Amerika Resmi Ikut Israel Berperang Melawan Iran

Amerika Resmi Ikut Israel Berperang Melawan Iran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Amerika Serikat akhirnya resmi ikut perang nya Israel melawan Iran. Sebelumnya ketika lusinan pesawat tempur Israel pertama kali membom Iran pada hari Juma’at tanggal 13 Juni 2025 lalu yang juga menewaskan beberapa jendral angkatan perang Iran; presiden AS Donald Trump mengaku “tidak tahu menahu” tentang serangan itu. Iran (dan masyarakat dunia) tidak mempercayai pernyataan Donald Trump itu karena Amerika Serikat sejatinya membantu penuh Israel untuk melakukan penyerangan pusat-pusat nuklir Iran dan membunuh para petinggi militer Iran.

Namun akhirnya masyarakat dunia mengetahui bahwa Amerika Serikat ikut Israel yang sedang berperang melawan Iran dimana pesawat tempur Amerika menjatuhkan bom di tiga situs nuklir di Iran pada hari Sabtu tanggal 21 Juni 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan, memerintahkan militer AS langsung ke dalam perang setelah berhari-hari ketidakpastian tentang apakah dia akan campur tangan.

“Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran,” katanya dalam sebuah posting di media sosial, menambahkan bahwa “muatan penuh” bom telah dijatuhkan di Fordo, fasilitas bawah tanah yang dibentengi ketat di Iran yang sangat penting untuk program nuklirnya. “Semua pesawat aman dalam perjalanan pulang.” Tiga situs yang menurut Trump dihantam Sabtu malam termasuk dua pusat pengayaan uranium utama Iran: fasilitas pegunungan di Fordo dan pabrik pengayaan yang lebih besar di Natanz, yang diserang Israel beberapa hari lalu dengan senjata yang lebih kecil. Situs ketiga, dekat kota kuno Isfahan, adalah tempat Iran diyakini menyimpan uranium yang diperkaya hampir dengan tingkat bom, yang dilihat oleh inspektur hanya dua minggu lalu.

Setelah seminggu sinyal campur aduk, Trump, yang telah lama bersumpah untuk menjauhkan Amerika dari “perang selamanya” di luar negeri, memberi wewenang kepada pasukan AS untuk menyerang instalasi nuklir Iran yang paling kuat di bawah tanah. Tujuannya, kata pejabat AS dan Israel, adalah untuk mencegah Iran membangun bom nuklir.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim mengingat sifat sensitif dari informasi tersebut, mengatakan bahwa beberapa pembom B-2 melakukan serangan itu.
Tiga pejabat senior Iran, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum, mengatakan bahwa mereka yakin pasukan AS telah mengebom Fordo dan Natanz sekitar pukul 2.30 pagi di Iran.

Selama berhari-hari, Trump telah mempertimbangkan apakah akan menyediakan Israel amunisi kuat yang dibutuhkan untuk menghancurkan fasilitas di Fordo. Hanya bom Amerika yang dikenal sebagai bunker buster yang diyakini siap untuk pekerjaan itu, dan hanya pesawat Amerika yang dapat mengirimkannya. Beberapa hari yang lalu, pemerintahan Trump tampaknya berniat menjauhkan diri dari konflik. “Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan itu,” kata Menteri Luar Negeri Marco Rubio.

Tetapi Trump, ketika dia tidak mendesak pembicaraan damai, mulai terdengar semakin agresif. Pada hari Selasa, dia bahkan membuat ancaman langsung terhadap pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan mengatakan bahwa “kami tahu persis di mana” dia berada dan menyebutnya “sasaran empuk.” Dia berkata, “Kami tidak akan membawanya keluar (membunuh!), setidaknya untuk saat ini.” Tetapi dia memperingatkan, “Kesabaran kami semakin tipis.”Trump menyerukan Iran untuk menyerah total.

Keputusan Donald Trump untuk menyerang Iran itu bertentangan dengan laporan kepala lembaga mata-mata Amerika Serikat Tulsi Gabbard bahwa tidak ada bukti Iran membangun senjata nuklir. Memang Iran berkali-kali mengatakan bahwa negaranya tidak membuat senjata nuklir tapi untuk kepetingan sipil. Presiden Trump pada hari Jumat tanggal 20 Juni 2025 direktur intelijen nasionalnya, Tulsi Gabbard, “salah” ketika dia bersaksi pada bulan Maret bahwa Iran tidak membangun senjata nuklir, menandai kedua kalinya dalam seminggu presiden menolak penilaian direktur intelijen yang dipilihnya.

Pada bulan Maret 2025, Gabbard bersaksi di Capitol Hill bahwa AS “terus menilai bahwa Iran tidak membangun senjata nuklir dan Pemimpin Tertinggi Khamenei belum mengizinkan program senjata nuklir yang dia tangguhkan pada tahun 2003.” Gabbard kemudian bersikeras dia dan presiden memiliki pendapat yang sama.
Presiden sebelumnya menolak kesaksian Gabbard awal pekan ini, dalam perjalanan kembali dari KTT G7 di Kanada. Seorang wartawan mengatakan pada Trum bahwa Gabbard bersaksi pada bulan Maret bahwa komunitas intelijen mengatakan Iran tidak membangun senjata nuklir. “Saya tidak peduli apa yang dia katakan,” kata presiden kepada wartawan di atas Air Force One.

Hari-hari ini masyarakat dunia menanti dengan tegang apa reaksi Iran terhadap serangan sepihak AS itu. Sebelumnya para pemimpin Iran memperingatkan bahwa Iran akan melawan dengan cara apapun bila AS ikut Israel menyerang negaranya. Iran akan membumi hanguskan kepentingan AS di wilayah Timur Tengah. Milisi Houthi di Yaman juga mengumumkan ancaman yang sama.

Dunia juga menunggu reaksi Rusia, Cina dan Pakistan sahabat Iran apakah ketiga negara yang memiliki banyak senjata nuklir itu akan terjun di medan perang membantu Iran melawan Israel dan AS.

Dan apakah ini pertanda dimulai Perang Dunia III?
Wallahu Alam.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K