Amin, Dua Sais Tumbu Dapat Tutup

Amin, Dua Sais Tumbu Dapat Tutup

Oleh : Agus Mualif Rohadi

 

Barangkali benar adanya dugaan bahwa kemunculan capres di luar koalisi pemerintah tidak dikehendaki Penguasa. Skenarionya diawali dengan memasukkan PAN dalam kabinet sehingga menutup peluang dua partai oposisi yang tersisa memunculkan jago dalam pilpres.

Namun terbukti bahwa penyusunan skenario tersebut tidak melibatkan semua partai dalam koalisi pemerintah, yaitu ketika Nasdem tiba tiba bergabung dengan oposisi memunculkan Anies sebagai capres. Nasdem melompat dengan mengambil semua resiko yang harus diterima. Kemudian disusul PKB juga melompat mengikuti Nasdem meskipun berakibat Demokrat terpelanting karena tidak mau mengkompromikan agendanya.

Lompatan dua partai itu juga membuktikan bahwa kedua pimpinan partai tersebut kebal terhadap intimidasi ancaman penjara. Maka secara mengejutkan muncullah pasangan Amin, akronim dari Anies Muhaimin.

Prabowo dan Ganjar jauh jauh hari telah dipromosikan secara gencar oleh Presiden. Keduanya mungkin sejak awal diskenariokan oleh penguasa sebagai dua capres yang akan dipertandingkan tanpa ada lawan dari pihak lain. Propagandanya bahkan mengerahkan banyak lembaga survey merangkap konsultan politik dan ahli propaganda berkedok ilmiah yang propaganda surveynya disebar luaskan oleh jaringan pendukung melalui berbagai media sosial dan elektronik. Berbagai program pemerintahpun digunakan untuk mempropagandakan Prabowo dan Ganjar. Sedang Anies ditempatkan sebagai figuran jauh diurutan ketiga. Pemunculannya dimaksudkan untuk menunjukkan seolah akan muncul sebagai calon ketiga sehingga nampak proses demokrasi berjalan normal, padahal diskenariokan tidak bisa ikut kontestasi pilpres.

Namun ternyata skenario tersebut buyar dengan kemunculan Amin sehingga membuat dua orang yang dipropagandakan tersebut harus sungguh sungguh berhadap hadapan yang mengakibatkan pecahnya koalisi pemerintah. Megawati langsung mengikat kuat Ganjar sehingga tidak bisa disentuh Presiden. Tetapi Presiden jauh hari juga sudah mempunyai plan B yang terukur sehingga muncul pasangan Prabowo Gibran.

Koalisi Nasdem dengan oposisi ternyata juga tidak mudah. Partai Demokrat nampak mempunyai agenda yang tidak segera bisa diterima. Sering kali Demokrat mendesakkan agendanya disertai ungkapan kecurigaan. Kondisi koalisi yang menunjukkan tidak dalam satu tujuan.

Ketika Muhaimin lengkap dengan dukungan partainya masuk dan langsung dijadikan pasangan Anies, berakibat partai Demokrat dengan penuh kemarahan dan hujatan keluar dari barisan koalisi Anies. Berarti memang Demokrat sejak awal mempunyai agenda dan kalkulasi yang tidak singkron dengan agenda dan kalkulasi partai Nasdem dan PKS. Demokrat pergi dengan melempar omelan kemarahan mencari tempat berkumpul lainnya. Demokrat bersedia menjadi partisipan koalisi yang lain dengan munurunkan tuntutan.

Tumbu adalah wadah dari anyaman bambu berbentuk seperti mangkuk kotak persegi yang kemudian memperoleh tutup sebagai pasangannya dengan bentuk yang sama yang juga dari anyaman bambu, yang keduanya kemudian dapat saling menutup dengan pas, rapat dan tidak mudah terbongkar karena bentuk anyamannya membuat saling menggigit melekat.

