi, merupakan sebuah kejahatan moral dan hukum dari rekayasa konspiratif dan manipulatif yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Tak hanya melibatkan Jokowi, beberapa penyelenggara pemerintahan mulai dari institusi pelayanan publik, intelejen dan keamanan negara hingga dunia pendidikan yang penting dan strategis serta politisi dan partai politik, terlibat dan setidaknya mengetahui sejak perencanaan, pembuatan dan sampai menjadi aib nasional saat ini.
Bisa dibilang, mempersoalkan ijazah palsu Jokowi dari mulai menjabat presiden hingga purna bakti, menjadi equivalen dengan menggugat negara. Pasalnya beberapa pemangku kepentingan publik dan pejabat tinggi yang merepresentasikan negara, turut terlibat dan berkontribusi melahirkan ijazah palsu dan penggunaannya sebagai persyaratan menjadi walikota dan gubernur hingga presiden yang sukses diraih Jokowi.
Jokowi menjadi presiden dengan segalan tindak-tanduk dan kebijakan dilandasi oleh kepalsuan ijazahnya dan melibatkan orang-orang, kelompok dan institusi yang menjadi representasi negara.
Jadi kalau ada pertanyaan akankah inisiatif mediasi antara Jokowi dan penggugat ijazah palsunya, akan disambut baik oleh Roy Suryo cs?. Biarlah Roy Suryo cs yang menentukan sikapnya secara jernih dan matang.
Sekumpulan akademisi, para pakar dan pelbagai aktivis pergerakan itu, pastilah menyadari konsekuensi dari apapun pilihannya. Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan yang dilakukan Roy Suryo cs itu, hanya menyisakan dua pilihan, kompromi demi alasan stabilitas dan kondusifitas negara atau menderita mempertahankan idealisme dan keyakinan perjuangan.
Ujung skandal ijazah Jokowi, mediasi atau revolusi?.
Biarlah sejarah yang menceritakannya dan tetap tersimpan dalam hati sanubari.
Whallahu a’lam bishawab
EDITOR: REYNA
Related Posts

Agar Tidak Jadi Korban Kriminalisasi, Faizal Assegaf Sarankan Tempuh Mediasi Dalam Kasus Ijazah Jokowi

Gibran Diarena KTT G-20 : Adakah Dialog?

Ijazah Jokowi Sebagai Barang Langka dan Politik Konservasi Dokumen

Sidang Kedua Mediasi Kasus Perangkat Desa Tirak Temui Jalan Buntu

Guru Sebagai Co-Regulator: Menemani Luka Sunyi Anak Tanpa Mengambil Alih Peran Orang Tua

Yahya Zaini Wakil Ketua Komisi IX DPR: “Kematian Irene Sokoy Adalah Tragedi Negara, Bukan Sekadar Kelalaian Rumah Sakit”

Menyelami “Mens Rea” Polisi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (7): Diplomat Dunia Islam dan Pembela Bosnia Dari Genoside Serbia

Jangan biarkan penguasa bebas menjual kedaulatan negara

Indonesia Bisa Jadi Singapura Kedua



No Responses