Tumbu dapat tutup itu adalah untuk menggambarkan pasangan Aneis Muhaimin dengan akronim Amin, sebagai pasangan yang pas dan serasi. Baik Anies maupun Muhaimin adalah sesama sosok religius nasionalis. Namun masing masing mempunyai segmen pemilih yang berbeda sesuai latar belakang historis dan peristiwa politik yang mengiringi karir politik masing masing, sehingga keduanya dapat berpasangan untuk menjangkau arae yang luas dan cukup dalam dari kecenderungan segmen politik masyarakat.

Terbukti pasangan Amin langsung mendapatkan sambutan antusias masyarkat sehingga dapat menciptakan momentum cukup kuat untuk melompat. Dengan cepat dan singkat pasangan ini dapat mengejar dan mengimbangi Prabowo dan Ganjar yang jauh jauh hari telah di propagandakan.

Monentum Amin yang kuat membuat koalisinya dapat bekerja sama serasi membangun sinergi yang pas tanpa ada kekuatiran muncul gesekan karena berebut pemilih dalam konstituen. Partai koalisi Amin dapat bersatu ibarat burung yang mengepakkan kedua sayapnya secara seimbang tanpa ragu tanpa takut terjadi saling berebut cocktail effect pasangan yang diusungnya.

Nasdem di sayap kiri sebagai partai berkecenderungan nasionalis, PKS di sayap kanan sebagai partai berkecenderungan religius, dan PKB persis berada ditengah sebagai partai yang mempunyai brand sebagai partai religius nasionalis.

Pasangan Amin bahkan terlihat memgambil jarak menjauh dari peristiwa keributan saling serang antara dua koalisi partai capres cawapres lainnya. Pasangan Amin juga nampak tampil percaya diri dengan kapabilitasnya untuk berhadapan dengan dua kompetitornya dalam forum apapun.

Namun kemampuan logistik dan dukungan finansial partai koalisi Amin kalah jauh dibanding partai koalisi pengusung pasangan Prabowo Gibran dan Ganjar Mahfud. Amin harus mampu membuat strategi hemat biaya tanpa mengurangi ruang cakupan dan jangkaun kampanye pilpres.

TERKAIT :

Amin harus mampu merekrut pendukung yang bersedia berswadaya menggerakan masyarakat. Kelihatannya Amin akan memilih dan mengandalkan strategi yang secara cepat dapat menumbuhkan gerakan masyarakat. Bukan menggunakan startegi mobilisasi masyarakat yang menuntut biaya tinggi. Strategi baru yang belum pernah diterapkan dalam gelaran pilpres sebelumnya.

Jika menang dalam kontestasi pilpres ini, Amin dengan modal kondisi internal koalisinya yang kompak berpeluang menciptakan pola leadership baru. Sesuai dengan kekuatannya, Amin sangat mungkin mengembangkan pola kepemimpinan dua sais dengan rivalitas pada masa SBY – JK menjadi dua sais menyatu dalam tumbu dapat tutup, dan bukan pula dua sais berbasic simbiosis dua kekuatan.

Sejak awal maju pilpres, Anies mengangkat tema keadilan yaitu kesetaraan dalam berbagai bidang. Hal itu pasti akan diterapkan dalam pola kepemimpinan pemerintahannya.

Meskipun Anies mempunyai kewenangan lebih sesuai konstitusi dibanding Muhaimin, namun Anies sepertinya akan memberikan kesempatan kepada Muhaimin untuk menunjukkan kapabilitasnya dalam penyatuan kepemimpinan. Anies telah menyatakan bahwa cawapresnya mempunyai kapabilitas kepemimpinan setara dengan dirinya.

Anies adalah tumbu yang memperoleh Muhaimin sebagai tutupnya. Dua duanya harus menyatu seperti tumbu dapat tutup sehingga menjadi wadah yang melindungi isinya.

Dua Sais Kabinet Tumbu Dapat Tutup adalah kepemimpinan by design berupa kesepakatan platform kepemimpinan dua sais yang menjadi wadah penyatuan atas pembagian peran dari seperangkat prinsip dan praksis politik pembangunan.

Bukan dua Sais yang berebut peran kepemimpinan berdasarkan proporsi kekuatan basis politik yang memunculkan rivalitas dalam tubuh pemerintahan maupun dua sais hasil simbiosis kekuatan.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K